Ahsan/Hendra Siap Jegal Langkah Fajar/Rian ke Olimpiade

9 Mei 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahsan/Hendra di Malaysia Terbuka 2019. Foto: Dok. PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Ahsan/Hendra di Malaysia Terbuka 2019. Foto: Dok. PBSI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di pengujung kariernya sebagai pebulu tangkis, Mohammad Ahsan masih memendam ambisi besar. Dia berhasrat mewakili Indonesia pada Olimpiade 2020, meski usianya bakal menginjak 33 tahun saat ajang itu digelar di Jepang.
ADVERTISEMENT
Karena Ahsan tak seperti pasangannya di ganda campuran, Hendra Setiawan. Pemilik nama terakhir telah memenuhi dahaga emas Olimpiade ketika berpasangan dengan Markis Kido pada 2008 lalu, sedangkan Ahsan belum pernah meraih kesuksesan serupa.
"Pasti, ya. Kami punya target ke sana, tetapi perjalanan masih panjang," ujar Ahsan kepada kumparanSPORT di Cipayung.
Untuk berlaga di multiajang paling prestisius itu, tak ada yang tak mungkin bagi Ahsan/Hendra. Di tengah persaingan dengan pemain muda, duo berjuluk The Daddies itu masih bisa menjuarai All England 2019 Super 1000, sekaligus mewujudkan salah satu target utama mereka musim ini.
Berkat gelar di All England itu juga, Ahsan/Hendra bisa melesat ke peringkat empat dunia. Namun, hal itu belum cukup mengamankan tiket mereka ke Olimpiade 2020. Mengekor dari peringkat lima dunia, ada kompatriot sekaligus rival, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
ADVERTISEMENT
Dari aturan BWF soal kuota sektor ganda di cabang olahraga bulu tangkis, masing-masing negara maksimal hanya bisa memilih dua pasangan dari Top 8. Selain Ahsan/Hendra dan Fajar/Rian, Indonesia punya Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo sebagai nomor satu dunia.
Ahsan/Hendra lolos ke semifinal Singapura Terbuka 2019 BWF Super 500. Foto: Dok. PBSI
Itu artinya, Fajar/Rian yang suatu saat bisa mengancam kans Ahsan/Hendra ke Olimpiade 2020. Menyikapi persaingan tersebut, Ahsan sudah siap berebut tempat dengan sang junior. Ahsan ingin PBSI memilih dua nama terbaik yang mewakili Tanah Air berdasarkan persaingan sehat.
"Kami tidak mau dari awal memberikan tempat cuma-cuma. Kami ingin agar mereka (Fajar/Rian) kompetitif. Keputusan akhir 'kan tetap dari PBSI. Saya dan Hendra juga tentu mau ke Olimpiade dan mereka kalau mau ke sana juga harus berusaha. Harus ada yang dilewati untuk memotivasi mereka," ujar Ahsan.
ADVERTISEMENT
"Mereka mengejar kami, kami pun mau tampil di Olimpiade. Intinya (tempat) didapat dengan bersaing, jangan 'sudahlah, dia saja'. Tapi nanti di akhir tetap PBSI yang memutuskan siapa yang layak," imbuh atlet kelahiran Palembang, 7 September 1987 ini.
Soal rivalitas di sektor ganda putra dunia, ada Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang), Li Junhui/Liu Yuchen (China), Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark), hingga pasangan muda China, Han Chengkai/Zhou Haodong, yang menemani Ahsan/Hendra di Top 10.
Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan di All England 2019. Foto: Reuters / Andrew Boyers
Bagi Ahsan, umur hanyalah angka. Di atas lapangan, dirinya masih memiliki semangat menggebu sama seperti atlet muda lainnya. Kedisiplinan pun menjadi kunci Ahsan untuk menjaga asanya.
"Kami tidak mau kalah dari latihan juga dari menjaga kondisi. Walau umur sudah begini haha, semangat kami tidak kalah dengan yang muda-muda. Tetap harus kompetitif, kami tidak santai-santai," tegas Ahsan.
ADVERTISEMENT
"Yang pasti setiap ikut turnamen inginnya dapat hasil maksimal. Tapi kami tidak mau ekspektasi berlebihan. Di mana pun main enjoy dan keluarkan kemampuan terbaik," ujarnya mengakhiri.
Kini, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan masih dipercaya memperkuat sektor ganda Indonesia di Piala Sudirman 2019, 19-26 Mei mendatang. Berikutnya, publik wajib menantikan Kejuaraan Dunia 2019 pada Agustus, target utama Ahsan/Hendra lainnya musim ini.