Teliti Air Tertua di Bumi, Perempuan Ini Raih Hadiah Sains Bergengsi

9 Mei 2019 13:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Barbara Sherwood Lollar is the recipient of the 2019 Gerhard Herzberg Canada Gold Medal for Science and Engineering for her work on ancient Earth water. (Martin Lipman/NSERC)
zoom-in-whitePerbesar
Barbara Sherwood Lollar is the recipient of the 2019 Gerhard Herzberg Canada Gold Medal for Science and Engineering for her work on ancient Earth water. (Martin Lipman/NSERC)
ADVERTISEMENT
Seorang profesor geologi dari University of Toronto mendapatkan penghargaan bertitel Gerhard Herzberg Canada Gold Medal for Science and Engineering. Medali ini meerupakan hadiah bergengsi di bidang sains dan teknik yang diberikan tiap tahunnya oleh Dewan Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknik Kanada (Natural Sciences and Engineering Research Council/NSERC).
ADVERTISEMENT
Barbara Sherwood Lollar, nama profesor perempuan ini, dianggap layak menerima hadiah bergengsi tersebut karena dia telah menemukan dan mempelajari air yang berumur miliaran tahun dan telah berkontribusi dalam pencarian kehidupan di luar Bumi. Lollar mempelajari air berusia miliaran tahun, yang ia dapat dari lokasi penambangan di Canadian Shield dan tempat-tempat lain di Bumi, untuk mempelajari air yang mungkin terkandung di planet-planet lain.
“Salah satu topik utama dalam ilmu planet adalah bahwa kita menggunakan Bumi untuk memahami proses yang mungkin terjadi di planet lain,” ujar Lollar, sebagaimana dilansir The Sciences Times.
“Dan pekerjaan yang kita lakukan… memiliki relevansi langsung dengan apa yang kita lakukan ketika kita mencari tahu proses yang terjadi di planet lain,” lanjutnya.
Barbara Lollar. Foto: Martin Lipman/NSERC
Pada tahun 2016 lalu, Lollar bersama timnya berhasil menemukan air yang diperkirakan berusia 2 miliar tahun. Air itu diyakini sebagai air tertua di Bumi. Atas penemuannya tersebut, Lollar kemudian mendapatkan penghargaan John C. Polanyi Award, juga dari NSERC.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, para ilmuwan telah menemukan bahwa kehidupan awal di Bumi berkembang tanpa memerlukan bantuan sinar matahari atau fotosintesis. Lollar dan timnya saat ini berusaha mencari tahu bagaimana kehidupan awal dapat berkembang dalam kondisi yang tidak memerlukan sinar matahari tersebut.
Lollar saat ini sedang berfokus meneliti di area dingin seperti Canadian Shield. Wilayah bentangan batuan purba tersebut dipilih untuk diteliti karena tidak mengalami pergeseran lempeng sehingga di celah-celah hidrotermalnya cenderung tak dihasilkan panas. Namun begitu, masih ada reaksi kimia yang terjadi dalam air yang berada di bawah permukaan batuan purba tersebut.
"Di mana pun Anda memiliki gradien (perbedaan panas), antara panas dan dingin --bahkan jika itu antara dingin dan dingin-- Anda masih memiliki potensi untuk menjumpai terjadinya reaksi kimia. Dan ini menyebabkan kita sedikit membuka pemikiran kita, untuk berpikir secara out of the box tentang sifat apa yang dapat menopang kelayakhunian," ujarnya.
Enceladus, a moon around Saturn, sprays water from its underground ocean into space. (NASA/JPL)
Para ahli astrobiologi dan astrofisika dapat mengambil manfaat dari hasil penelitian Lollar ini untuk mencari kehidupan di tempat-tempat yang lebih dingin di tata surya kita seperti di Mars dan di dua bulan Jupiter, yakni Europa dan Enceladus.
ADVERTISEMENT
Ketika diwawancarai pada saat menerima medali, Lollar menyatakan betapa dia merasa tersanjung bisa menerima Penghargaan Herzberg. Dia berharap bisa terus melanjutkan penelitiannya untuk mencari kehidupan di luar Bumi tersebut.
This graphic illustrates how Cassini scientists think water interacts with rock at the bottom of the ocean of Saturn's icy moon Enceladus, producing hydrogen gas. (NASA/JPL-Caltech)