'Vaksin' Kanker Akan Diuji Coba pada Manusia

2 April 2018 12:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Imunisasi / Vaksin (Foto: ANTARA/Fahrul Jayadiputra)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Imunisasi / Vaksin (Foto: ANTARA/Fahrul Jayadiputra)
ADVERTISEMENT
Sebuah sistem pengobatan baru untuk meningkatkan kekebalan pada tubuh baru-baru ini menunjukkan hasil luar biasa pada tikus dan diharapkan bisa jadi obat untuk melawan sel kanker. Setelahnya, sistem pengobatan untuk kekebalan ini bakal diuji pada manusia.
ADVERTISEMENT
Para peneliti di Stanford University, Amerika Serikat, telah melakukan studi yang pada akhirnya bisa merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sel kanker.
Studi ini dilakukan pada tikus dengan berbagai kanker, termasuk limfoma, kanker payudara, dan kanker usus besar. Sistem pengobatan baru ini mampu menghilangkan sel kanker pada 87 dari 90 tikus uji coba. Sistem pengobatan ini bahkan bisa menghilangkan tumor yang menyebar ke bagian tubuh lain.
Ilustrasi kanker (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kanker (Foto: Thinstock)
Para ilmuwan melakukan rekayasa genetika untuk mengembangkan kanker di tubuh tikus. Obat yang dikembangkan tim peneliti kemudian disuntikkan ke tumor yang muncul pada hewan itu, dan para peneliti menemukan bahwa pengobatan mereka juga mencegah terjadinya tumor di masa depan.
Pengobatan ini memanfaatkan dua agen stimulus imun yang kemudian disuntikkan ke tumor secara langsung. Cara ini bisa membantu tubuh melawan kanker dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
Vaksin Kanker?
Lantaran pengobatan kombinasi ini bisa memprovokasi respons imun dan dapat dengan mudah diberikan dengan cara disuntik, para ilmuwan di Stanford University kemudian menyebutnya sebagai "vaksin" kanker, meskipun secara teknis ini bukan vaksin yang sebenarnya.
Menurut American Society of Clinical Oncology yang dikutip oleh Live Science, "vaksin kanker" dapat merujuk pada perawatan yang digunakan untuk mencegah kanker agar tidak kembali dan menghancurkan sel-sel kanker yang masih ada dalam tubuh.
Sebaliknya, perawatan ini adalah jenis imunoterapi. Ini berisi kombinasi dua agen yang menstimulasi T-cell untuk menyerang sel kanker. T-cell sendiri adalah sejenis sel kekebalan.
Ilustrasi kanker (Foto: THINKSTOCK)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kanker (Foto: THINKSTOCK)
Biasanya, T-cell mengenali sel-sel kanker sebagai sesuatu yang abnormal dan akan menyusup lalu menyerang mereka. Nah, sistem pengobatan yang sedang diteliti tim Stanford University ini, berupaya memaksimalkan T-cell.
ADVERTISEMENT
Dr Ron Levy, seorang pelopor bidang imunoterapi kanker yang terlibat dalam penelitian, mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh timnya bukan sebuah ide baru, melainkan ide lama, yang akhirnya mulai membuahkan hasil.
"Kami menyuntikkan bahan kimia dan obat-obatan langsung ke tumor," katanya, dikutip dari NBC. "Dengan melakukan itu, kita menarik sistem kekebalan ke tempat itu dan merangsangnya, dan kemudian bergerak ke seluruh tubuh mencari dan menghancurkan kanker di seluruh tubuh."
Penemuan baru cara untuk hancurkan sel tumor. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Penemuan baru cara untuk hancurkan sel tumor. (Foto: Pixabay)
Sekarang, pengujian sistem "vaksin" kanker ini direncanakan dilakukan ke manusia, dan tim peneliti sedang mencari relawan.
Setiap sukarelawan dalam studi klinis akan menerima dua putaran suntikan, ditambah dosis radiasi rendah. Tim peneliti menjanjikan tidak ada kemoterapi yang akan diberikan.
Tim peneliti Stanford University berharap uji coba klinisnya bisa dilakukan pada sekitar 35 orang dengan kanker limfoma tingkat rendah. Uji coba ditargetkan berlangsung pada akhir tahun 2018.
ADVERTISEMENT
"Jika itu terlihat menjanjikan, kami akan mencari dan mengujinya pada jenis kanker lain," tutur Levy.