Untuk Jadi Kaya Raya Perlu Faktor Keberuntungan

12 Maret 2018 9:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi uang rupiah (Foto:  ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang rupiah (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
ADVERTISEMENT
Kekayaan memang bukanlah tolak ukur dari kesuksesan seseorang. Tapi kalau boleh jujur, siapa sih yang tidak ingin kaya raya?
ADVERTISEMENT
Nah dalam suatu simulasi komputer yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Catania di Italia, ditemukan bahwa keberuntungan adalah faktor yang menentukan seseorang menjadi kaya atau tidak.
"Simulasi kami menunjukkan bahwa ada suatu faktor, yaitu keberuntungan," papar para peneliti, seperti dilansir Science Alert.
Bagaimana simulasi dilakukan
Dalam simulasi tersebut tim peneliti menciptakan 1.000 orang individual atau agen. 1.000 agen buatan itu diberikan tingkat bakat yang sama antara satu sama lainnya. Selain itu, mereka juga diberikan tingkat kekayaan yang sama.
Kemudian para peneliti menambahkan kejadian-kejadian yang terjadi secara acak yang dapat digunakan para agen buatan itu untuk meningkatkan kekayaan jika mereka beruntung, atau dapat mengurangi tingkat kekayaan jika tidak beruntung.
ADVERTISEMENT
Hasilnya adalah, seperti di dunia nyata, kekayaan terdistribusi dengan 20 persen orang menguasai 80 persen kekayaan yang ada.
Ilustrasi orang kaya (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang kaya (Foto: Pixabay)
Bahkan dalam simulasi tersebut, mereka menemukan bahwa 20 persen orang yang paling kaya bukanlah orang-orang yang memiliki bakat tinggi ataupun rendah. Sebab, dari hasil simulasi itu ditemukan, agen dengan kekayaan tertinggi adalah mereka yang memiliki bakat rata-rata.
Yang digaris bawahi dalam hasil penelitian ini, mereka yang berada di tingkat kekayaan tinggi adalah mereka yang mengalami kejadian paling beruntung. Sementara agen lain yang berada di tingkat kekayaan rendah adalah mereka yang mengalami kejadian paling sial dalam simulasi.
Dalam studi ini, para peneliti telah melakukan simulasi ini beberapa kali untuk menguji kebenaran analisis mereka.
ADVERTISEMENT
"Kesuksesan maksimum tidak bertepatan dengan bakat yang tinggi, begitu juga sebaliknya," kata para peneliti.
Ilustrasi Sukses (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sukses (Foto: Thinkstock)
Tujuan studi
Menurut para peneliti, simulasi ini bukanlah untuk membuat kita merasa patah semangat dalam perjuangan mengumpulkan pundi-pundi kekayaan. Namun sebaliknya, simulasi ini bisa menjadi cara bagi kita untuk tidak silau dan memuja seseorang karena harta mereka.
"Studi ini menyoroti keefektifan menilai prestasi berdasarkan tingkat keberhasilan yang dicapai dan menggarisbawahi risiko mendistribusikan penghargaan atau sumber daya yang berlebihan kepada orang-orang yang pada akhirnya dapat lebih beruntung daripada yang lain," tulis para peneliti.
Sekarang tim tersebut tengah mempelajari kemungkinan untuk menggunakan simulasi ini dalam bidang investasi, baik dalam sains ataupun bisnis.
Ilustrasi investasi (Foto: Stevepb via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi investasi (Foto: Stevepb via Pixabay)
Simulasi belum ditinjau
Meski terdengar menjanjikan, perlu kita ketahui simulasi ini masih belum ditinjau lebih lanjut. Namun simulasi ini bisa menjadi penjelasan atau pertanyaan baru bagi kita semua atas fenomena mengenai kekayaan.
ADVERTISEMENT
"Apakah suatu bakat memang diperlukan untuk bisa sukses dalam hidup? Padahal sebagian besar orang-orang berbakat nyaris tidak mencapai tingkat kesuksesan tertinggi dalam hidup dan bahkan mereka disalip oleh individu yang biasa saja tapi lebih beruntung," imbuh para peneliti.
Ya, kita harus menyadari bahwa keberuntungan juga memiliki peran dalam menjadikan kita kaya. Jadi ada baiknya bagi kita yang sudah kaya untuk tetap bersyukur dan rendah hati sebab bukan tidak mungkin keberuntungan seseorang berubah seketika.