Ungkap Hasil Risetnya, Seorang Peneliti Dipenjara Pemerintah Turki

2 Oktober 2019 7:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Penjara. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penjara. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Seorang peneliti Turki dipenjara oleh pemerintah negaranya sendiri. Kejadian ini menimpanya karena dia mengungkap adanya hubungan antara polusi dengan kanker di salah satu daerah di Turki.
ADVERTISEMENT
Adalah Bülent Şık, mantan deputi direktur Food Safety and Agricultural Research Center di Akdeniz University, Antalya, yang mengalami nasib sial itu. Şık divonis harus mendekam di penjara selama 15 bulan dengan tuduhan menyebarkan "informasi yang dirahasiakan".
Padahal, yang Şık lakukan hanyalah mempublikasikan hasil penelitiannya di sebuah koran Turki bernama Cumhuriyet pada April 2018 lalu.
"Bülent Şık melakukan tugasnya sebagai warga negara dan seorang peneliti. Dia menggunakan hak kebebasan berekspresinya," ujar Can Atalay, pengacara Şık, dalam suatu pernyataan yang dilansir ScienceMag sebelum vonis diberikan.
Riset yang Şık lakukan ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Turki. Riset itu untuk melihat apakah ada hubungan antara toksisitas di tanah, air, dan makanan dengan insidensi kanker di wilayah Turki bagian barat.
ADVERTISEMENT
Şık melakukan riset itu selama lima tahun. Ia dan timnya menemukan adanya pestisida, logam berat, dan hidrokarbon aromatik polisiklik pada sampel makanan serta minuman dari beberapa provinsi di Turki barat. Selain itu, mereka menemukan bahwa air di beberapa daerah residensial tidak aman diminum karena polusi timbal, aluminium, krom, dan arsenik.
Riset yang Şık lakukan telah selesai pada 2015 lalu. Şık mengaku telah mendorong pihak pemerintah untuk melakukan sesuatu terkait temuannya.
Tapi, karena selama tiga tahun tidak ada tindakan, Şık memutuskan untuk mempublikasikan temuannya di koran Cumhuriyet. Şık memiliki saudara bernama Ahmet Şık, anggota parlemen yang menjadi oposisi bagi pemerintah Turki sekarang dan juga mantan jurnalis di Cumhuriyet yang dipenjara karena mengkritik pemerintahan.
ADVERTISEMENT
"Apa yang mengejutkan dari kasus ini adalah Kementerian Kesehatan Turki tidak membantah bahwa yang Bülent Şık publikasikan itu tidak benar," kata Milena Buyum, anggota Amnesty International.
Buyum berpendapat bahwa sikap pemerintah Turki, yang menyebut informasi itu dirahasiakan, memberikan dugaan atas adanya bahaya kesehatan yang nyata, seperti isi hasil riset yang Şık ungkap.
Şık sebenarnya bisa menghindari hukuman penjara itu. Di bawah hukum Turki, hukuman penjara bisa Şık hindari jika ia mengekspresikan rasa penyesalan. Suatu hal yang Şık tolak ketika ditawarkan oleh hakim pengadilan.
"Menyembunyikan data dari penelitian akan menghalangi kita melakukan diskusi penting dalam mencari solusi," kata Şık dalam suatu pernyataan.
"Dalam artikel yang saya tulis, saya bertujuan untuk menginformasikan masyarakat mengenai studi kesehatan masyarakat ini, yang sengaja dirahasiakan, dan mendorong agar pihak berwenang yang harusnya mengatasi masalah ini untuk segera bertindak," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Şık sendiri kehilangan posisinya di Akdeniz University pada 2016 lalu. Hal ini terjadi setelah ia menandatangani sebuah petisi yang mendorong perdamaian antara angkatan bersenjata Turki dengan militan Kurdi di wilayah Turki bagian tenggara.