Anthony Davis, LA Lakers, dan Huru-hara Transfer Pemain NBA

29 Januari 2019 16:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Center Pelicans, Anthony Davis dijaga Al Horford. (Foto: Greg M. Coope USA Today Sports via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Center Pelicans, Anthony Davis dijaga Al Horford. (Foto: Greg M. Coope USA Today Sports via Reuters)
ADVERTISEMENT
Jelang berakhirnya bursa trade NBA pada 7 Februari mendatang, Anthony Davis jadi komoditas panas. Ya, pemain yang biasa ngepos sebagai center ini tengah jadi perbincangan lantaran melontarkan keinginan pindah dari timnya sekarang, New Orleans Pelicans.
ADVERTISEMENT
Agen si pemain, Rich Paul, mengungkapkan hal ini pada ESPN pekan lalu. Lalu, Pelicans mengonfirmasi bahwa Davis memang benar meminta untuk dilepas ke tim lain pada Senin (28/1/2019) waktu setempat atau Selasa (29/1) pagi WIB.
"Selama sepekan terakhir, perwakilan Anthony Davis memberi tahu kami bahwa sang pemain tidak ingin mendapat perpanjangan kontrak dan telah minta dijual," tulis pernyataan resmi klub seperti dilansir Reuters.
"Meskipun kami kecewa dengan keputusan ini, prioritas kami adalah membawa gelar juara NBA ke kota dan penggemar kami, serta membangun tim ini untuk kesuksesan jangka panjang. Terkait spesifik trade ini, kami akan melakukan sesuai cara kami dan meminta liga untuk menegakkan aturan yang bisa merusak transaksi ini secara ketat."
ADVERTISEMENT
Pemain yang di-draft Pelicans pada 2012 ini sebetulnya sudah memperpanjang kontrak pada akhir musim 2015/16 dengan nilai 127 juta dolar AS. Pada akhir musim 2018/19, Davis juga punya opsi mendapat nilai kontrak 240 juta dolar AS untuk lima musim ke depan. Namun, dengan keinginannya hengkang, Davis bisa bersatus bebas agen (free agent) pada musim panas 2020.
Kondisi kontrak Davis yang tengah limbung ini bikin huru-hara di antara tim-tim besar NBA yang punya duit berjibun. Boston Celtics, misalnya, yang dikabarkan ngebet mendatangkan Davis sejak dua tahun lalu. Namun, Celtics kemungkinan besar tak akan bisa mendapat Davis dekat-dekat ini lantaran masih ada Kyrie Irving di tim besutan Brad Stevens.
Untuk menjawab segala "huru-hara" dan hiruk-pikuk ini, kami di kumparanSPORT bakal menjelaskannya dalam bentuk tanya-jawab. Simak:
ADVERTISEMENT
Irving, Brown, dan Tatum. (Foto: Greg M. Cooper-USA TODAY Sports via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Irving, Brown, dan Tatum. (Foto: Greg M. Cooper-USA TODAY Sports via Reuters)
Apa hubungannya trade Davis ke Celtics dengan Irving?
Davis dan Irving sama-sama telah menandatangani kontrak yang disebut "Designated Players Rookie Extension" atau pernah disebut sebagai "Rose Rule" karena Derrick Rose adalah pemain NBA pertama yang melakukan kontrak semacam ini.
Kontrak ini memungkinkan Davis dan Irving bisa melewati 1-6 tahun masa bermain dengan bayaran 25% dari gaji maksimal, menuju bayaran 30% dari gaji maksimal yang bisa didapatkan saat sudah bermain 7-9 tahun. Sederhananya, si pemain bisa mendapat gaji besar tanpa harus bermain dengan durasi panjang terlebih dulu.
Untuk bisa mendapat kontrak ini, NBA punya aturan yang mengharuskan pemain bisa meraih gelar MVP, Defensive Player of The Year, terpilih sebagai bagian tim All-NBA Selection, atau menjadi starter NBA All-Star. Nah, Iriving dan Davis sudah memenuhi syarat itu karena pernah terpilih sebagai starter NBA All-Star.
ADVERTISEMENT
Peraturan ini dibuat agar satu tim NBA tidak melepas banyak pemain di bursa trade untuk mendapat pemain berlabel All-Star. Karena Celtics sudah men-trade Iriving, maka mereka tak bisa mendatangkan pemain dengan jenis kontrak sama, yakni Davis, sampai 1 Juli 2019 mendatang.
Kenapa tanggal 1 Juli? Karena saat itu Irving dikabarkan akan meninggalkan Celtics. Masalahnya, jika Irving tak jadi pergi, maka Davis sama sekali tak bisa bergabung dengan Celtics, baik musim ini atau musim depan.
Kyrie Irving dan Anthony Davis. (Foto: Twitter: Dan Greenberg)
zoom-in-whitePerbesar
Kyrie Irving dan Anthony Davis. (Foto: Twitter: Dan Greenberg)
Lantas, siapa yang harus dipilih Celtics?
Irving belum genap dua tahun berada di TD Garden. Setelah di musim perdananya membawa Celtics mentas di final wilayah timur, musim keduanya tak berjalan lancar karena 'Si Hijau' tampil inkonsisten. Hingga musim reguler 2018/19 berjalan hampir 50 laga, Celtics masih tertahan di peringkat lima klasemen.
