Anies: Tak Sia-sia Dibangun, Banyak yang Ingin Sewa Venue Asian Games
ADVERTISEMENT
Pemerintah melakukan pembangunan dan renovasi sejumlah venue untuk penyelenggaraan Asian Games 2018. Salah satu yang tak luput dari pembangunan, yakni venue equestrian (arena berkuda) dan Velodrome di Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
Tak tanggung-tanggung, pemerintah menggelontorkan Rp 416 miliar untuk pembangunan equestrian dan Rp 665 miliar untuk pembangunan Velodrome. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersyukur pembangunan tersebut tak sia-sia.
Saat ini, kata Anies, Velodrome menjadi tempat bagi Federasi Sepeda Dunia menyelenggarakan latihan. Negara-negara luar mengantre menggunakan Velodrome di Rawamangun, Jakarta Timur, sebagai lokasi latihan.
"Velodrome itu sekarang akan dijadikan oleh Federasi Sepeda Dunia sebagai tempat berlatih satelit, jarak jauh. Jadi, pelatnas-pelatnas berbagai negara di dunia akan menggunakan Velodrome untuk latihan, dan mereka menyewa pada kita. Jadi di Asia itu ada 4, salah satunya di Indonesia," kata Anies di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (14/12).
Selain Velodrome, Anies menyinggung soal venue equestrian yang letaknya tak jauh dari Velodrome. Ia tak memungkiri biaya perawatan equestrian besar. Namun itu tak menjadi soal, sebab venue tersebut juga disewa oleh beberapa negara dari luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Ini tempat yang biaya maintenance-nya mahal. Sekarang justru menjadi salah satu tempat yang punya pemasukan yang paling aman, karena disewa oleh beberapa negara," kata Anies.
Anies mengklaim equestrian menjadi venue berkuda terbaik berkelas internasional. Saat ini ada sejumlah pihak yang melakukan penawaran untuk menyewa equestrian sebagai tempat pembiakan dan pemeliharaan kuda-kuda kompetisi berkelas internasional.
"(Untuk) Equestrian, minggu depan akan diumumkan bidding-nya akan menjadi breeding center untuk kuda-kuda kelas dunia. Dan cuacanya memungkinkan, fasilitasnya kelas dunia, jadi malah ini menjadi sumber pemasukan," jelas Anies.
"Dua venue ini (equestrian dan Velodrome) yang dahulunya dikhawatirkan menjadi cost center sekarang jadi revenue center," timpalnya.