Alasan Olimpiade Musim Dingin Digelar di Belahan Bumi Utara

8 Februari 2018 21:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arena pertandingan ski. (Foto: Kim Hong-Ji/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Arena pertandingan ski. (Foto: Kim Hong-Ji/Reuters)
ADVERTISEMENT
Disadari maupun tidak, hampir seluruh perhelatan Olimpiade Musim Dingin diadakan di negara-negara bagian utara. Alasannya jelas: iklim dan cuaca, faktor geologi, dan salju.
ADVERTISEMENT
Olimpiade Musim Dingin akan digelar besok (9/2) hingga 25 Februari mendatang di Pyeongchang, daerah bagian paling utara Korea Selatan. Dengan iklim yang dingin serta kontur geografis bergunung, Pyeongchang dirasa sebagai salah satu kota yang paling sesuai untuk melaksanakan olimpiade musim dingin tahun ini.
Pertama kali diadakan pada 1924, Olimpiade Musim Dingin baru dua kali diadakan di salah satu negara bagian selatan, yakni Australia pada 1956 dan 2000.
Hal ini bukan tanpa alasan. Ada satu komponen utama bagi berjalannya olimpiade musim dingin: salju. Tanpa salju, barangkali ia tak akan bernama olimpiade musim dingin, melainkan olimpiade musim panas--atau bisa juga olimpiade musim hujan (jika dilaksanakan di Indonesia).
Lalu, mengapa hampir seluruh Olimpiade Musim Dingin berlangsung di negara-negara belahan utara dan nyaris nihil di bagian selatan?
Planet bumi. (Foto: Qimono via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Planet bumi. (Foto: Qimono via Pixabay)
Memahami Kondisi Geografis Belahan Utara dan Selatan Bumi
ADVERTISEMENT
Garis ekuator membagi Bumi menjadi dua area: belahan Bumi utara dan selatan. Masing-masing bagiannya memiliki karakteristik alam, iklim, hingga pola pergantian musimnya yang berbeda.
Musim panas dan musim dingin di belahan Bumi selatan dan utara terjadi di waktu yang berbeda-- dengan suhu yang juga berbeda. Negara-negara di belahan bumi utara umumnya mengalami musim dingin pada bulan Desember hingga Maret, sementara musim panas berlangsung pada bulan Juni hingga September.
Berbeda dengan negara di belahan Bumi utara, negara belahan Bumi selatan mengalami musim dingin pada bulan Juni hingga September. Sementara musim panas terjadi pada bulan Desember hingga Maret.
Maka, hal ini menjadi salah satu alasan dalam mengeliminasi negara-negara di belahan Bumi selatan untuk menjadi tuan rumah bagi Olimpiade Musim Dingin.
Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 (Foto: Flickr/Republilc of Korea)
zoom-in-whitePerbesar
Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 (Foto: Flickr/Republilc of Korea)
Setelah 50 tahun berjalan, Komite Olimpiade Internasional telah menetapkan Februari sebagai bulan yang paling ideal untuk menggalakan Olimpiade Musim Dingin. Sebab, akumulasi salju tertinggi--lengkap dengan cuaca dingin yang cenderung konsisten--terjadi di negara-negara belahan Bumi utara pada bulan ini. Kondisi ini tentu baik untuk memainkan olahraga musim dingin, seperti ski, selancar, atau ice skating.
ADVERTISEMENT
Belahan Bumi bagian utara memiliki akumulasi salju yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan belahan Bumi selatan. Hal ini disebabkan belahan Bumi utara terletak di lintang tinggi, sehingga menerima lebih sedikit cahaya matahari pada musim salju, membuat cuaca lebih dingin, dan salju turun lebih lebat.
Sementara, negara di belahan Bumi selatan terletak dekat dengan garis ekuator--membuatnya beriklim lebih hangat, sebab terpapar panas matahari lebih lama dan akumulasi salju pun lebih rendah.
Salju adalah kunci
“Untuk menjalankan Olimpiade Musim Dingin, dibutuhkan sebuah tempat yang mengalami musim dingin dan bersalju,” ujar Richard Seager, pakar geologi dari Columbia University dalam artikel Live Science.
Ada beberapa lokasi di negara bagian Bumi selatan yang masih bersalju, seperti misalnya bagian selatan Australia dan Selandia Baru. Namun, jumlah akumulasi salju dan cuaca di Australia tidak cukup konsisten serta kondusif untuk melangsungkan Olimpiade Musim Dingin.
