Agar Greysia/Apriyani Bisa Konsisten hingga Olimpiade 2020
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hasil itu sekaligus memutus tren negatif Greysia/Apriyani di beberapa turnamen sebelumnya. Di Indonesia Open 2019 mereka terhenti di babak kedua, di Jepang Terbuka 2019 angkat koper pada perempat final. Setelahnya, mereka gagal mempertahankan gelar juara Thailand Terbuka 2019.
Dengan kembalinya tren positif lewat perunggu Kejuaraan Dunia 2019, pelatih ganda putri PBSI, Eng Hian, berharap Greysia/Apriyani bisa menjaga konsistensi. Terlebih, perhitungan poin menuju Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang, telah dimulai.
Eng Hian optimistis jika penampilan pasangan timpang usia ini bisa stabil di turnamen-turnamen selanjutnya, peluang mereka untuk meraih medali di multiajang olahraga terbesar dunia itu terbuka lebar.
"Tentunya saya tetap optimistis dengan hasil yang ada sekarang di Kejuaraan Dunia. Karena pemetaannya (kekuatan) 'kan kurang lebih sama. Malah di Olimpiade masing-masing negara wakilnya cuma dua," kata Eng Hian.
ADVERTISEMENT
"Peluang medali untuk di Olimpiade masih terbuka lebar. Sekarang yang jadi PR saya adalah bagaimana tetap menjaga konsistensi, motivasi mereka," tuturnya menambahkan.
Selain aspek psikis, secara khusus juru latih berusia 42 tahun tersebut menggarisbawahi faktor teknis macam skill. Khusus Greysia yang kini sudah menginjak usia 32 tahun, Eng Hian mengantisipasi kemungkinan terjadinya cedera.
"Terutama Greysia yang sudah usia (tidak lagi muda), jangan sampai cedera. Untuk Apriyani pekerjaan rumahnya masih banyak karena dia pemain muda (21 tahun), jadi harus lebih ekstra untuk meningkatkan semuanya," jelas Eng Hian.
"Power-nya, kecepatannya, kualitas individunya, mumpung masih ada waktu. Saya lihat peluang tetap ada (untuk Apriyani)," ucapnya.
Setelah Kejuaraan Dunia 2019, Greysia/Apriyani tak punya banyak waktu berleha-leha. Pada 3-8 September mendatang, mereka akan tampil di Taiwan Terbuka 2019. Mereka datang ke turnamen sebagai unggulan pertama.
ADVERTISEMENT