Studi: Mecin Bisa Jadi Kunci Pola Makan Sehat

12 Juli 2018 7:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi MSG (COVER) (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi MSG (COVER) (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Konotasi negatif sering dialamatkan pada mecin atau monosodium glutamate (MSG). Padahal, MSG ini bisa menjadi kunci dalam menerapkan pola makan sehat, menurut studi terbaru dari AS.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini memang belum ada bukti kuat bahwa MSG berbahaya bagi tubuh. Penelitian terakhir hanya menyinggung komponen sodium dalam MSG tidak lebih berbahaya dibanding garam.
Kesan MSG tak berbahaya semakin kuat, setelah muncul hipotesis baru dari riset anyar yang dipublikasikan di jurnal Nature Neuropsychopharmacology. Studi itu menyimpulkan bahwa mereka yang tak konsumsi MSG akan sulit menjaga pola makan sehatnya.
Chinesse Food mengandung MSG yang tinggi (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Chinesse Food mengandung MSG yang tinggi (Foto: Pexels)
Dalam studi tersebut, Miguel Alonso-Alonso, peneliti dari Harvard Medical School, dan timnya melakukan penelitian pada 30 orang perempuan berusia antara 18 hingga 30 tahun.
Mereka diberi kesempatan untuk menikmati makan sepuasnya, sementara para peneliti mempelajari gerak mata serta respons otak peserta.
Dilaporkan oleh Alonso-Alonso, MSG memang tidak menurunkan konsumsi kalori secara signifikan, tapi MSG menyebabkan mereka mengkonsumsi makanan yang lebih sehat. Secara khusus, mereka mengurangi makanan mengandung lemak jenuh.
ADVERTISEMENT
Selain itu, efek tersebut terlihat jauh lebih besar di antara perempuan yang mengaku bahwa mereka adalah seseorang yang memiliki kekurangan dalam mengontrol dirinya saat makan.
Generasi micin (Foto: Mela Nurhidayati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Generasi micin (Foto: Mela Nurhidayati/kumparan)
Dari data yang didapat saat mempelajari gerak mata para peserta studi, ditemukan juga bahwa setelah memakan MSG, para peserta menjadi lebih memilih untuk mengkonsumsi makanan yang telah mereka cicipi sebelumnya.
Sementara di otak para peserta, tepatnya di bagian korteks prefrontal sebelah kiri, bagian otak yang sebelumnya telah dihubungkan dengan kontrol diri saat memilih makanan, ditemukan menjadi lebih aktif setelah mengonsumsi MSG.
Batasan dalam studi
Namun demikian, Alonso-Alonso menjelaskan bahwa mereka belum memahami secara pasti mekanisme atas temuan ini. Sementara ini para peneliti menduga bahwa hal tersebut terjadi akibat perut merasakan adanya glutamate.
ADVERTISEMENT
Selain itu, jumlah relawan studi yang hanya 30 orang dinilai masih sedikit. Tim ilmuwan juga hanya mempelajari para peserta dalam satu kali makan saja, jadi tidak diketahui apakah efek yang ditemukan bisa menghilang atau berkurang jika seseorang sering mengkonsumsi MSG.
Jadi, dengan adanya riset ini bukan berarti kita bisa dengan bebas mengonsumsi MSG secara berlebihan. Sebab diperlukan studi tambahan lain untuk mendukung hasil temuan ini, dan juga segala sesuatu yang berlebihan termasuk mecin, tentulah tidak baik bagi tubuh kita.