Tikus-Tikus Bertingkah Aneh Saat Dibawa ke Luar Angkasa

16 April 2019 7:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tikus-tikus di luar angkasa. Foto: April Lonca et al/Scientific Reports
zoom-in-whitePerbesar
Tikus-tikus di luar angkasa. Foto: April Lonca et al/Scientific Reports
ADVERTISEMENT
Kini bukan hanya manusia yang sekarang tinggal di dalam Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS). Menemani para astronaut di ISS, hadir pula 20 tikus yang tinggal di Rodent Research Facility milik NASA di stasiun luar angkasa tersebut.
ADVERTISEMENT
Penyesuaian diri terhadap kondisi lingkungan baru menjadi tantangan yang mesti diatasi astronaut maupun hewan-hewan yang mereka bawa. Apakah kesulitan adaptasi ini juga turut berpengaruh terhadap tikus? Ya, dan ternyata dampaknya cukup mengerikan.
Menurut hasil sebuah studi terbaru yang telah diterbitkan di jurnal Scientific Reports, perilaku tikus secara konsisten terus berubah selama hidup di pesawat luar angkasa. Pernyataan ini didasarkan pada hasil penelitian terhadap 20 tikus yang diamati selama perjalanan empat hari dari Bumi ke ISS, dan selama mereka hidup di stasiun luar angkasa setelah perjalanan. Dokumentasi spesies ini dipantau oleh sejumlah kamera.
Pada umumnya, tikus-tikus memiliki daya tahan yang bagus untuk hidup di luar angkasa secara alami. Mereka bersikap normal, mampu makan dengan baik, merawat diri, dan sanggup menjalin interaksi sosial.
Ilustrasi tikus. Foto: jarleeknes via Pixabay
"Ke-20 tikus yang diterbangkan pada percobaan pertama dari Rodent Habitat (milik NASA) di ISS mempertahankan kesehatan yang sangat baik selama misi,” tulis studi tersebut sebagaimana dilansir IFLScience. "Tikus-tikus itu menunjukkan tingkat aktivitas fisik yang konsisten dan kuat di seluruh misi."
ADVERTISEMENT
Pada hari-hari awal pasca-penerbangan atau perjalanan dari Bumi ke ISS, bobot tubuh 20 tikus itu masih stabil. Selain itu, kondisi kulit mereka juga masih sangat baik.
Akan tetapi, setelah seminggu berada di dalam ISS (pasca-perjalanan), beberapa tikus yang lebih muda mulai menunjukkan perilaku aneh. Seperti diperlihatkan dalam dokumentasi, banyak tikus mulai berlari kencang berputar-berputar di dalam kandang, seperti para pebalap hiperaktif. Perilaku ini dimulai oleh satu tikus, kemudian dengan cepat akan menjadi kegiatan kelompok yang terkoordinasi.
Para peneliti belum mengetahui pasti alasan tikus-tikus bertindak seperti itu. Salah satu dugaannya, tindakan itu muncul sebagai "efek menguntungkan dari latihan fisik" yang para tikus lakukan saat beradaptasi terhadap kondisi luar angkasa.
Meski tingkah aneh dari tikus-tikus itu mungkin terlihat mengerikan, hasil penelitian ini justru dianggap sebagai kabar baik bagi manusia. Sebab, hasil riset menunjukkan kondisi tubuh tikus-tikus dalam kondisi baik dan bahkan mereka mampu beradaptasi untuk bergerak secara cepat di luar angkasa dengan kondisi nol gravitasi.
ADVERTISEMENT
Tikus merupakan sampel yang cukup bagus untuk memprediksi efek jangka panjang yang akan diterima manusia saat menetap di luar angkasa, baik dari aspek psikologis maupun fisik.
Melalui hasil riset ini, para ilmuwan dapat mempelajari lebih lanjut tentang efek perjalanan luar angkasa pada tubuh manusia.
Selain meneliti efek kondisi luar angkasa terhadap tikus, NASA juga sudah meneliti efek kondisi luar angkasa terhadap manusia secara langsung dengan melibatkan sepasang astronaut kembar, yakni Scott dan Mark Kelly.