Apa, sih, yang Bikin GP Monako Spesial?
ADVERTISEMENT
Grand Prix (GP) Formula 1 Monako disebut-sebut sebagai salah satu ajang paling bergengsi di kalender balap mobil dunia. New York Times mengkategorikan balapan jet darat itu sama prestisiusnya seperti gelaran Indianapolis 500 dan 24 Hour of Le Mans.
ADVERTISEMENT
Mantan pebalap F1, Jenson Button, yang menyabet kemenangan di seri tersebut pada 2009, menyebut bahwa GP Monako sebagai balapan paling glamor. Button tidak asal bicara, pemandangan laut Mediterania dan berderetnya casino-casino besar menjadi sajian buat para pebalap ketika mengaspal di Sirkuit Jalanan Monte Carlo.
Selain kemewahan yang disajikan, GP Monako nyatanya menyimpan risiko besar buat para pebalap. Lantaran lanskap Monako terletak persis di area tebing yang berbatasan langsung dengan laut, Sirkuit Monte Carlo memiliki hambatan alam menantang macam tikungan tajam dan beberapa tanjakan.
Dengan layout lintasan dan faktor keselamatan, GP Monako kerap dinilai banyak pihak tak seharusnya masuk ke kalender balap F1. Terlebih, paling tidak sudah ada empat pebalap yang menjadi korban jiwa di sirkuit ini.
ADVERTISEMENT
“Jika mau jujur, Monako tidak seharusnya masuk ke kalender balap F1. Di sini terlalu ekstrem. Tapi, kami menyukai itu sebagai seorang pebalap. Jika Anda datang ke sini kemudian menang, rasanya seperti memenangi dua balapan,” kata Button seperti dilansir Sky Sport, menyoal pengalamannya membalap di GP Monako.
Sebagai sirkuit paling sempit dan hampir tidak pernah mengalami dimodifikasi mayor sejak pertama mementaskan balapan 90 tahun lalu, aksi tikung menikung menjadi hal yang cukup sulit dilakukan. Terlebih, dengan spesifikasi mobil F1 masa kini yang cenderung lebih besar dan lebih cepat.
Oleh karena itu, Button menyebut kunci utama untuk memenangi balapan di GP Monako adalah mendapatkan hasil terbaik saat kualifikasi. Dengan kata lain, ketika bisa menyegel pole position, maka besar kemungkinan seorang pebalap bisa meraih podium pertama.
ADVERTISEMENT
“Hari Sabtu (saat kualifikasi) adalah hal yang sangat penting. Nanti ketika GP Monako berlangsung, hari Sabtu Anda adalah Sabtu terpenting sepanjang karier F1,” jelas Button yang memenangi GP Monako 2009 bersama Brawn-Mercedes.
Siapa, sih, yang bikin balapan di pinggir laut ini?
Antony Noghes dengan sokongan sponsor Automobile Club de Monaco (ACM)--sebuah komunitas otomotif di Monako--mengajukan ide untuk membikin balapan dengan sirkuit jalan raya pada 1929.
Ide ini sebetulnya inovasi untuk mengatasi kendala minimnya lahan di Monako. Selain itu, sebagai langkah agar GP Monako diakui Association Internationale des Automobiles Clubs Reconnus (AIACR)--yang saat itu sebuah badan olahraga balap mobil dunia--sebagai ajang balap internasional.
Sempat terhenti karena Perang Dunia ke-2 pecah, GP Monako kembali terhelat pada 1948. Tak banyak intrik terjadi sampai akhirnya tiba di tahun 1970-an ketika perdebatan terjadi menyoal layout sirkuit dan regulasi saat balapan. Pada 1972, pembatas jalan dibangun untuk melindungi pebalap agar tidak keluar lintasan dan terjun ke laut Mediterania.
ADVERTISEMENT
Dengan pertimbangan lebar lintasan pula, sempat terjadi perdebatan ACM dan Formula One Constructor Association (FOCA) pada 1974 menyoal jumlah pebalap dalam satu kali race. FOCA meminta balapan diisi oleh 18 pebalap, tetapi ACM kukuh dengan 16 orang. Sempat diisi hingga 30 pebalap lebih pada 1980-an sampai 1999-an, kini balapan F1 konstan menampilkan adu kecepatan yang diisi oleh 20-24 pebalap.
Adakah Perubahan Bentuk Lintasan?
Sepanjang sejarah berdirinya Sirkuit Monte Carlo, perubahan yang terjadi bisa disebut sebagai hal minor, tak ada perubahan signifikan. Dari 1929-1972, panjang sirkuit adalah 3,145 kilometer dengan 14 tikungan, kemudian bertambah menjadi 3,278 kilometer dengan 20 tikungan pada 1973-1975.
Dari situ, berubah lagi menjadi 3,312 kilometer dengan 23 tikungan pada 1976-1985, lalu ditambah menjadi 3,328 dengan 25 tikungan pada 1986-1996. Namun, sejak 2003 hingga balapan teranyar, 2018 lalu, tikungan di Monte Carlo dikurangi menjadi 19 dengan panjang lintasan 3,337 kilometer.
ADVERTISEMENT
Menariknya,meski tikungan dan panjang berubah, ada lokasi-lokasi yang begitu bersejarah dan tak diganggu-gugat keberadaannya seperti tikungan Sainte Devote, Massenet, Casino, Mirabeau, Nouvelle Chicane, Tabac, Swimming Pool, La Rascasse, dan Fairmont Hairpin yang membuat pebalap harus mengurangi kecepatan hingga 48-30 km/jam.
Dengan karakteristik sirkuit macam ini, balapan di Monte Carlo cenderung mengedepankan skill pebalap daripada kemampuan atau kecepatan mobil. Maka tak salah jika Button yang pernah merasakan podium pertama di sini, menyebut kemenangan yang didapat terasa berlipat ganda buat pebalap.
Button tak salah. Sebagai salah satu sirkuit terlama di ajang F1 , kemenangan GP Monako melahirkan prestise tersendiri. Belum lagi, kemenangan didapatkan setelah melewati lintasan yang secara karakteristik sulit ditaklukkan plus disaksikan oleh penonton dari perahu-perahu pribadi di laut Mediterania atau hotel-hotel mewah yang membentang di sekitar Monte Carlo.
ADVERTISEMENT
“Saya ingat ketika saya memenangi balapan di sini, saya merayakan dengan tim, teman-teman, dan keluarga. Bahkan dengan semua orang yang datang langsung menyaksikan, semua orang di balkon (hotel) yang menghadap ke sirkuit, dan semua orang di yang menonton dari perahu serta tribune penonton.”
"Ini tempat yang sangat istimewa untuk memenangi balapan. Siapa yang beruntung tahun ini?” tutur Button.
***
*Seri keenam Formula 1 2019 yang berlangsung di Sirkuit Monte Carlo, Monako, akan berlangsung pada Minggu (26/5/2019) pukul 20:10 malam WIB.