Teori Stephen Hawking yang Mengubah Dunia Kosmologi

14 Maret 2018 13:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stephen Hawking. (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Stephen Hawking. (Foto: Flickr)
ADVERTISEMENT
Stephen Hawking, ahli fisika ternama, meninggal dunia pada usia 76 tahun pada hari Rabu (14/3) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya keluarga dan kerabat, dunia pun berduka karena ia adalah salah satu manusia paling jenius yang pernah hidup di dunia dan sumbangannya pada dunia kosmologi membuatnya menjadi salah satu ilmuwan terpenting di dunia.
Lalu, mengapa Hawking menjadi penting dan bagaimana ia bisa mengubah dunia kosmologi?
Sebagian besar waktu Stephen Hawking digunakan untuk meneliti lubang hitam serta teori mengenai ruang dan waktu.
Pada tahun 1970, Stephen Hawking dan rekannya, Roger Penrose menulis sebuah artikel ilmiah berjudul 'Singularities of Gravitational Collapse and Cosmology.'
Artikel ini menunjukkan bahwa Teori Relativitas Umum milik Albert Einstein membuktikan bahwa ruang dan waktu bermula saat alam semesta lahir dan akan berakhir pada lubang hitam.
Stephen Hawking (Foto: REUTERS/Lucas Jackson)
zoom-in-whitePerbesar
Stephen Hawking (Foto: REUTERS/Lucas Jackson)
Setelah menulis artikel tersebut, Hawking menemukan bahwa lubang hitam tidaklah diam seperti yang semula diperkirakan, melainkan akan terus berkembang dan memancarkan radiasi. Ia memperkirakan setelah terjadi Bing Bang, lubang hitam tercipta.
ADVERTISEMENT
Hal ini berbeda dengan pendapat para fisikawan sebelumnya, karena mereka percaya bahwa lubang hitam justru dingin dan tidak mampu memancarkan cahaya.
Selain mengatakan bahwa lubang hitam memancarkan cahaya, pada tahun 1974, Hawking juga mengatakan bahwa suatu saat lubang hitam menghilang. Untuk lubang hitam yang normal, prosesnya akan terjadi dalam waktu lama dan memakan waktu lebih banyak daripada ketika alam semesta diciptakan.
Lubang hitam yang berukuran lebih kecil akan menghilang lebih cepat dan sebelum menghilang, lubang hitam akan melepaskan energi panas yang luar biasa dalam waktu sepersepuluh detik dan kekuatannya setara dengan satu juta bom hidrogen berukuran satu megaton.
Stephen Hawking (Foto: AFP/Anthony Wallace)
zoom-in-whitePerbesar
Stephen Hawking (Foto: AFP/Anthony Wallace)
Di tahun 1982, Hawking menulis artikel berjudul 'The Development of Irregularities in a Single Bubble Inflationary Universe.' Tulisan ini menunjukkan bagaimana fluktuasi kuantum menimbulkan inflasi yang menyebabkan galaksi tersebar di alam semesta dan di dalamnya terdapat benih dari bintang, planet, dan kehidupan.
ADVERTISEMENT
Hawking terus mengembangkan kuantum teori gravitasinya. Hingga pada tahun 1983, bersama dengan Jim Hartle dari Chicago University, ia menulis artikel berjudul 'Wave Function of the Unverse' yang secara teori dapat digunakan untuk menghitung benda-benda di alam semesta yang dapat kita lihat di sekeliling kita.
Pencapaian yang kemudian membuat Hawking menjadi semakin dikenal publik terjadi pada tahun 1988, yakni ketika ia menerbitkan buku berjudul 'A Brief History of Time: From the Big Bang to Black Holes' yang merupakan buku ilmiah populer untuk membantu masyarakat umum yang bukan ahli fisika untuk lebih memahami dunia kosmologi.
Sekejap Hidup Stephen Hawking. (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekejap Hidup Stephen Hawking. (Foto: Bagus Permadi/kumparan)