ADVERTISEMENT
Pemain berusia 26 tahun ini tak bisa disalahkan sepenuhnya atas kondisi Celtics. Masalah cedera--khususnya pada pemain post--yang menimpa Al Horford, Aaron Baynes, bikin permainan Celtics kurang kuat di bawah ring, sehingga Irving harus berusaha lebih keras sebagai point guard.
Jadi, bisa dimaklumi mengapa Celtics ngebet datangkan Davis. Jawabannya: Davis adalah salah satu pemain post paling potensial di NBA. Musim ini, ia rata-rata membukukan 29,3 poin, 13,3 rebound, 4,4 assist, 2,6 blok, dan 1,7 steal per laga. Angka ini cukup untuk menunjukkan kapabilitasnya sebagai pencetak angka dan melindungi ring (protect the rim).
Namun, melepas Irving bisa menjadi pisau bermata dua buat Celtics karena kualitasnya sebagai guard label All-Star tak perlu diragukan lagi. Musim ini, meski Celtics naik-turun, Irving rata-rata memasukkan 23,7 poin, 6,9 assist, dan 1,7 steal dari 43 laga. Catatan ini lebih baik dari rataan 60 penampilannya di musim reguler tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Jika kehilanga Irving, maka Celtic harus mencari sosok guard yang sepadan. Masalahnya, Terry Rozier, Marcus Smart--sebagai pelapis--belum cukup apik menggantikan peran Irving. Selain itu, Celtics sebetulnya punya pemain potensial di posisi post, Robert Williams III.
Rookie yang di-draft pada urutan ke-27 ronde pertama ini memang belum terlalu menonjol dan tak banyak mendapat kesempatan.Williams baru bermain 22 kali dengan rataan 2,8 poin, 2,5 rebound, dan 1,5 steal. Namun, dengan usianya yang terbilang muda (21 tahun), Williams pantas mendapat kesempatan lebih di musim depan.
Kesempatan buat tim lain --Lakers--, mungkin?
Kondisi di mana Celtics tak bisa mendatangkan Davis cepat-cepat, membuka kesempatan buat tim lain. Los Angeles (LA) Lakers disebut jadi tim paling difavoritkan, terlebih LeBron James pernah melontarkan ketertarikannya bermain bersama dengan Davis.
ADVERTISEMENT
Bagi Lakers, mendatangkan Davis akan jadi keutungan besar karena masalah dari inkonsistensi penampilan musim ini adalah ketiadaan pemain senior plus juru gedor, jika James cedera. Tiga center yang dimiliki Lakers pun serba tanggung.
Cousins dan Davis saat berlatih bersama. (Foto: Twitter: NBA.Stats)
zoom-in-whitePerbesar
Cousins dan Davis saat berlatih bersama. (Foto: Twitter: NBA.Stats)
Cuma JaVale McGee (31 tahun) yang tampil 'lumayan' dengan rataan 10,7 poin dan 6,8 rebound per laga. Sedangkan, Tyson Chandler terlalu tua (36 tahun) untuk bersaing dengan rataan 3,7 poin dan 5,6 rebound per gim. Kemudian, Ivica Zubac (21 tahun) masih terlalu 'mentah' dan minim pengalaman, meski punya catatan 8,6 poin dan 5 rebound musim ini.
Namun, Lakers harus lebih agresif melakukan penawaran karena Peliacans punya opsi melepas Davis ke tim lain atau menunggu sampai kontraknya habis pada 2020 mendatang.
ADVERTISEMENT
New York Knicks juga mengantre, Pelicans harus bagaimana?
Dari pernyataan Pelicans, pihak klub rupanya tak keberatan jika harus melepas bintangnya. Hanya, mereka kudu bisa mendapatkan transaksi paling menguntungkan. Knicks yang dikabarkan juga tertarik, rasa-rasanya tak bisa menjanjikan banyak keuntungan.
Knicks paling mungkin memberi Pelicans Kristaps Porzingis yang saat ini masih pemulihan cedera ACL dan dua pemain draft mereka musim depan sebagai alat tukar. Jika skenarionya seperti ini, ada baiknya jika Knicks berburu draft pick no.1 musim depan, ketimbang maksa mendatangkan Davis.
Anthony Davis (Foto: Derick E. Hingle/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Anthony Davis (Foto: Derick E. Hingle/Reuters)
Di tengah kondisi yang belum pasti ini, Pelicans wajib tenang. Pasalnya, performa mereka jauh lebih penting untuk diperhatikan lantaran sekarang terdampar di posisi 13 wilayah barat dengan selisih enam kemenangan dari LA Clipper di zona terakhir play-off (kedelapan).
ADVERTISEMENT
Masalahnya, Davis saat ini tengah menepi lantaran jari telunjuk kirinya patah dan Pelicans dihadapkan pada jadwal berat di tiga laga selanjutnya: Melawan Houston Rockets, San Antonio Spurs, dan Denver Nuggets. Jika tren buruk Pelicans berlanjut dan kans tak lolos play-off semakin besar, maka semakin besar pula kemungkinan Davis hijrah.