Tidak Makan Daging Bisa Kurangi Risiko Penyakit Jantung

29 November 2017 16:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Risiko lembur pengaruhi jantung (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Risiko lembur pengaruhi jantung (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Pelopor wisata kuliner nusantara, Bondan 'Maknyus' Winarno, meninggal dunia pagi ini (29/11) di usia 67 tahun. Menurut seorang anggota keluarga, Bondan meninggal dunia karena penyakit jantung.
ADVERTISEMENT
"Dugaan sementara penyakit jantung," ujar Gabriel, cucu perempuan Bondan, ketika ditemui kumparan (kumparan.com) di rumah duka Rumah Sakit Harapan Kita, Rabu (29/11).
Semasa hidupnya Bondan dikenal sebagai pembawa acara wisata kuliner yang pernah mencicipi berbagai macam makanan. Dari sekian banyak makanan yang pernah disantapnya, setidaknya ada lima makanan yang menjadi favoritnya.
Dalam sebuah wawancara bersama NET TV pada November 2013, Bondan mengatakan bahwa lima makanan favoritnya adalah ikan woku belanga, pangek tuna, ikan gangan, mangut kepala manyung, dan rujak cingur.
Dari kelima makanan tersebut, semuanya adalah makanan berbahan dasar daging ikan. Empat berbahan dasar daging ikan dan satu lainnya mengandung daging (mulut/moncong/cingur) sapi.
Padahal, sebuah penelitian yang pernah dirilis Amerika Heart Association menunjukan bahwa diet daging (pola konsumsi protein nabati dan tidak mengonsumsi protein hewani) merupakan pilihan terbaik untuk mengurangi gagal jantung. Diet ini juga dinyatakan baik bagi orang-orang yang memiliki riwayat penyakit jantung ataupun tidak.
ADVERTISEMENT
Dalam hasil riset yang dirilis American Heart Association, para periset menemukan sebagian besar orang yang mengonsumsi makanan nabati berisiko 42 persen lebih rendah terkena gagal jantung.
"Mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan berdaun hijau gelap, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian ikan serta membatasi olahan daging, lemak jenuh, karbohidrat olahan dan makanan tinggi gula adalah gaya hidup jantung sehat. Secara khusus diet tersebut dapat membantu mencegah gagal jantung, walaupun sebelumnya tidak memiliki riwayat tersebut,” papar Kyla Lara yang memimpin penelitian tersebut dalam lansiran Newsweek pertengahan bulan ini.
Lara sendiri merupakan dokter spesialis penyakit dalam di Icahn School of Medicine, Mount Sinai Hospital, New York City, Amerika Serikat.
Jantung berdebar kencang. (Foto: dok. thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Jantung berdebar kencang. (Foto: dok. thinkstock)
Penelitian yang dilakukan Lara dan para kolega melibatkan 15.569 orang dewasa Amerika berusia 45 tahun atau lebih tua dari itu yang tak diketahui apakah mereka memiliki riwayat penyakit jantung atau tidak.
ADVERTISEMENT
Hasilnya seperti yang telah disebutkan tadi, menjadi vegetarian alias melakukan diet daging dapat menurunkan risiko gagal jantung.
Senada dengan penelitian Lara, ahli kardiologi Gary Fraser juga percaya, meski tidak harus benar benar bersih dari daging-dagingan, semakin menghindari konsumsi daging maka semakin banyak keuntungannya.
"Trennya sama seperti tangga kecil, vegetarian ketat: risiko rendah, vegetarian lakto (masih mengonsumsi susu): risiko agak banyak, vegetarian pesco (masih konsumsi ikan): semakin besar, nonvegetarian: sangat besar, siklusnya semakin banyak konsumsi protein hewan maka potensi gagal jantung semakin besar,” tutur Fraser dalam lansiran National Institutes of Health.
Ahli kardiologi di NYU Langone Health Eugenia, Gianos, memiliki tips bagi orang-orang yang belum ingin menjadi vegetarian. Gianos mengatakan, memiliki pola makan makanan tanpa daging dengan skala yang lebih banyak beberapa kali dalam seminggu akan sangat membantu untuk menurunkan risiko penyakit jantung.
ADVERTISEMENT
Harus diakui, pola makan memang merupakan bagian zona nyaman dari gaya hidup manusia. Ia bisa menjadi kebiasaan yang telah melekat sejak manusia lahir.
Namun begitu, keterlekatan terhadap berbagai kebiasaan itu kadang perlu kita cek kembali. Supaya, kebiasaan yang belum baik dapat diluruskan, dan kebiasaan yang baik dapat mulai dibentuk dan dijalani seterusnya.
Ilustrasi peyakit jantung. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peyakit jantung. (Foto: Thinkstock)