WHO Sebut Wabah Ebola di Kongo Sebagai Darurat Kesehatan Internasional

18 Juli 2019 11:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersiap untuk memberikan vaksinasi. Foto: Reuters/Kenny Katombe
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersiap untuk memberikan vaksinasi. Foto: Reuters/Kenny Katombe
ADVERTISEMENT
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikan wabah ebola di Republik Demokratik Kongo sebagai darurat kesehatan internasional. Langkah ini diharapkan bisa meningkatkan perhatian dunia terhadap wabah ebola yang Kongo hadapi selama satu tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Deklarasi yang dilakukan pada Rabu (17/7) ini telah lama ditunggu-tunggu. Sebab, pernyataan itu bisa meningkatkan jumlah bantuan dan pembiayaan dari negara lain terhadap Republik Demokratik Kongo.
Direktur Jendral WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mendeklarasikan hal ini di Public Health Emergency of International Concern atau PHEIC. Ia mengatakan, wabah ebola di Republik Demokratik Kongo adalah wabah paling sulit yang pernah WHO hadapi.
Ghebreyesus mengaku kesulitan mendapatkan bantuan untuk melakukan operasi di Republik Demokratik Kongo. Deklarasi ini sendiri ia lakukan setelah mendapat rekomendasi dari para ahli, menurut laporan Insider.
Petugas Medecins Sans Frontieres (MSF) berbicara dengan seorang pekerja di fasilitas isolasi, siap untuk menerima pasien yang terkena Ebola. Foto: Reuters/Kenny Katombe
Sebelumnya, usaha deklarasi ini sempat mendapat pertentangan. Banyak yang berpendapat bahwa wabah ebola di Republik Demokratik Kongo adalah kondisi darurat daerah lokal dan bukan ancaman secara global.
ADVERTISEMENT
Tapi, penyakit ini berhasil keluar dari wilayah wabah dan menginfeksi seorang pria di Goma, kota terbesar di Republik Demokratik Kongo. Lokasi Goma berada di dekat perbatasan Kongo-Rwanda. Kota ini juga merupakan tempat transit transportasi di daerah tersebut.
Memang belum ditemukan adanya kasus infeksi lain di Goma. Tapi, kehadiran kasus ini menimbulkan kekhawatiran. Jika wabah menyebar ke Goma, maka kota ini bisa menyebarkan penyakit itu ke tempat yang lebih jauh lagi.
Sekarang, wabah ebola ini telah menyebar ke dua provinsi Kongo yang berbatasan dengan Uganda, Sudan Selatan, dan Rwanda. Menurut laporan, sejauh ini baru ada empat orang penderita yang melintasi perbatasan dari Kongo ke Uganda.
Seorang pekerja Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan vaksinasi. Foto: Reuters/Kenny Katombe
Sementara itu, menteri kesehatan Uganda mengatakan, ada seorang perempuan penjual ikan penderita ebola yang masuk dari Kongo ke Uganda. Sekarang, pihaknya sedang mencari orang-orang yang melakukan kontak dengan perempuan itu untuk diberikan vaksin.
ADVERTISEMENT
Wabah ebola di Kongo ini diumumkan pada 1 Agustus 2018. Sejak saat itu, telah ada laporan 2.500 kasus ebola dengan angka kematian mendekati 1.700 orang. Sejauh ini sudah ada 164.000 orang yang telah divaksin dengan vaksin eksperimen ebola.
Wabah ebola ini terjadi di daerah Kongo yang telah dilanda konflik selama berpuluh-puluh tahun. Di lokasi itu, setiap usaha menghentikan wabah selalu mendapat perlawanan.
Insider melaporkan, tujuh orang anggota tim penanganan wabah tewas terbunuh. Tim yang berusaha melakukan penguburan korban mendapat serangan senjata api, dan banyak pusat penanganan ebola yang mendapat serangan bom.