Uji Lab: Air Mineral Kemasan di Indonesia Mengandung Partikel Plastik

16 Maret 2018 13:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi air botol kemasan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi air botol kemasan. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian yang dipimpin oleh organisasi jurnalistik, Orb Media, memeriksa 250 air mineral botol dari 11 merek yang dibeli di sembilan negara, salah satunya Indonesia. Pengujian dilakukan di State University of New York di Fredonia, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Apa hasil yang didapatkan dari penelitian ini?
Sherri Mason, dosen kimia di universitas tersebut melaporkan hasil temuannya kepada BBC, “Kami menemukan (plastik) di setiap botol dan di setiap merek.”
Namun Mason menegaskan, penelitian ini bukanlah untuk menyalahkan merek manapun. Ia adalah bukti bahwa plastik sudah mencemari hingga ke air minum yang kita konsumsi setiap hari.
Memang saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahaya menelan mikroplastik bagi manusia, namun penting bagi kita untuk melihat potensi bahayanya. Menurut Mason, hasil yang mereka temukan memang belum menunjukkan tanda ‘bahaya’, namun patut diwaspadai.
Saat dihubungi oleh BBC untuk dimintai pendapat, perusahaan-perusahaan yang memproduksi air minum ini mengatakan bahwa perusahaan mereka sudah memakai standar yang tinggi untutk menjaga keamanan dan kualitas produk mereka.
ADVERTISEMENT
Tahun lalu, Mason menemukan partikel plastik di air keran dan penelitian lain menemukan adanya plastik di makanan laut, bir, garam laut, dan bahkan di udara.
Mikroplastik dalam Perut Hewan di Palung Mariana (Foto: Newcastle University)
zoom-in-whitePerbesar
Mikroplastik dalam Perut Hewan di Palung Mariana (Foto: Newcastle University)
Ke-11 merek air mineral kemasan yang diperiksa oleh Orb Media adalah sebagai berikut:
Merk internasional
1. Aquafina
2. Dasani
3. Evian
4. Nestle Pure Life
5. San Pellegrino
Merk unggulan di berbagai negara
1. Aqua (Indonesia)
2. Bisleri (India)
3. Epura (Meksiko)
4. Gerolsteiner (Jerman)
5. Minalba (Brazil)
6. Wahaha (China)
Air mineral dalam botol dibeli dari toko dan proses pengirimannya direkam oleh video untuk meminimalisasi kemungkinan kontaminasi. Beberapa botol dipesan melalui internet.
Untuk pemeriksaan, air ditambahkan pewarna yang disebut Nile Red ke setiap botolnya. Teknik ini dikembangkan peneliti di Inggris untuk mendeteksi kandungan plastik dalam air secara lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Mason dan koleganya kemudian menyaring air tersebut dan menghitung setiap plastik yang berukuran lebih besar dari 100 mikron, kurang lebih sama dengan diameter rambut manusia.
Sebanyak 93 persen dari air yang mereka uji menunjukkan tanda kontaminasi mikroplastik. Rata-rata, ditemukan sebanyak 10,4 partikel plastik yang berukuran di atas 100 mikron dan 314 partikel plastik yang berukuran di bawah 100 mikron di dalam setiap liter air.
Namun begitu, Mason belum bisa memastikan apakah semua partikel tersebut adalah mikroplastik karena pewarna Nile Red juga bisa bereaksi pada kulit kerang atau alga misalnya. Namun kedua benda tersebut kecil kemungkinannya bisa ditemukan di dalam air botolan.
Hasil uji laboratorium belum mendapatkan peer-review. Karena itu, BBC meminta pendapat ahli untuk hasil penelitian ini.
ADVERTISEMENT
Dr Andrew Mayes, peneliti dari University of East Anglia yang merupakan salah satu pelopor teknik Red Nile, mengatakan bahwa itu adalah "metode analisis kimia berkualitas tinggi" dan hasilnya "cukup konservatif".
Ilustrasi ilmuwan di laboratorium. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ilmuwan di laboratorium. (Foto: Pixabay)
Michael Walker, konsultan dari UK Government Chemist mengatakan bahwa penelitian ini "dilakukan dengan baik" dan bahwa penggunaan Nile Red memiliki "hasil yang baik".
