Tingkat Kepintaran Seseorang Bisa Diukur dari Caranya Jabat Tangan

26 April 2018 15:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi jabat tangan. (Foto: rawpixel via pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jabat tangan. (Foto: rawpixel via pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidak hanya untuk berkenalan dengan orang baru, jabat tangan juga bisa jadi media untuk mengukur kepintaran seseorang. Hal ini didukung oleh studi yang dipublikasikan di Schizophrenia Bulletin.
ADVERTISEMENT
Sekelompok ilmuwan melakukan penelitian terhadap lebih dari 475 ribu warga Inggris, termasuk pengidap skizofrenia, dengan mengukur memori, waktu reaksi, dan juga kemampuan berpikir logis. Studi ini dilakukan untuk menilai kekuatan jabat tangan masing-masing peserta, serta bagaimana hal itu berhubungan dengan kemampuan kognisi.
Data yang dikumpulkan sejak 2007 hingga 2010 dari studi kesehatan Biobank Inggris juga ikut dianalisis, sebelum ilmuwan menguji responden dalam wawancara personal, penilaian kesehatan fisik, dan kuesioner. Peneliti juga menggunakan mesin dinamoter tangan hidrolik untuk mengukur jabat tangan peserta.
Dari riset tersebut, ilmuwan menemukan bahwa orang pengidap skizofrenia atau bukan yang punya kekuatan genggaman jabat tangan tinggi dan positif dinilai lebih baik dalam melakukan tugas yang diberikan, ketika memperhitungkan umur, gender, berat badan, edukasi, dan daerah asal.
ADVERTISEMENT
"Studi skala populasi ini mengkonfirmasi, dalam sampel besar, adanya korelasi yang signifikan antara kekuatan jabat tangan dengan beberapan kemampuan kognitif pada masyarakat luas," tulis peneliti studi, Joseph Firth dari University of Western Sydney di Australia.
Ilustrasi jabat tangan anak dan orang dewasa. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jabat tangan anak dan orang dewasa. (Foto: Thinkstock)
Hal itu juga menunjukkan pentingnya jabat tangan dalam komunikasi antar manusia. Pada studi lain yang dilakukan pada 2012 lalu, ditemukan bahwa jabat tangan dapat meningkatkan perasaan positif antara dua orang dan mengurangi dampak dari impresi negatif.
Selain itu, American Psychological Association dalam riset kecilnya juga menemukan ada korelasi kuat antara jabat tangan yang tegas dengan impresi pertama yang baik.
Karena jabat tangan juga dapat diasosiasikan dengan kesehatan serta kekuatan fisik, para peneliti dari studi terbaru menjelaskan bahwa memahami jabat tangan memiliki potensi untuk menjadi penanda disfungsi kognitif.
ADVERTISEMENT
Studi terbaru ini memiliki batasan bahwa beberapa tugas kognitif yang diberikan diikuti oleh jumlah responden yang lebih rendah. Hal itu membuat hubungan antara kekuatan jabat tangan dengan kemampuan kognitif tak begitu berdampak pada statistik, namun mereka ditompang oleh tugas lain yang memiliki jumlah sampel yang lebih besar.
Peneliti menambahkan bahwa kurangnya informasi mengenai faktor skizofrenia yang spesifik dapat mempengaruhi hubungan antara kekuatan jabat tangan dan kemampuan kognitif. Masih diperlukan studi tambahan untuk bisa memahami hubungan antara dua hal tersebut.