news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Agar Gregoria dan Fitriani Tak Lagi Minder di Hadapan Unggulan

15 Agustus 2019 16:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebulutangkis Indonesia Gregoria Mariska saat pertandingan Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Selasa (16/7). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Pebulutangkis Indonesia Gregoria Mariska saat pertandingan Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Selasa (16/7). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Dua tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung dan Fitriani, mendapat pesan khusus jelang keikutsertaan mereka pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019 di Basel, Swiss, 19-25 Agustus mendatang.
ADVERTISEMENT
Menurut pelatih mereka di PBSI, Riony Mainaky, Gregoria dan Fitriani harus memasuki arena pertandingan dengan mentalitas baja dan tidak menghiraukan status lawan yang punya peringkat dunia lebih tinggi.
Di atas kertas, langkah pertama Gregoria dan Fitriani terbilang tak terlalu terjal. Fitriani, misalnya, bersua wakil Jerman ranking 39 dunia, Yvonne Li, di babak 64 besar. Meski belum pernah bertemu, Fitriani punya peringkat lebih tinggi dibanding sang lawan: 27.
Barulah lawan di babak 32 besar yang berpotensi menjegal langkah Fitriani. Di sana ada Tai Tzu Ying yang datang ke Kejuaraan Dunia 2019 dengan status unggulan kedua.
Fitriani di babak pertama Singapura Terbuka 2019. Foto: Dok. PBSI
Sementara itu, Gregoria yang mendapat bye tinggal menunggu pemenang laga antara Busanan Ongbamrungphan (Thailand) dan Chloe Birch (Inggris). Dari segi head-to-head, Gregoria unggul atas dua calon lawannya nanti.
ADVERTISEMENT
Pada pertemuan terakhir dengan Busanan di Korea Selatan Terbuka 2017, Gregoria menang tiga gim. Sedangkan dengan Birch, Gregoria menang dua gim langsung di Thailand Terbuka 2018.
Jalan Gregoria baru bisa dipastikan terjal jika lolos ke 16 besar. Di sana ia berpotensi melawan tunggal putri terbaik Thailand, Ratchanok Intanon. Secara rapor pertemuan, Gregoria jauh tertinggal karena tak pernah sekali pun menang dari lima laga melawan Intanon.
Nah, skenario-skenario sulit yang mungkin dihadapi dua tunggal putri 'Merah Putih' ini diharapkan Riony tak membuat Gregoria dan Fitriani ciut. Salah satu saran yang diberikan agar pola pikir 'takut dengan lawan' hilang adalah persiapan matang menyoal teknik dan psikis jelang pertandingan.
Atlet bulu tangkis andalan Thailand, Ratchanok Intanon. Foto: Wang Zhao/AFP
"Yang terpenting harus bermain lepas, hal-hal non-teknis dan lain-lainnya (di luar lapangan) dibuang. Jadi, biar tidak ada beban. Kalau melawan pemain (level) di atasnya, jangan sampai berpikir lawannya berat," kata Riony saat ditemui di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
"Agar tidak berpikiran seperti itu, kita harus punya rencana di setiap langkah. Dari terima service kita sudah tahu mau bagaimana, sudah tahu harus bagaimana."
"Jadi, pasti hilang pikiran lawan lebih kuat dan lainnya. Kalau kita sudah siap duluan dan lawan belum siap, nah, itu kesempatan untuk kita unggul lebih dulu," tambahnya.
Sebagai juru latih, Riony percaya anak-anak didiknya punya kemampuan untuk melewati adangan para unggulan dan bisa menerapkan pola pikir positif. Khusus Gregoria, perlawanan sengit terhadap Intanon di Indonesia Open 2019 dan Ying di Jepang Terbuka menjadi acuan.
Pebulu tangkis putri nomor satu dunia, Tai Tzu Ying, beraksi di Indonesia Open 2019. Foto: AFP/Bay Ismoyo
Kendati cuma sebatas hampir mengalahkan lawan tangguh, Riony mengaku melihat sisi positif dari performa Gregoria. Hanya aspek non-teknis semacam gestur di atas lapangan yang dinilai saudara kandung Richard Mainaky ini perlu dibenahi lagi.
ADVERTISEMENT
"Intanon dan Tai Tzu Ying memang memberi tekanan ke lawannya bagus. Gregoria juga menunjukkan gestur mentalnya agak turun, jadi lawan melihat dan membaca dari situ. Dia harus lebih berani," jelasnya.
"Kalau dia menunduk (lawan akan melihat), dia harus menatap mata lawan. Lebih menunjukkan kepada lawan kalau dia tidak takut dan tidak ragu-ragu serta kepercayaan dirinya tidak hilang."
"Kepercayaan diri dan fokus, ada kondisi apa pun atau membuat kesalahan jangan memperlihatkan (gestur) ke lawan. Anggap saja kehilangan satu bola wajar, nanti ambil lagi (poin balasan)," tegas Riony.