Virus dari Danau Digunakan untuk Melawan Bakteri Penginfeksi Jantung

9 Maret 2018 15:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Virus (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Virus (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Penggunaan virus sebagai cara melawan suatu penyakit bukanlah hal asing. Sebagai contoh, dalam vaksin yang biasa digunakan, terdapat suatu bakteri atau virus yang dilemahkan. Dan kini ada contoh lain penggunaan virus dalam melawan suatu infeksi pada tubuh.
ADVERTISEMENT
Dilansir Live Science, seorang pria berusia 80 tahun asal Connecticut, AS, mengalami infeksi bakteri pada jantungnya. Karena pengobatan antibiotik yang dilakukan terbukti tidak ampuh, para dokter akhirnya menggunakan suatu virus yang sukses melawan infeksi tersebut.
Menurut peneliti dari Yale School of Medicine di Connecticut, meski diperlukan studi lanjutan, laporan ini bisa menjadi bukti bahwa virus jenis bakteriofag itu dapat menjadi pengobatan efektif melawan infeksi yang tahan antibiotik.
Obat-obatan (Foto: thinsktock)
zoom-in-whitePerbesar
Obat-obatan (Foto: thinsktock)
Awal Mula Infeksi
Pria yang tidak disebutkan namanya itu sebelumnya menjalani operasi jantung untuk mengganti salah satu bagian dari aorta atau batang nadinya. Karena itu, para dokter mencangkokkan sebuah tabung sintetis pada jantungnya.
Tetapi setelah operasi, tabung tersebut mengalami infeksi dari suatu bakteri bernama Pseudomonas aeruginosa.
ADVERTISEMENT
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), jenis bakteria ini banyak ditemukan di lingkungan kita dan seringkali diduga sebagai penyebab infeksi di rumah sakit.
Untuk mengatasi hal ini, para dokter awalnya menggunakan antibiotik. Tetapi infeksi terus terjadi, dan pria tersebut terpaksa bolak-balik rumah sakit karenanya.
Mencari Alternatif
Setelah sekian lama tidak ada pengobatan yang berhasil melawan infeksi, akhirnya dokter menghubungi peneliti di Yale yang sedang mempelajari bakteriofag untuk mencari alternatif pengobatan.
Bakteriofag yang dikenal juga sebagai OMKO1, ditemukan di sebuah sampel dari Dodge Pond, sebuah danau di dekat perbatasan AS-Kanada.
Sebelumnya para peneliti telah melakukan eksperimen atas OMKO1 dan menemukan bahwa bakteriofag itu dapat membunuh P. aeruginosa.
OMKO1 membunuh P. aeruginosa dengan mengikat protein yang terdapat di permukaan bakteri. Protein itu membantu bakteri untuk membuang obat antibiotik sehingga obat antibiotik tidak mampu membunuh bakteri tersebut. Dengan menghalangi pembuangan antibiotik ini, bakteriofag berhasil membunuh bakteri yang menginfeksi itu.
ADVERTISEMENT
Menurut para peneliti, jika nantinya bakteri itu berevolusi menjadi lebih tahan terhadap serangan bakteriofag, bakteri akan menjadi lebih lemah terhadap obat antibiotik lainnya.
Ilustrasi bakteri. (Foto: skeeze via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bakteri. (Foto: skeeze via Pixabay)
Sudah Dapat Izin Penggunaan
Sebelum melakukan operasi menyuntikkan OMKO1 ke dada pria itu pada Januari 2016 lalu, para peneliti telah mendapatkan izin penggunaan OMKO1 pada pasien manusia dari dari Food and Drug Administration (FDA), badan pengawas obat dan makanan di AS.
Hasilnya, menurut laporan medis, pasien tersebut telah bebas dari infeksi bakteri meski hanya menggunakan antibiotik dalam waktu yang sebentar.
Sejauh ini, pria itu tidak mengalami infeksi dan sudah tidak lagi menggunakan antibiotik selama lebih dari 18 bulan.
"Kami berpendapat bahwa terapi bakteriofag memiliki peran signifikan dalam kontribusi menghilangkan infeksi P. aeruginosa," tulis para peneliti di dalam jurnal Evolution, Medicine and Public Health.
ADVERTISEMENT
"Kami berharap bahwa studi penyelidikan seperti ini dapat memberikan bukti awal atas kemampuan fag OMKO1 untuk meningkatkan efek antibiotik dalam menghilangkan P. aeruginosa," tambah mereka.
Kini para peneliti tengah mempelajari bakteriofag jenis lain yang mungkin efektif dalam pengobatan infeksi dari bakteri yang tahan antibiotik lainnya, seperti E. coli hingga Klebsiella pneumoniae.