Keduanya menekankan bahwa partikel di bawah 100 mikron belum bisa diidentifikasi sebagai plastik, tapi mengatakan bahwa karena rasanya tidak akan ada partikel lain dalam air botolan, mereka mendeskripsikannya sebagai "mungkin plastik".
Pertanyaannya, dari mana plastik ini bisa berasal? Polipropilena digunakan dalam tutup botol, dan kemungkinan ketika kita membuka tutup botol plastik, ada partikel yang masuk ke dalam air.
Tutup botol Aqua. (Foto: Utomo P/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tutup botol Aqua. (Foto: Utomo P/kumparan)
Untuk memastikan bukan peralatan yang digunakan Mason yang mencemari air, Mason terlebih dahulu membersihkan alat ujinya dengan menggunakan air yang terpurifikasi dan aseton.
ADVERTISEMENT
Yang mengejutkan bagi para peneliti adalah 17 dari 259 botol yang diuji tidak menunjukkan bukti adanya mikroplastik tapi semua sisanya, pada air mineral dari berbagai merek, ditemukan kandungan mikroplastik.
Beberapa botol ditemukan memiliki ribuan partikel, sebagian besar berukuran lebih kecil yang diduga sebagai mikroplastik, tapi botol dari kemasan yang sama hampir tidak ada.
Berikut adalah respons dari beberapa perusahaan yang dimintai pendapat oleh BBC:
Nestle mengatakan pengujian internal yang mereka lakukan untuk mikroplastik sudah dimulai sejak lebih dari dua tahun yang lalu dan belum mendeteksi adanya mikroplastik dalam produk mereka. Juru bicara Nestle menambahkan bahwa studi Mason melewatkan langkah-langkah kunci untuk menghindari hasil positif palsu. Nestle kemudian mengundang Orb Media untuk membandingkan metode pengujian keduanya.
ADVERTISEMENT
Gerolsteiner juga mengatakan telah menguji airnya selama beberapa tahun dan hasilnya menunjukkan tingkat mikroplastik dalam produk mereka berada di bawah ambang batas yang ditetapkan untuk perusahaan farmasi. Mereka tidak paham bagaimana studi Mason mendapat hasil ini.
Mereka juga menambahkan, mikropartikel ada dimana-mana dan mungkin masuk ketika dalam proses pengemasan.
Coca-Cola mengatakan mereka memiliki standar kualitas paling ketat di industri minuman dan menggunakan "proses penyaringan multi-langkah". Tapi mereka mengatakan bahwa mikroplastik ada di mana-mana sehingga bisa menyusup meskipun sudah diawasi dengan ketat.
Ilustrasi coca cola (Foto: Instagram/ @ cocacola)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi coca cola (Foto: Instagram/ @ cocacola)
Danone mengatakan tidak dapat berkomentar mengenai penelitian ini karena metodologi yang digunakan tidak jelas namun menambahkan bahwa botol mereka memiliki sesuai standar untuk konsumsi.
Mereka mengatakan tidak ada peraturan tentang mikroplastik atau konsensus ilmiah tentang bagaimana cara menguji mikroplastik, dan mereka memberi contoh studi di Jerman yang menemuan partikel plastik di dalam botol, namun tidak di atas batas normal.
ADVERTISEMENT
PepsiCo mengatakan Aquafina memiliki "kontrol kualitas yang ketat dalam untuk memastikan sanitasi, dan mereka melakukan penyaringan dan mekanisme keamanan pangan lainnya untuk menghasilkan produk yang aman.
Pepsi, produk minuman unggulan dari PepsiCo. (Foto: Reuters/Brendan McDermid)
zoom-in-whitePerbesar
Pepsi, produk minuman unggulan dari PepsiCo. (Foto: Reuters/Brendan McDermid)
Mereka mengatakan sains di balik mikroplastik sebagai "bidang yang baru muncul, masih berkembang, dan masih memerlukan analisis ilmiah lebih lanjut, penelitian yang mendapat peer-review dan kolaborasi yang lebih besar dengan para pemangku kepentingan.”