news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Usia Akan Pengaruhi Cara dan Kebutuhan Makan Kita

3 Juli 2018 9:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi makan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makan (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Seiring dengan bertambahnya usia, maka cara makan dan kebutuhan makanan pun akan berubah. Selain karena secara biologis tubuh kita berubah, kebiasaan dan kegiatan yang kita lakukan pun berubah sehingga akan mempengaruhi pola makan kita.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari tulisan Alex Johnstone, ahli nutrisi di The Rowett Institute, University of Aberdeen, yang dilansir BBC, perubahan dalam cara makan di setiap usia akan memberikan efek pada usia selanjutnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan cara dan apa yang kita makan sedari dini, dan orang tua pun harus mengawasi apa yang dimakan oleh anaknya untuk mencegah kebiasaan makan yang salah.
Usia 0 hingga 10 tahun
Manusia mulai belajar apa itu makanan dan lebih pemilih. Karena itu, peran orang tua pun menjadi penting untuk membimbing anak-anak agar mau makan makanan yang bergizi, seperti sayuran, meskipun menurut mereka tidak enak. Pada rentang usia anak ini, orang tua juga harus menjaga anak-anak dari godaan iklan makanan cepat saji.
Ilustrasi anak makan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak makan. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Usia 10 hingga 20 tahun
Pola makan akan dipengaruhi oleh hormon karena manusia mulai memasuki pubertas. Pada rentang usia ini penting bagi kita untuk menentukan pola makan kita karena akan terbawa hingga dewasa. Makanan yang bernutrisi tinggi dibutuhkan sebagai bekal untuk masa dewasa.
Usia 20 hingga 30 tahun
Gaya hidup akan lebih memainkan peranan penting pada pola makan pada rentang usia ini. Pada usia ini, biasanya seseorang mulai masuk kuliah, bekerja, atau bahkan menikah dan punya anak. Rasa lapar pun akan meningkat ketika kita kurang makan, sementara ‘sinyal’ yang membuat cepat kenyang akan semakin lemah.
Pada usia ini, upaya kita untuk mengurangi berat badan jadi akan semakin sulit. Karena itu, memilih makanan yang tinggi akan kandungan protein, air, dan serat penting kita lakukan untuk mencegah makan berlebihan karena rasa lapar yang lebih sering muncul pada usia ini.
Kebiasaan makan masyarakat Hong Kong. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kebiasaan makan masyarakat Hong Kong. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Usia 30 hingga 40 tahun
Stres akibat beban pekerjaan di usia ini akan menyebabkan perubahan pada pola makan. Namun perubahan pada setiap orang tidak sama, ada yang menjadi makan semakin banyak, namun ada juga yang justru kehilangan nafsu makan. Karena itu, kebiasaan untuk hidup sehat dan produktif, terutama di tempat kerja, harus lebih diutamakan di usia ini.
Usia 40 hingga 50
Pada usia ini, penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh gaya hidup mulai bermunculan, seperti kolesterol dan darah tinggi. Pada usia ini, semua kebiasaan buruk seperti merokok, kurang olahraga, dan minum minuman beralkohol harus ditinggalkan.
Usia 50 hingga 60 tahun
Massa otot mulai berkurang akibat aktivitas fisik yang semakin berkurang dan kurang makanan berprotein. Selain itu, menopause pada perempuan juga mempengaruhi massa otot. Oleh karenanya, makanan berprotein tinggi dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pada usia ini.
ADVERTISEMENT
Usia 60 hingga 70 tahun ke atas
Pada usia ini, nafsu makan akan berkurang sehingga menyebabkan penurunan berat badan yang drastis. Beberapa faktor dapat mempengaruhi pola makan lansia antara lain adalah kehilangan pasangan sehingga membuat nafsu makan menurun. Selain itu, penyakit seperti Alzheimer juga dapat menurunkan nafsu makan.
Berkurangnya kemampuan untuk merasakan makanan dan kekuatan gigi juga mempengaruhi pola makan kita. Oleh karena itu, gizi seimbang harus kita perhatikan saat kita atau orang tua kita memasuki usia senja, agar kaum lansia dapat tetap memiliki hidup yang berkualitas.