Terumbu Karang di Great Barrier Reef Terus Alami Kerusakan

20 April 2018 14:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Great Barrier Reef (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Great Barrier Reef (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Akibat peningkatan suhu air laut, karang-karang di Great Barrier Reef, Australia, mengalami kerusakan parah sejak 2 tahun lalu. Tahun 2016 memang dinyatakan sebagai tahun dengan kerusakan terparah yang pernah dialami kawasan kumpulan terumbu karang terbesar di dunia tersebut.
ADVERTISEMENT
Terjadi pemutihan besar-besaran yang menyebabkan ukuran karang di sana kian menyusut. Akibatnya, Great Barrier Reef kehilangan 30 persen terumbu karang dan pada tahun 2017, 20 persen terumbu karang mati.
Rusaknya terumbu karang ini dipastikan akan membawa perubahan besar pada makhluk hidup yang berada di wilayah Great Barrier Reef.
Penelitian yang dipublikasikan di Nature itu menunjukkan bahwa kerusakan terumbu karang membuat fungsinya jadi menurun dalam ekosistem di Great Barrier Reef.
Great Barrier Reef penting untuk ekosistem. (Foto: Csharker via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Great Barrier Reef penting untuk ekosistem. (Foto: Csharker via Pixabay)
"Terumbu karang berubah lebih cepat dari yang diperkirakan," kata Terry P. Hughes, penulis studi ini dan Direktur Pusat Studi Terumbu Karang di James Cook University, Queensland, Australia.
“Dan kami yakin kalau terumbu karang tersebut berubah selamanya.”
Heart Coral di Great Barrier Reef. (Foto: Alicia3690 via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Heart Coral di Great Barrier Reef. (Foto: Alicia3690 via Pixabay)
Great Barrier Reef adalah rumah bagi ribuan spesies, di antaranya hiu, penyu, dan paus. Wilayah ini menyumbangkan miliaran dolar Australia setiap tahunnya dari pariwisata untuk negara serta menyediakan lahan pekerjaan bagi 70 ribu orang di Australia. Apabila kerusakan terjadi, maka sektor ekonomi akan ikut terpengaruh.
ADVERTISEMENT
Dilansir The New York Times, terumbu karang membutuhkan air yang hangat untuk tumbuh dan sangat sensitif pada suhu air. Kenaikan suhu dua atau tiga derajat saja dapat membunuh terumbu karang.
Pariwisata di Great Barrier Reef. (Foto: BM10777 via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Pariwisata di Great Barrier Reef. (Foto: BM10777 via Pixabay)
Apabila emisi gas rumah kaca tidak bisa dikendalikan, maka Great Barrier Reef akan mengalami kerusakan total.
Kawasan terumbu karang besar ini telah mengalami pemutihan sebanyak empat kali sejak tahun 1998, menurut para ilmuwan. Tahun 2016 adalah tahun terpanas dalam sejarah yang pernah dialami Great Barrier Reef sejak abad ke-19, sehingga efeknya terhadap terumbu karang pun lebih kuat.
“Kita sekarang berada di titik di mana kita kehilangan hampir setengah dari karang di perairan dangkal di dua per tiga utara Great Barrier Reef akibat pemutihan selama dua tahun berturut-turut,” kata Sean Connolly, dari Pusat Studi Terumbu Karang di James Cook University.
ADVERTISEMENT