Hasil Tes DNA Bantu Ungkap Identitas Asli Jack The Ripper

21 Maret 2019 7:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemberitaan Jack the Ripper. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Pemberitaan Jack the Ripper. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Pada dini hari 30 September 1888, mayat Catherine Eddowes ditemukan dalam genangan darah di jalan berkabut Mitre Square di London. Catherine Eddowes adalah satu dari banyak wanita lain yang diyakini telah dibunuh dan dimutilasi oleh pembunuh berantai tak dikenal yang dijuluki sebagai "Jack the Ripper".
ADVERTISEMENT
Bertahun-tahun sosok Jack The Ripper masih menjadi misteri. Identitas aslinya masih belum bisa terungkap dengan pasti.
Namun bukti DNA terbaru yang diperoleh dari selendang bernoda darah di tempat pembunuhan Eddowes, baru-baru ini telah digunakan untuk membantu mengungkap identitas asli Jack The Ripper. Hasil analisis teknologi DNA terhadap bukti DNA terbaru ini menduga kuat bahwa tersangka pembunuhan berantai akhir abad ke-19 itu adalah seorang pria yang telah lama diduga sebagai Jack the Ripper: Aaron Kosminski.
Hasil analisis terhadap bukti DNA terbaru ini telah dipublikasikan di Journal of Forensic pada 12 Maret 2019. IFLScience melansir, laporan hasil analisis DNA ini menyebutkan bahwa para ilmuwan telah melakukan analisis genetik "paling maju" dari "bukti fisik yang tersisa yang terkait dengan pembunuhan ini.”
ADVERTISEMENT
Temuan mereka menunjukkan bahwa pembunuh Eddowes mungkin adalah Kosminski, seorang tukang cukur Yahudi Polandia yang sebelumnya memang telah ditetapkan oleh pihak kepolisian sebagai salah satu tersangka utama pembunuhan berantai di London tersebut. Pendek kata, hasil analisis DNA ini menyiratkan bahwa Kosminski sangat mungkin adalah orang yang selama ini menjadi Jack the Ripper.
Ilustrasi DNA. Foto: Pixabay
Dalam riset ini para peneliti mengumpulkan informasi genetik dari para keturunan korban dan tersangka, dan setiap petugas laboratorium dan orang lainnya yang pernah bersentuhan dengan selendang sutra yang menjadi barang bukti pembunuhan tersebut.
Dari sini, mereka kemudian mencocokkan sekuensi DNA salah satu kerabat Kosminski dengan DNA mitokondria yang dikumpulkan dari noda darah selendang tersebut. Hasil analisis terhadap bukti DNA ini menunjukkan bahwa tersangka memiliki rambut gelap dan mata gelap. Hal ini ternyata cocok dengan satu-satunya laporan saksi mata tentang ciri-ciri pelaku pembunuhan maupun deskripsi fisik Kosminski.
ADVERTISEMENT
Kosminski sendiri memang telah dicurigai sebagai pembunuh berantai oleh Kepolisian Metropolitan London saat itu. Sir Robert Anderson, Asisten Komisaris yang menyelidiki kasus pembunuhan berantai itu, pernah mengatakan bahwa "seorang Yahudi Polandia" adalah salah satu tersangka yang paling masuk akal. Seorang Yahudi Polandia ini kemudian secara luas ditafsirkan oleh banyak orang sebagai sosok Kosminski.
Pada tahun 1984, Asisten Komisaris Melville Macnaghten juga pernah menulis tentang Kosminski dalam konteks Pembunuhan Whitechapel. Macnaghten mengatakan, “Dia (Kosminski) memiliki kebencian yang besar terhadap perempuan, terutama dari kalangan pelacur, dan memiliki kecenderungan pembunuhan yang kuat; dia dipindahkan ke rumah sakit jiwa sekitar Maret 1889.”
Sejak tahun 1889 Kosminski sempat keluar-masuk beberapa rumah sakit jiwa berulang kali. Rumah sakit jiwa terakhir yang menampungnya adalah Leavesden Asylum. Kosminski mulai dimasukkan ke dalam rumah sakit itu pada tahun 1894.
ADVERTISEMENT
Di rumah sakit jiwa itu, Aaron menghabiskan sisa 25 tahun hidupnya. Pada 24 Maret 1919, pria imigran Polandia yang punya lengkap Aaron Mordke Kosminski itu akhirnya meninggal dunia dalam usia 53 tahun di rumah sakit jiwa tersebut.