Teknologi Bayi Tabung Bisa Selamatkan Badak Putih Utara dari Kepunahan

5 Juli 2018 12:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Badak Putih Betina, Najin dan Fatu (Foto: Reuters/Baz Ratner)
zoom-in-whitePerbesar
Badak Putih Betina, Najin dan Fatu (Foto: Reuters/Baz Ratner)
ADVERTISEMENT
Setelah kematian badak putih utara jantan terakhir di dunia pada Maret 2018, harapan untuk menyelamatkan spesies badak ini dari kepunahan terletak pada dua badak putih utara terakhir yang tersisa di dunia serta bantuan dari teknologi bayi tabung.
ADVERTISEMENT
Najin, badak putih utara betina berusia 28 tahun, dan anaknya, Fatu, adalah dua individu terakhir yang tersisa dari spesies badak putih utara. Najin adalah anak dari Sudan, badak putih utara jantan yang telah meninggal Maret lalu.
Kini, Najin dan Fatu hidup di Ol Pejeta Conservancy di Kenya, dan dalam pengawasan penuh.
Petugas bersama Badak Putih Betina Najin dan Patu (Foto: Reuter/Baz Ratner)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas bersama Badak Putih Betina Najin dan Patu (Foto: Reuter/Baz Ratner)
Ketika Sudan mati, harapan untuk menyelamatkan spesies badak ini dari kepunahan sempat sirna, hingga akhirnya sebuah penelitian berhasil mengembangkan teknologi bayi tabung yang dapat menyelamatkan spesies ini.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications, dijelaskan bahwa para peneliti telah berhasil mengembangkan embrio hibrida untuk menyelamatkan spesies badak ini.
Peneliti menggunakan sperma dari badak putih utara jantan yang sudah dibekukan sejak tahun 2008 dan kemudian sperma tersebut digunakan untuk membuahi sel telur dari badak putih selatan hingga menjadi embrio hibrida. Embrio ini kemudian akan ditransplantasikan ke badak putih selatan betina lain yang menjadi ibu pengganti. Saat ini, embrio hibrida tersebut masih dibekukan.
ADVERTISEMENT
Sel telur dari badak putih selatan diambil dengan menggunakan sebuah alat yang memiliki panjang 152 sentimeter untuk memasukkan jarum melalui anus menuju ke jaringan ovarium.
Petugas Berupaya Agar Sudan Tetap Hidup (Foto: Reuters/Baz Ratner)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Berupaya Agar Sudan Tetap Hidup (Foto: Reuters/Baz Ratner)
Alasan mengapa bukan sel telur Najin dan Fatu yang digunakan, melainkan justru sel telur badak putih selatan adalah karena saat mengambil sel telur, badak harus dibius selama dua jam. hal ini dianggap terlalu berisiko, apalagi mereka adalah dua badak putih utara terakhir yang ada di dunia.
Sangat besar harapan agar teknologi ini bisa berhasil dalam menyelamatkan badak putih utara dari kepunahan. Namun, kalaupun teknologi ini bisa menambah kembali jumlah spesies badak putih utara di dunia, tetap dibutuhkan pengawasan, terutama agar spesies badak ini aman dari ancaman para pemburu sehingga spesies benar-benar bisa terselamatkan dari kepunahan.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada spesies dapat diselamatkan hanya dengan teknologi saja. Teknologi harus diimbangi dengan bantuan dari komunitas lokal dan para politisi,” kata Susie Ellis, executive director dari International Rhino Foundation, dilansir Washington Post.