ADVERTISEMENT
Lokasi Selandia Baru pun dirasa sulit dijangkau--walau lebih lanjut disebut-sebut sebagai salah satu kandidat negara yang potensial untuk perhelatan Olimpiade Musim Dingin.
Selain itu, sebagian besar bagian Bumi selatan ditutupi oleh samudera, membuat musim dingin di belahan tersebut lebih hangat dibandingkan musim dingin di belahan Bumi utara yang didominasi oleh daratan.
Ski Jumping Stadium di musim dingin. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ski Jumping Stadium di musim dingin. (Foto: Wikimedia Commons)
“Lautan yang menutupi sebagian besar bagian Bumi selatan membuat suhu musim dingin daerah tersebut tak terlalu rendah--kecuali di Antartika. Sehingga, salju hanya turun di daratan tinggi, seperti pegunungan Andes atau Alpen di Selandia Baru,” jelas Seager.
Pada 2010 silam, Komite Olimpiade Internasional sempat mewacanakan kesempatan lebih luas bagi negara-negara di luar belahan Bumi utara untuk mengirimkan proposal dan menawarkan diri menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin. Hal ini lantaran perubahan iklim dan cuaca yang cukup esktrem akibat pemanasan global, membuat musim dingin di bulan Februari tak lagi sedingin dahulu.
ADVERTISEMENT
Kota atau negara dapat mengajukan proposalnya kepada komite sedini mungkin, sehingga tim komite dapat menganalisis permintaan dan menilik kelayakan cuaca dan kondisi secara lebih mendalam. Analisis ini dibutuhkan sebagai langkah antisipasi apabila adanya perubahan jadwal olimpiade yang diakibatkan perubahan cuaca drastis.
“Kini kota-kota yang ingin menjadi tuan rumah dapat mengajukan proposalnya kepada komite lebih awal, sehingga dewan eksekutif dapat segera meninjau kondisi kota. Dengan begitu, keputusan dapat dibuat lebih awal dan ada cukup waktu untuk persiapkan langkah antisipasi jika ada perubahan,” kata Gilbert Felli, seperti dilansir Associated Press pada 2010 lalu.
Walau aturan main telah diubah, masih belum banyak permintaan atau proposal yang diajukan oleh negara-negara belahan Bumi selatan untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin.
com-Main Ice Skating (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Main Ice Skating (Foto: Thinkstock)
Tak cuma tentang geografis, tapi juga duit
ADVERTISEMENT
Namun, terlepas kondisi geografis, ada satu hal yang tak kalah penting untuk dipertimbangkan: kondisi keuangan negara.
Siapa bilang mengadakan Olimpiade Musim Dingin tak butuh banyak uang?
Di tahun ini, Korea Selatan mengeluarkan setidaknya USD 13 miliar untuk persiapan Olimpiade Musim Dingin. Stadion yang nantinya dipakai untuk berlaga menghabiskan setidaknya USD 109 juta untuk kebutuan renovasi dan perbaikan kondisi bangunan.
Walau terlihat begitu tinggi, jumlah dana yang dikeluarkan Korea Selatan untuk Olimpiade Musim Dingin tahun ini tak sebanyak yang dikeluarkan oleh Rusia pada 2011. Kala itu, Olimpiade Musim Dingin yang diadakan di Soci menghabiskan dana hingga setidaknya USD 50 miliar--berkali lipat dana yang dikeluarkan Korea Selatan.
Pyeongchang 2018 Winter Olympics. (Foto: Reuters/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Pyeongchang 2018 Winter Olympics. (Foto: Reuters/Phil Noble)
Menjadi tuan rumah bagi sebuah acara internasional tidaklah mudah dan murah. Mulai dari hal yang masih bisa diatur, seperti kondisi keuangan negara, hingga iklim dan cuaca yang di luar kuasa menjadi aspek yang perlu diperhitungkan demi kelancaran acara.
ADVERTISEMENT
Menimbang berbagai faktor tersebut, rasa-rasanya kecil kemungkinan bagi negara belahan Bumi selatan untuk menjadi tuan rumah bagi Olimpiade Musim Dingin. Tapi, tak ada salahnya untuk mencoba peruntungan menjadi tuan rumah bagi Olimpiade Musim Panas, sebab matahari tak bosan bersinar di belahan Bumi selatan--sampai-sampai terlampau panas.
===============
Simak ulasan mendalam lainnya dengan mengikuti topik Outline!