Ahsan: Naik Podium bersama Anak Adalah Sebuah Janji

4 September 2019 20:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Ferinaldi Gideon dan Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan usai bertanding di Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/7/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Ferinaldi Gideon dan Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan usai bertanding di Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/7/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Podium Indonesia Open 2019 begitu ramai selepas laga final sektor ganda putra. Yang berdiri di sana bukan cuma Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya.
ADVERTISEMENT
Yang bikin podium kian ramai saat itu adalah kehadiran anak-anak dari para pemain. Marcus menggendong anak pertamanya, kemudian Hendra membawa ketiga anaknya, dan Ahsan bersama dua buah hatinya. Mereka menyambut penyerahan trofi dan hadiah bersama.
Sepintas, fragmen tersebut terlihat biasa karena sudah lumrahnya kebahagiaan dirayakan bersama bagi mereka yang sudah berkeluarga. Namun buat Ahsan, menaiki podium bersama buah hati adalah sebuah pembuktian janji kepada putri sulungnya, Maritza Chayra Ahsan.
Ahsan berkisah, Chayra pernah meminta naik ke podium ketika anak Tontowi Ahmad, Danish Arsenio Ahmad, ikut merayakan gelar juara Indonesia Open 2018. Permasalahannya saat itu, Ahsan menyebut dirinya masih merintis karier (lagi) dengan Hendra setelah sempat bercerai pada 2017.
Ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan (kanan) dan Hendra Setiawan (kiri) foto bersama keluarganya saat tiba di Terminal Kedatangan Internasional 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah berkali-kali gagal di awal 2018, Ahsan/Hendra akhirnya berhasil meraih gelar juara Singapura Terbuka 2018. Ahsan pun menepati janjinya: Sang buah hati ikut naik podium sembari membentangkan bendera Merah Putih.
"Dulu Chayra melihat anaknya Owi--panggilan Tontowi--, Danish, naik podium. Terus dia bilang, 'Ayah saya ingin naik podium juga'. Padahal waktu itu saya baru merintis juga sama Hendra," kata Ahsan di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Rabu (4/9/2019).
"Saya bilang, 'Iya banyak doa saja'. Akhirnya kesampaian bisa juara di Singapura Terbuka (2018), dia ikut naik podium. Bebannya (permintaan anak) tak ringan itu. Lebih berat beban dari PBSI," kelakar Ahsan.
Permintaan anak mungkin bukan beban berlebih bagi pemain kelahiran Palembang itu, tapi keinginan anak-anak untuk naik ke podium dijadikan motivasi oleh Ahsan untuk bisa konsisten berprestasi.
ADVERTISEMENT
Sebuah motivasi yang tak jauh berbeda dengan Hendra karena ingin anak-anaknya melihat sang ayah sebagai seorang juara dan pahlawan olahraga Indonesia.
"Ingin juga mereka seperti punya kebanggan melihat orang tuanya bisa naik podium, soalnya mereka sudah mulai mengerti. Apalagi anak paling besar peinginnya naik podium. Itu 'kan beban buat saya juga, harus juara atau minimal runner up," ucap Ahsan.
Motivasi sebagai ayah pada akhirnya memang mengantarkan Ahsan/Hendra konsisten. Mereka baru saja meraih medali emas Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019. Final di Basel, Swiss, itu sekaligus menghadirkan babak pemungkas ketujuh buat The Daddies sepanjang tahun ini.
Ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan (kanan) dan Hendra Setiawan memberikan keterangan pers usai menjuarai Kejuaran Dunia 2019 di Terminal Kedatangan Internasional 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Selain membuahkan kisah manis, kisah lucu sempat mewarnai perayaan gelar Ahsan/Hendra kala itu. Chayra kata Ahsan, mengomentari kekalahan lawan Ahsan/Hendra asal Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.
ADVERTISEMENT
"Saya selalu telepon anak-anak buat komunikasi, senang saja. Kemarin saat lawan Jepang, anak saya bilang, 'Itu om yang dari Jepang kalah, ya? Nggak fokus, ya, mainnya mereka?' Dia bilang kaya begitu," kata Ahsan yang disusul gelak tawa.
Ternyata tak cuma kali itu perangai menggemaskan dari buah hati Ahsan muncul. Pernah juga rasa rindu bikin mereka meminta ayahnya untuk segera pulang saat tengah berkompetisi di luar negeri.
"Ada lagi waktu saat itu sedang jauh lalu telepon, sudah tak sabar mau peluk Babah--panggilan akrab Ahsan--katanya. Saya jawab, nanti Babah lagi pertandingan, sabar dulu, ya. Jadi anak ingin saya cepat pulang."
"Mungkin anak kangen jadi melupakan rasa kangennya dengan seperti itu. Saya juga bilang, 'kalau pulang cepat nggak naik podium nanti'," pungkas Ahsan.
ADVERTISEMENT