Suara Bising Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

8 Februari 2018 19:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suara pesawat terbang menghasilkan polusi suara. (Foto:  Arpingstone via Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Suara pesawat terbang menghasilkan polusi suara. (Foto: Arpingstone via Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Suara pesawat yang melintas, suara sirine, atau suara gerungan mesin mungkin sudah biasa kita dengar atau bahkan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita.
ADVERTISEMENT
Tapi ternyata, suara-suara bising seperti ini bisa mengganggu kesehatan jantung, terutama bila kita mendengarnya di malam hari.
Sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan di Journal of the American College of Cardiology membahas hubungan antara polusi suara seperti ini dengan meningkatnya risiko berbagai penyakit jantung seperti hipertensi dan gagal jantung.
Suara bising dapat mengganggu tidur yang akan berdampak buruk pada kesehatan. Selain itu, setelah mendengar suara-suara bising, tubuh akan merasakan stres dan melepaskan hormon yang menyebabkan kerusakan jantung.
“Orang akan mengatakan kalau suara bising itu menyebalkan 10 tahun yang lalu, tapi sekarang kita juga harus memikirkan kesehatan kita, terutama jantung,” kata Thomas Munzel, penulis studi ini, kepada The Washington Post.
Penyakit jantung pada kaum milenial (Foto: Dok. Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Penyakit jantung pada kaum milenial (Foto: Dok. Thinkstock)
Meskipun sebenarnya studi ini tidak membuktikan suara keras bisa menyebabkan sakit jantung, Munzel mengatakan polusi suara merupakan faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit jantung, sama seperti kolesterol tinggi dan obesitas.
ADVERTISEMENT
Munzel juga mengatakan, polusi suara dapat meningkatkan hormon stres karena komunikasi dan tidur yang terganggu.
Sampai beberapa waktu kemudian, suara seperti ini akhirnya dapat meningkatkan kolesterol, tekanan darah, dan detak jantung yang kemudian menyebabkan penyakit jantung.
Tak hanya penyakit jantung, Munzel mengatakan polusi suara dalam jangka panjang juga berhubungan dengan depresi dan kepanikan, juga masalah perkembangan kecerdasan pada anak.
Polusi Suara Bukan Faktor Tunggal
Para peneliti dalam studi ini mengatakan, ada banyak faktor lain yang dapat menyebabkan penyakit jantung, bukan hanya suara bising.
Misalnya, orang-orang yang tinggal di wilayah padat penduduk, selain cenderung terganggu oleh polusi suara juga terganggu oleh polusi udara yang juga dapat menyebabkan penyakit jantung.
Dan orang-orang yang tinggal di wilayah padat juga memiliki status sosioekonomi berbeda, yaitu mereka tidak memiliki akses yang sama terhadap fasilitas kesehatan dan makanan sehat.
ADVERTISEMENT
Namun begitu, Steve Kopecky, dosen kedokteran spesialis penyakit jantung di Mayo Clinic, menegaskan bahwa suara bising memang dapat mempengaruhi kesehatan jantung.
Peringatan WHO
World Health Organisation (WHO) pernah menyebut polusi suara yang menyebabkan gangguan tidur, gangguan jantung, dan kinerja yang lebih buruk di sekolah dan tempat kerja, sebagai ancaman yang diremehkan.
WHO menyarankan, hanya suara dengan intensitas 30 desibel yang baik untuk tidur di malam hari. Padahal, mobil saja bisa menghasilkan 70 desibel, pesawat 120 desibel, dan mesin konstruksi mengeluarkan 100 desibel suara.
“Kita tidak tahu apakah suara di atas 60 desibel bisa meningkatkan risiko sakit jantung. Kami masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui durasi polusi suara yang bisa mengganggu kesehatan (jantung), tapi kami yakin risiko (penyakit jantung) itu muncul karena paparan polusi suara selama bertahun-tahun, bukan yang hanya beberapa hari.” kata Munzel.
ADVERTISEMENT
Para ahli mengatakan,suara bising dapat memicu stres, apalagi ketika orang yang bersangkutan tak mengharapkan adanya suara bising tersebut.
Pemusnahan Knalpot Bising. (Foto: Antara/Yusuf Nugroho)
zoom-in-whitePerbesar
Pemusnahan Knalpot Bising. (Foto: Antara/Yusuf Nugroho)
Menurut Mayo Clinic, ketika seseorang merasa stres, bagian hipotalamus pada otaknya akan membunyikan alarm pada tubuh. Ginjal dan hormon seperti adrenalin dan kortisol dalam tubuh akan bereaksi.
Kopecky menambahkan, meskipun orang tidak memperhatikan suara yang terdengar, tubuh kita tetap merasakan stres. Menurutnya, peningkatan hormon akibat stres ini bisa menyebabkan kerusakan arteri yang dapat menyebabkan penyakit jantung.
Selain itu, peningkatan tekanan darah akibat stres juga dapat membuat darah menggumpal yang akhirnya juga dapat menyebabkan penyakit jantung.
Melalui hasil penelitian ini, Munzel mengajak pemerintah untuk membuat peraturan yang mencegah polusi suara demi menurunkan potensi penyakit jantung yang ditimbulkan akibat polusi suara.
ADVERTISEMENT