news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Analisis: Lakers, Kok, Loyo?

24 Oktober 2018 16:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Los Angeles Lakers dikalahkan Portland Trail Blazers pada pertandingan pembuka NBA 2018/19. (Foto: Reuters/USA Today/Jaime Valdez)
zoom-in-whitePerbesar
Los Angeles Lakers dikalahkan Portland Trail Blazers pada pertandingan pembuka NBA 2018/19. (Foto: Reuters/USA Today/Jaime Valdez)
ADVERTISEMENT
Era baru yang coba dibangun oleh Los Angeles (LA) Lakers dengan mendatangkan LeBron James untuk mengarungi NBA musim 2018/19 belum berjalan lancar. Soalnya, dalam tiga pertandingan di awal musim ini, mereka selalu menelan kekalahan.
ADVERTISEMENT
Meski usianya telah menyentuh angka 33 tahun, James tetap menunjukkan kualitas fisik dan permainan yang apik. Kehadirannya diharapkan bisa menjadi sosok yang mampu membuat Lakers lebih matang karena memiliki skuat dengan rata-rata usia sangat muda (24,5 tahun).
James tidak sendirian sebagai pemain 'senior', Lakers membawa Rajon Rondo (32 tahun), JaVale McGee (30), Lance Stephenson (28), dan Michael Beasley (29). Dengan hadirnya pemain-pemain ini, maka kekuataan Lakers diharapkan jadi lebih berimbang di tiap lini.
Kendati begitu, wajah-wajah anyar yang dibawa, nyatanya belum mampu memberi hasil maksimal. Lakers memang menjadi tim yang lebih agresif dan moncer di awal musim ini dengan rata-rata memasukkan 125,3 poin per gim (tertinggi kedua setelah New Orleans Pelicans).
ADVERTISEMENT
James--tentu saja--menjadi pemain Lakers dengan rata-rata poin per gim tertinggi (27,3). Namun, ada jarak yang cukup jauh dari James dengan pemain lain dalam urusan mencetak angka. Hanya Kyle Kuzma yang memiliki rata-rata poin per gim di atas 20 angka. Sementara, ada 5 pemain di antara 11-17 poin per gim, dan 6 pemain rata-rata poinnya di bawah 10 angka.
Belum solid dan matangnya permainan Lakers sebagai tim, juga terlihat dari efektivitas serangan. Contoh termudah adalah percobaan tembakan tripoin yang rata-rata melepas 33,7 kali, tapi hanya masuk 9,7 kali. Tak pelak, Lakers menjadi tim dengan persentase akurasi terburuk kedua (28,7%) di liga setelah Oklahoma City Thunder.
Lakers juga menjadi tim yang cukup gemar menghamburkan peluang dari tembakan bebas (free throw). Rata-rata mendapat 24,3 kali kesempatan, hanya 17 yang berbuah poin atau persentasenya sebesar 69,9%.
ADVERTISEMENT
James bisa disalahkan untuk kondisi ini, karena ia menjadi pemain paling berkontribusi dalam menghambur-hamburkan peluang. Rata-rata ia melepas 6,3 tripoin per gim dengan hanya 1 yang berbuah poin, artinya akurasinya hanya 15,8%.
Kemudian, James rata-rata melepas 14,7 tembakan dua poin dengan 8,7 berbuah poin, akurasinya berarti 59,1%. Hanya persentase free throw-nya saja yang cukup apik dengan rata-rata memasukkan 7 kali dari 9 kesempatan (78%).
LeBron James usai merampungkan laga perdana bersama Lakers. (Foto: Reuters/USA Today/Jaime Valdez)
zoom-in-whitePerbesar
LeBron James usai merampungkan laga perdana bersama Lakers. (Foto: Reuters/USA Today/Jaime Valdez)
Jika dirangkum, James rata-rata melepas 21 kali tembakan per gim dengan hanya 9,7 yang berbuah jadi poin atau akurasinya sebesar 46%. Angka ini membuat dirinya menjadi pemain dengan akurasi paling buruk di antara 11 pemain lain--yang punya lama bermain di atas 15 menit per gimnya.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini seolah mengingatkan kita pada diri James di Cleveland Cavaliers. James menjadi pemain superior yang memiliki jarak terlalu jauh dengan pemain lain, tapi sayangnya tidak berjalan efektif. Keadaan itu memberi risiko tidak berimbangnya sistem permainan tim yang umumnya terlihat dari tidak solidnya pertahanan mereka.
