news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Video Ini Membawa Kita Kunjungi Nebula Berjarak Ribuan Tahun Cahaya

14 Januari 2018 13:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Nebula Orion. (Foto: NASA/JPL-Caltech)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Nebula Orion. (Foto: NASA/JPL-Caltech)
ADVERTISEMENT
Kita mungkin akan sulit untuk bisa mengunjungi atau melewati nebula, kumpulan debu angkasa yang ada di sebuah galaksi. Tetapi kini berkat bantuan data dari teleskop luar angkasa Hubble dan Spitzer, kita bisa mengintip Nebula Orion yang berjarak 1.344 tahun cahaya dari Bumi.
ADVERTISEMENT
Dengan mengombinasikan gambar inframerah dari Nebula Orion, para astronom dan juga spesialis visual telah menciptakan sebuah video yang seakan-akan membawa Anda menjelajah luar angkasa menuju Nebula Orion.
Video berdurasi tiga menit ini diharapkan mampu menyampaikan bagaimana perjalanan luar angkasa secara tiga dimensi, dinamis dan terus berkembang.
"Dengan menambahkan kedalaman dan struktur pada gambar-gambar menakjubkan, penerbangan (video) ini membantu menjelaskan alam semesta pada masyarakat, secara mendidik dan menginspirasi," kata Frank Summers, peneliti visual dari Space Telescope Science Institute.
Bagi kita di Bumi, yang melihat langit dengan mata telanjang, Nebula Orion hanyalah sebuah titik kecil cahaya di atas sana. Padahal pada kenyataanya Nebula Orion memiliki panjang sekitar 24 tahun cahaya, dan merupakan wilayah di mana debu nebula saling bertabrakan dengan brutal, membentuk bintang baru.
ADVERTISEMENT
Umurnya pun masih terbilang muda, hanya sekitar dua juta tahun, jadi dengan menyelidiki nebula ini para peneliti bisa mendapatkan informasi bagaimana bintang dan planet terbentuk.
Menggunakan Dua Teleskop Luar Angkasa Berbeda
Para peneliti menggabungkan data dari Hubble dengan data dari Spitzer, lalu berhasil menciptakan sebuah video yang cukup mendetail. Data dari Hubble memperlihatkan wilayah-wilayah yang panas dan juga objek lainnya, sementara data dari Spitzer yang berupa data inframerah memperlihatkan objek serta wilayah yang lebih dingin.
Teleskop luar angkasa Hubble. (Foto: NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Teleskop luar angkasa Hubble. (Foto: NASA)
Setelah mendapatkan data, tim peneliti kemudian memodelkan nebula seperti peta topografi, dengan menambahkan gas, busur magnetik, bintang-bintang, dan cakram galaksi.
"Yang paling utama adalah untuk memberikan penonton sebuah pemahaman, jadi mereka juga memiliki cara untuk menafsirkan gambar-gambar dari teleskop," tambah Summers. "Ini adalah hal yang sangat hebat ketika mereka (peneliti) dapat membuat sebuah model di kepala mereka untuk mentransformasikan gambar dua dimensi menjadi sebuah pemandangan tiga dimensi."
ADVERTISEMENT