news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

5 Gelar Juara Ganda Putra All England Persembahan Herry IP

28 Februari 2019 15:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih kepala ganda putra Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Herry Iman Pierngadi, ditemui di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Rabu (27/2/2019). Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih kepala ganda putra Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Herry Iman Pierngadi, ditemui di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Rabu (27/2/2019). Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan
ADVERTISEMENT
Percayalah, di balik begitu solidnya sektor ganda putra Indonesia dari dulu hingga sekarang, ada sosok pelatih yang tak kalah hebatnya. Kita bisa melihat perkembangannya sejak 1999 silam.
ADVERTISEMENT
Dua puluh tahun lalu, Herry Iman Pierngadi resmi ditunjuk sebagai pelatih kepala ganda putra Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Dari tangan dinginnya, dia bisa melahirkan ganda putra andal seperti Tony Gunawan/Candra Wijaya, Candra Wijaya/Sigit Budiarto, Markis Kido/Hendra Setiawan, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, hingga Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Pasangan yang disebut terakhir itu adalah pemegang takhta ganda putra dunia saat ini. Menatap agenda terdekat, All England 6-10 Maret 2019, Marcus/Kevin akan berjuang juara untuk mencetak hattrick gelar.
Bagi Herry, hattrick duo berjuluk 'Minions' itu ikut menjadi target pribadinya. Bagaimana tidak, All England bukan sekadar turnamen bulu tangkis, ia adalah turnamen tertua di dunia, sekaligus memiliki jejak manis dalam karier Herry.
ADVERTISEMENT
Marcus dan Kevin di Final All England 2018 Foto: Bergas Agung/kumparan
Kembali ke 1999, saat itu Herry IP beralih menjadi pelatih kepala ganda putra usai lebih dulu bergelut di sektor ganda campuran sebagai pelatih atlet pratama sejak 1993.
Begitu menjejak sektor ganda putra, Herry langsung membuktikan tajinya dengan persembahkan gelar bagi Indonesia di All England 1999 lewat pasangan Tony Gunawan/Candra Wijaya.
Selain Tony/Candra, Herry juga sukses mempersembahkan lima gelar lain di All England lewat tangan dinginnya mendidik sektor ganda putra Tanah Air. Siapa saja? kumparanSPORT telah merangkumnya untuk Anda:
1. Tony Gunawan/Candra Wijaya (All England 1999)
"Dari 1999 di All England, saya sudah (persembahkan) juara," kata Herry dengan bangga di Pelatnas PBSI, Rabu (27/2/2019), kala mengingat rapor emas pada debutnya sebagai pelatih ganda putra skuat Cipayung.
ADVERTISEMENT
Dalam final yang berlangsung 14 Maret 1999 di Arena Birmingham, Inggris, Tony Gunawan/Candra Wijaya lahir sebagai juara baru, juga menorehkan gelar pertama mereka di All England.
Saat itu, Tony/Candra mengalahkan pasangan Korea Selatan, Lee Dong Soo/Yoo Yong Sung, 15-7 dan 15-5. Adapun, wakil Indonesia lain yang menjejak final, Taufik Hidayat, gagal meraih gelar usai kalah dari Peter Gade (Denmark).
2. Tony Gunawan/Halim Heryanto (All England 2001)
Musim 2001 lebih manis lagi bagi Herry. Dua ganda putra Indonesia, Tony Gunawan/Halim Heryanto dan Sigit Budiarto/Candra Wijaya, menciptakan All Indonesian Final pada partai pamungkas All England, 11 Maret 2001.
Hasilnya, Tony/Halim mengalahkan Sigit/Candra dalam pertandingan sengit dengan skor 15-13, 7-15, dan 15-7. Dari sektor lain, andalan 'Merah-Putih' seperti Taufik Hidayat dan Mia Audina, harus terhenti di babak kedua.
ADVERTISEMENT
3. Sigit Budiarto/Candra Wijaya (All England 2003)
Kalah di final All England 2001, Sigit Budiarto/Candra Wijaya membalasnya dua tahun kemudian dengan menjadi juara pada 16 Februari 2003. Bagi Candra, itu adalah kali kedua dia mengalahkan Lee Dong Soo/Yoo Yong Sung di final.
Candra Wijaya hadiri Doubles Spesial Championships Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan
4. Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (All England 2014)
Sempat nirgelar beberapa tahun, ganda putra Indonesia baru bisa kembali berbicara di All England nan prestisius itu pada musim 2014. Saat itu, generasi ganda putra sudah masuk ke era Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Pada final yang digelar 9 Maret 2014, Ahsan/Hendra menundukkan wakil Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa, 21-19 dan 21-19. Di semifinal, Ahsan/Hendra lebih dulu menyingkirkan kompatriot, Marcus Fernaldi Gideon/Markis Kido.
ADVERTISEMENT
Adapun, melihat jejak terakhir gelar ganda putra di 2003, regenerasi ganda putra sejatinya terjadi. Ada Mohammad Ahsan/Bona Septano hingga Markis Kido/Hendra Setiawan, peraih emas Olimpiade 2008, yang mencuat.
Selama itu pula, tim kepelatihan ganda putra PBSI juga mengalami perubahan. Herry tidak melatih pada 2007-2011, saat jabatan pelatih ganda putra dipegang Sigit Pamungkas.
5. Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (All England 2017 dan 2018)
Welcome to the new age! Setelah Ahsan/Hendra, PBSI menemukan ujung tombak ganda putra baru,yakni Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Memulai dengan kalah di babak pertama All England 2016, Marcus/Kevin melesat jadi juara di All England 2017 Pada final 12 Maret 2017, 'Minions' mengalahkan Li Junhui/Liu Yuchen (China), 21-19 dan 21-14.
ADVERTISEMENT
Tahun berikutnya, Marcus/Kevin mempertahankan gelar juara usai mengalahkan ganda kawakan Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen, 21-18 dan 21-17, pada final yang berlangsung 18 Maret 2018.
Kini, Herry bermimpi Marcus/Kevin meraih hattrick gelar All England. "Inginnya hattrick, tiga kali juara, itu target saya dan mereka (Marcus/Kevin). Terbuka banget (peluang)," ucap Herry.
Akankah sang pelatih bisa menambah tinta emas dalam rapornya di All England? Satu yang pasti, pelatih kelahiran Pangkal Pinang, 56 tahun lalu, ini akan terus memberikan ilmunya dalam tugas melatih, mencetak, dan menjaga sektor ganda putra nasional bulu tangkis Indonesia.
"(Sejak) 2011, saya balik lagi (ke PBSI). Semua juga tergantung PBSI, ketika saya masih dipercaya, ya, saya akan terus (melatih)," kata Herry.
ADVERTISEMENT
Herry IP (tengah) bersama Kevin Sanjaya (kiri) dan Marcus Gideon. Foto: ANTARA/INASGOC/Puspa Perwitasari