Hal itu pula yang terjadi di Lakers sekarang. Meski menjadi tim dengan produktivitas poin tertinggi kedua, Lakers adalah tim dengan rata-rata kemasukkan poin per gim tertinggi kelima di NBA dengan 117,2 angka.
James lagi-lagi berkontribusi besar atas bobroknya pertahanan Lakers dengan rata-rata melakukan 4 turnover dari total 13,3 kali milik tim. Artinya, ada 40% lebih, kesalahan bersumber dari James.
Kendati angka-angka statistik yang tersaji menunjukkan bahwa James bertanggung jawab atas ketidakefektifan di berbagai aspek. Belum terlihatnya kontribusi dari pemain anyar lain menjadi biang kerok berikutnya. Selain James, Rondo, McGee, yang rata-rata poinnya di atas 10 angka, Stephenson dan Beasley tak lebih dari 10 poin.
ADVERTISEMENT
***
Membangun era baru dengan 'cara cepat' seperti mendatangkan pemain bintang memang tak melulu berjalan lancar dan mudah. Pelatih Lakers, Luke Walton, mafhum bahwa timnya harus memulai musim dengan bermain agresif untuk mengeluarkan potensi terbaik dan menyelaraskan permainan tim.
Pada pertandingan pertama melawan Portland Trail Blazers, Lakers tak menunjukkan hal itu karena melempem sejak kuarter pertama dan akhirnya keok 119-128. Di laga kedua melawan Houston Rockets, Lakers menunjukkan progres dengan memberi perlawanan hingga 5 menit kuarter empat.
Namun, dikeluarkannya Rondo dan Ingram karena terlibat keributan dengan Chris Paul, membuyarkan kebangkitan tersebut hingga akhirnya Rondo dan Ingram mendapat larangan bermain tiga kali. Lakers menelan kekalahan kedua dari Rockets dengan skor 115-124.
ADVERTISEMENT
Cekcok antara pemain Lakers dan Rockets yang mengawali perkelahian. (Foto: Jayne Kamin-Oncea/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Cekcok antara pemain Lakers dan Rockets yang mengawali perkelahian. (Foto: Jayne Kamin-Oncea/Reuters)
Di pertandingan teraktual melawan San Antonio Spurs, mulai terlihat progres yang lebih apik. Kendati kalah, Lakers membuat Spurs harus berjuang meraih kemenangan hingga babak over time. Tentu ini sebuah kemajuan, apalagi mereka tidak diperkuat Rondo dan Ingram yang notabene pemain inti dan andalan.
Namun demikian, kecenderungan mengandalkan James seorang malah menjadi bumerang buat Lakers. James gagal memasukkan dua tembakan bebas di sisa 12 detik babak overtime ketika Lakers unggul 142-141.
Lantas, tembakan dua poin Patty Mills di sisa 7 detik laga, membuat Spurs berbalik unggul 143-142. James coba membayar kesalahannya dengan melakukan tembakan tripoin di sisa 2,4 detik, tapi meleset. Hingga buzzer beater berbunyi, Spurs membawa pulang kemenangan 143-142.
ADVERTISEMENT
Sederhananya, Lakers sudah memiliki pondasi bagus dengan pemain-pemain muda mereka. Kehadiran James, Rondo, McGee, hingga Stephenson, harusnya menjadi semacam imun tambahan untuk mempercepat pertumbuhan dan pendewasan pemain muda, bukan 'mengintimidasi' apalagi menghalangi potensi mereka.
Memberi kesempatan yang sama, memberi beban yang sama, kepada semua pemain bisa menjadi langkah bijak yang dilakukan Walton agar sistem permainan lebih stabil dan James bisa lebih efektif. Hal tersebut bisa dilakukan pada gim selanjutnya melawan Phoenix Suns, Kamis (25/10/2018) pagi WIB.
Menilik materi pemain yang tak sementereng tiga lawan sebelumnya, Lakers punya kans besar meraih kemenangan perdana musim ini. Terlebih, Suns juga berada di tren negatif usai keok dalam dua laga beruntun. Menahan Spurs hingga overtime adalah modal, tinggal Lakers sendiri yang mau belajar dari kesalahan atau tidak.
ADVERTISEMENT