Terumbu Karang Rusak, Peneliti IPB Lakukan Transplantasi Karang

24 Januari 2018 18:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerusakan terumbu karang Raja Ampat (Foto: Marine Megafauna Foundation)
zoom-in-whitePerbesar
Kerusakan terumbu karang Raja Ampat (Foto: Marine Megafauna Foundation)
ADVERTISEMENT
Meningkatnya penangkapan biota laut di kawasan ekosistem terumbu karang dengan alat tangkap yang dapat merusak dan pengambilan karang secara berlebihan, bisa mengakibatkan rusaknya terumbu karang.
ADVERTISEMENT
Masalah yang sudah serius ini perlu segera dihentikan dan diperbaiki. Hal inilah yang kemudian membuat sekelompok peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan suatu riset. Riset ini adalah upaya untuk mencari solusi memperbaiki kerusakan terumbu karang.
Sekelompok peneliti yang terdiri dari mahasiswa dan dosen dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB ini akhirnya berhasil menggunakan floating nursery untuk memperbaiki kondisi terumbu karang.
Floating nursery merupakan suatu metode transplantasi dengan cara menempatkan karang transplantasi secara terapung atau tidak menyentuh dasar perairan. Adapun transplantasi karang sendiri adalah suatu teknik perbanyakan koloni karang secara fragmentasi dengan memanfaatkan reproduksi aseksual.
Beberapa riset mengenai transplantasi terumbu karang sebenarnya pernah dilakukan di Indonesia. Berbagai metode transplantasi yang pernah digunakan antara lain adalah metode jaring dan pecahan karang, metode rak jaring dan substrat buatan, serta metode substrat alami dan metode beton.
Terumbu karang yang rusak (ilustrasi). (Foto: via Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Terumbu karang yang rusak (ilustrasi). (Foto: via Antara)
Proses Penelitian
ADVERTISEMENT
Riset yang dilakukan oleh Muhammad Khoyrul Prasetyo, Beginer Subhan dan Neviaty Putri Zamani ini, berjalan selama tiga bulan di area Keramba Nusa Resto di Gosong Pramuka, Gugusan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Sebagaimana dikutip dari pernyataan Humas IPB yang diterima kumparan (kumparan.com), Rabu (24/1), riset ini dilakukan pada karang jenis Acropora formosa.
Dalam penelitian ini, dibuat desain wadah untuk melakukan floating nursery yang berupa dua buah rak transplantasi. Kedua rak tersebut diletakkan pada kedalaman yang berbeda dari permukaan laut.
Rak 1 diletakkan pada kedalaman 2 meter, sedangkan Rak 2 pada kedalaman 4 meter. Setiap rak diisi sebanyak 24 buah fragmen karang yang sudah ditempelkan pada substrat buatan yang diletakkan di atas jaring. Jaring tersebut dibentangkan menutupi rak berukuran 1 meter x 1 meter itu.
ADVERTISEMENT
Dalam riset ini diberikan perlakuan berbeda pada kedua rak. Fragmen karang dan substrat buatan salah satu rak dibersihkan dari kotoran, alga, serta biota yang berasosiasi. Sementara itu, karang dan subtrat buatan di rak lainnya tidak dibersihkan.
Metode tranplantasi karang terapung (Foto: Humas IPB)
zoom-in-whitePerbesar
Metode tranplantasi karang terapung (Foto: Humas IPB)
Hasil riset menunjukkan, perbedaan perlakuan pembersihan tidak menunjukkan perbedaan pada laju pertumbuhan mutlak rata-rata panjang dan lebar, tapi ada perbedaan laju pertumbuhan mutlak rata-rata tinggi.
Selain itu, berdasarkan posisi kedalaman rak yang berbeda, ditemukan adanya perbedaan yang nyata pada pertumbuhan mutlak panjang, lebar dan tinggi pada fragmen karang.
Dari hasil perhitungan diketahui, penggunaan metode transplantasi secara terapung pada karang jenis Acropora formosa ini bisa menghasilkan persentase kelangsungan hidup yang tinggi hingga 100 persen.
ADVERTISEMENT
Banyak manfaat yang diperoleh dari teknik transplantasi ini, antara lain untuk keperluan bisnis seperti karang hias. Sebagaimana yang telah banyak dilakukan, karang bisa digunakan sebagai hiasan di dalam akuarium karena bentuknya yang menarik.
com-Melihat Terumbu Karang (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Melihat Terumbu Karang (Foto: Thinkstock)