news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Studi: Tidur di Akhir Pekan Bisa Kurangi Risiko Kematian Dini

25 Mei 2018 9:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengubah jam tidur mencegah jet lag (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Mengubah jam tidur mencegah jet lag (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
Bagi mereka yang setiap Senin sampai Jumat memiliki agenda aktivitas yang padat dari pagi hingga malam, bisa tidur saat puasa di akhir pekan adalah suatu kenikmatan tersendiri.
ADVERTISEMENT
Tak hanya memberikan kenikmatan, ternyata menurut sebuah studi, tidur di akhir pekan juga bisa membantu seseorang menghindari kematian dini.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam Journal of Sleep Research itu, para peneliti menemukan bahwa mereka yang tidur kurang dari lima jam mengalami tingkat kematian yang tinggi. Namun jika mereka berhasil mengganti jam tidur mereka saat akhir pekan, tingkat kematian itu menurun.
"Asumsi dalam studi ini adalah tidur lebih banyak saat akhir pekan adalah tidur pengganti," ujar Torbjörn Åkerstedt, peneliti dari Stockholm University, seperti dilansir Science Alert.
Sebenarnya telah ada beberapa studi yang mempelajari hubungan antara tidur dan kesehatan kita, namun seringkali keseimbangan antara tidur di hari kerja dan akhir pekan tidak diperhitungkan.
com-Selfie Tidur (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Selfie Tidur (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Studi yang Dilakukan
Hal tersebutlah yang membuat para peneliti melakukan studi ini. Dalam studi ini, mereka mempelajari data tidur yang didapat dari laporan 38.015 orang.
Tim peneliti juga memperhitungkan faktor-faktor seperti gender, berat badan, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan juga apakah ia seorang perokok.
Mereka menemukan bahwa orang-orang dengan usia di bawah 65 tahun yang tidur kurang dari lima jam tiap pekannya memiliki 65 persen tingkat kematian lebih tinggi, dibandingkan mereka yang tidur enam atau tujuh jam tiap malam.
Temuan ini juga berdasarkan dari data kematian yang direkam selama 13 tahun. Tapi perlu dicatat, hanya faktor tidurlah yang diperhitungkan dari awal periode 13 tahun tersebut.
Terlalu Banyak Tidur Juga Membunuh
ADVERTISEMENT
Dalam studi ini para peneliti juga menemukan bahwa mereka yang tidur lebih dari sembilan jam tiap malamnya, juga memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi.
Para peneliti menduga, ada kemungkinan menghabiskan banyak waktu di tempat tidur memiliki hubungan dengan banyak masalah kesehatan lain.
Ilustrasi Tidur yang Cukup (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tidur yang Cukup (Foto: Thinkstock)
Masih Agak Diragukan
Meski memiliki data yang cukup besar, hasil studi ini masih diragukan peneliti lain. Michael Grandner, peneliti dari University of Arizona yang tidak terlibat dalam studi ini, mengatakan kepada The Washington Post bahwa sebaiknya kita tidak bergantung pada tidur di akhir pekan untuk mengganti jam tidur yang hilang di hari kerja.
Ia mengumpamakan hal tersebut seperti makan salad sayuran setelah memakan beberapa burger daging. Tentu saja salad sayuran itu sehat, tapi tidak dapat menghilangkan semua dampak negatif yang tubuh dapatkan dari burger daging.
ADVERTISEMENT