Aksi Pebulu Tangkis Difabel Hadirkan Inspirasi bagi Muhammad Rian

12 Oktober 2018 13:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhammad Rian Ardianto (kiri) dan Fajar Alfian (kanan) di babak kedua Jepang Terbuka 2018, Kamis (13/9). (Foto: Dok: Humas PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Rian Ardianto (kiri) dan Fajar Alfian (kanan) di babak kedua Jepang Terbuka 2018, Kamis (13/9). (Foto: Dok: Humas PBSI)
ADVERTISEMENT
Jika biasanya para pemain bulu tangkis andalan Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) ada di Istora Gelora Bung Karno (GBK) untuk bertanding, maka tidak kali ini.
ADVERTISEMENT
Well, kegiatan mereka memang tidak jauh-jauh dari bulu tangkis. Bedanya, kali ini datang sebagai penonton. Mereka tak ingin melewatkan momen Asian Para Games 2018 yang pertama kali dihelat di Indonesia.
Salah satu yang hadir adalah Muhammad Rian Ardianto.
Di tribune Istora GBK, Senayan, Kamis (11/10/2018) siang WIB, pemain asal Bantul itu larut dalam gemuruh dukungan suporter tuan rumah. "Seru, ya," ujar Rian kepada kumparanSPORT.
"Paling seru pas menonton Fredy main. Poin set kedua sudah unggul jauh tapi sempat terkejar," ujar juara Malaysia Masters 2018 itu menyoal pertandingan Fredy Setiawan melawan Suhas Lalinakere Yathiraj (India).
Laga itu berhasil dituntaskan Fredy dengan kemenangan telak 21-12 dan 21-17. Bagi Rian sendiri, kehadirannya dan pemain PBS lain di Istora GBK diharapkan menjadi suntikan semangat bagi para atlet disabilitas bulu tangkis.
ADVERTISEMENT
"Memang dari pelatih (Herry Iman Pierngadi, red) juga ada rencana untuk menonton bareng. Mendukung supaya mereka bisa termotivasi juga bisa lebih semangat," sebut Rian.
"Tentunya saya ingin bulu tangkis banyak kasih medali di Asian Para Games 2018," katanya menambahkan.
Setelah mampir ke Istora melihat aksi atlet disabilitas, Rian mengaku terpukau dengan perjuangan pebulu tangkis melawan kelemahan (impairment) masing-masing. Berdiri di atas kedua kaki dan mengangkat senjata andalan berupa raket dengan tangan normalnya, Rian tak ingin kalah dari mereka.
"Walaupun mereka ada kekurangan, mereka berjuang begitu maksimal. Saya tidak mau kalah, terus jaga semangat tinggi. Itu (pertandingan Asian Para Games) jadi inspirasi buat saya."
Saat ditanya apakah tertarik bermain dengan para andalan cabang olahraga (cabor) bulu tangkis National Paralympic Committtee (NPC) Indonesia, seperti Fredy, Ukun Rukaendi, hingga Suryo Nugroho, Rian menjawab cukup antusias.
ADVERTISEMENT
"Ya, kalau mau sparring, sih, boleh-boleh saja," ujar Rian yang baru pertama kali menyaksikan pertandingan bulu tangkis disabilitas itu. "Tapi, nanti final tidak bisa nonton, mau berangkat ke Denmark," imbuhnya.
Bersama pasangannya, Fajar Alfian, Rian segera menghadapi Denmark Terbuka 2018 di Odense Sports Park yang berlangsung 16-21 Oktober mendatang, sekaligus menjadi kali pertama keikutsertaan mereka di Denmark Terbuka.
Tim beregu bulu tangkis putra Indonesia saat penyerahan medali emas Asian Para Games 2018 di Istora GBK. (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
zoom-in-whitePerbesar
Tim beregu bulu tangkis putra Indonesia saat penyerahan medali emas Asian Para Games 2018 di Istora GBK. (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Selain Fajar/Rian, semangat dan dukungan langsung di Istora GBK, Kamis (11/10), juga diberikan Kevin Sanjaya Sukamuljo, Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan, hingga pelatih kepala ganda putra, Herry IP.
Untuk persiapan Denmark Terbuka 2018, Rian mengaku fokus berlatih kekuatan tangan karena shuttlecock di turnamen tersebut dikenal berat. Di babak pertama, Selasa (16/10), Fajar/Rian ditantang Liao Min Chun/Su Ching Heng (Taiwan).
ADVERTISEMENT
"Persiapan hanya dua minggu, fokus ke tenaga tangan, lebih dikuatin untuk antisipasi shuttlecock. Yang pasti fokus step by step saja, ketemu lawan pertama juga tidak mudah," katanya.