Ahsan/Hendra: Pernah Berpisah Lalu Kembali untuk Memberi Prestasi

8 Maret 2019 14:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan dengan bendera Merah Putih. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan dengan bendera Merah Putih. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Dengan status mereka sebagai ganda putra veteran, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan justru menanggalkan segala kenyamanan sebagai pebulu tangkis pelatnas (pelatihan nasional) Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada Januari 2019, duo berjuluk The Daddies ini memilih keluar dari naungan Cipayung dan menjadi pemain profesional dengan menggandeng sponsor untuk mengikuti kejuaraan-kejuaraan bulu tangkis.
Kendati saat ini berstatus atlet non-pelatnas, Ahsan/Hendra tetap membawa nama Indonesia tiap kali bertanding. Lagi pula, tujuan mereka tetaplah sama: mengharumkan nama Indonesia dan melestarikan prestasi bulu tangkis Tanah Air di kancah internasional.
Keputusan mengejutkan seperti ini bukan kali pertama datang dari Ahsan/Hendra. Sebelumnya, mereka pernah memilih untuk berpisah, menemukan pasangan baru, dan akhirnya kembali bersama hingga sekarang.
***
Kisah kedua pasangan ganda putra legendaris ini bermula saat pelatih Herry Iman Pierngadi memasangkan mereka pertama kalinya pada pertengahan 2012. Saat itu, Ahsan gagal berpendar dengan Bona Septano yang jadi partner pertamanya di Cipayung sejak 2008.
ADVERTISEMENT
Memang ada beberapa gelar yang bisa diraih macam Indonesia Masters, Medali Emas SEA Games 2011. Tapi, di beberapa turnamen bergengsi macam Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis, All England, hingga China Terbuka, Ahsan/Bona tak berbicara banyak. Puncaknya, setelah cuma menjejak perempat final Olimpiade 2012, Ahsan dan Bona dipisahkan.
Kisah Hendra berbeda dengan Ahsan. Pria kelahiran Pemalang, Jawa Tengah, ini berpisah jalan dengan Markis Kido yang sudah menjadi tandemnya selama 13 tahun. Tak ayal, keputusan tersebut bikin dunia bulu tangkis nasional heboh.
Terlebih, pelbagai gelar bergensi lahir dari pasangan Markis/Hendra. Mereka sukses menyabet titel Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2007, lalu mengawinkannya dengan emas Olimpiade 2008 di Beijing, China. Semakin paripurna karena di 2010, Markis/Hendra melengkapinya dengan emas Asian Games di Incheon, Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Kejuaraan Singapura Terbuka 2012 tercatat menjadi kali terakhir pasangan Markis/Hendra bersama. Pada laga perpisahannya itu mereka sukses menjadi jawara. Setelahnya, Hendra memulai lembaran baru dengan Ahsan. Kebersamaan mereka baru membuahkan hasil apik setahun berselang dengan menjuarai Malaysia Terbuka 2013.
Aksi Hendra/Ahsan. Foto: Ed JONES / AFP
Di tahun 2013 itu, Ahsan/Hendra memulai masa-masa kejayaan. Mereka sukses menyabet gelar-gelar lain seperti BWF Superseries Finals, Indonesia Terbuka, Denmark Terbuka, dan Singapura Terbuka. Makin sempurna karena menyabet titel Kejuaraan Dunia 2013 yang berlangsung di Guangzhou, China.
Tahun keemasan Ahsan/Hendra berlanjut di 2014 yang diawali dengan menjuarai turnamen All England. Namun, Ahsan/Hendra pun sempat menemui kegagalan saat kalah di final Jepang Terbuka dan Indonesia Terbuka. Kegagalan di dua turnamen itu dibayar dengan medali emas Asian Games 2014 dan menutup tahun 2014 dengan gelar Hong Kong Terbuka.
ADVERTISEMENT
Pada 2015, Ahsan/Hendra kembali memenangi Malaysia Terbuka dan BWF Superseries Finals. Namun, pendar mereka mulai redup di 2016 karena cuma memenangi satu gelar di tahun itu (Thailand Masters)--padahal biasanya mereka minimal mendapat dua gelar tiap tahunnya sejak dipasangakan.
Statistik Ahsan/Hendra pun jeblok di 2016 itu dan kerap kalah dari lawan yang sama. Menilik data Tournament Softwere, kekalahan mereka selalu didapatkan dari ganda Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong, Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding (Denmark), dan Li Junhui/Liu Yuchen (China).
Ahsan dan Hendra akhirnya memutuskan berpisah di akhir 2016. Ahsan memilih berpasangan dengan Rian Agung Saputro. Sayang, duet ini tak bisa berbicara banyak di turnamen bergensi. Ahsan juga sempat berpasangan dengan Angga Pratama, tapi gagal melangkah jauh di Indonesia Masters 2018.
ADVERTISEMENT
Hendra dan Ahsan, juara dunia 2013 Foto: Badminton Indonesia
Hendra sendiri memutuskan keluar dari pelatnas dan memilih jalur profesional. Ia berpasangan dengan atlet Malaysia, Tan Boon Heong. Namun, dari 18 kejuaraan yang mereka ikuti, tak ada satu pun yang membuahkan gelar juara.
Pada awal 2018, Hendra sempat berpasangan dengan Rian Agung Saputro, tetapi terhenti di 16 besar Indonesia Masters 2018. Setelah hampir setahun lebih berpisah, Hendra dan Ahsan akhirnya kembali bertandem di 2018 dan ajang India Terbuka jadi momen comeback mereka.
Kebersamaan Ahsan/Hendra untuk kali kedua ini baru melahirkan gelar juara di Malaysia International Challenge di April 2018. Kemudian mereka menjuarai Singapura Terbuka 2018. Namun, taji mereka di turnamen-turnamen akbar macam All England dan China Terbuka belum terlihat kembali.
ADVERTISEMENT
Pada awal 2019 lalu, Ahsan/Hendra kembali mengambil keputusan mengejutkan dengan keluar dari pelatnas Cipayung. Keduanya memlih jalur profesional dengan menggandeng sponsor untuk megikuti turnamen. Ahsan dan Hendra setidaknya butuh 15 turnamen untuk bisa lolos ke Olimpiade 2020 mendatang di Tokyo, Jepang.
Tercatat kejuaraan Indonesia Masters dan Malaysia Masters 2019 menjadi dua kejuaraan yang sudah dilewati Ahsan/Hendra sebagai pemain pro. Kini, mereka tengah berjuang di All England 2019 dan berhasil menjejak babak perempat final. Ahsan/Hendra dijadwalkan bertanding di Arena Birmingham, Jumat (8/3/2019) malam WIB, melawan Mark Lamsfuss/Marvin Seidel (Jerman).
====
Click logo sponsor di bawah ini untuk harumkan Indonesia!