Aratama/Watanabe Kandaskan Perlawanan Anggia/Ni Ketut

12 September 2018 13:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan ganda putri Ni Ketut dan Anggia Shitta  (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan ganda putri Ni Ketut dan Anggia Shitta (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Laga babak pertama Jepang Terbuka 2018 melawan Misato Aratama/ Akane Watanabe ditutup oleh Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani dengan raihan minor. Bertanding di Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo, Jepang, pada Rabu (12/9/2018), tiket babak 16 besar itu dipastikan menjadi milik Aratama/Watanabe berkat kemenangan 21-16, 21-18.
ADVERTISEMENT
Permainan rapi dan efektif pasangan Jepang membuat keduanya unggul cepat 5-2 di awal-awal gim pertama. Dengan cepat Aratama/Watanabe mengubah permainan ofensif ke defensif saat di kedudukan 5-2.
Permainan reli panjang yang tadinya didominasi oleh bangunan serangan pasangan tuan rumah berganti dengan lesakan-lesakan serangan Anggia/Ni Ketut. Kabar baik bagi Anggia/Ni Ketut, pengembalian shuttlecock lawan gagal menyeberangi net. Alhasil, kedudukan berubah menjadi 6-3.
Sebenarnya, Aratama/Watanabe dapat segera menutup interval gim pertama dengan keunggulan 11/4. Namun, tiga kesalahahn berturut-turut menjadi penyebab angka jatuh ke tangan ganda Indonesia Bila dirinci, tiga kali bola membentur net, dan satu kali shuttlecock jatuh ke luar lapangan. Hanya, keunggulan interval gim pertama pada akhirnya tetap berhasil diamakan oleh Aratama/Watanabe dengan skor 11-8
ADVERTISEMENT
Seusai interval, dua kesalahan berturut-turut Aratama/Watanabe kembali berbuah dua poin ganda bagi Anggia/Ni Ketut. Saat permainan berubah menjadi reli panjang di kedudukan 11-10 untuk keunggulan tipis ganda Jepang, Anggia/Ni Ketut mengubah pola permainan menjadi serangan dengan intensitas tinggi.
Pada dasarnya, lawan berhasil membendung serangan-serangan ini. Namun, manuver defensif mereka terlalu berisiko karena kerap menyasar area samping lapangan. Anggia/Ketut sendiri diuntungkan dengan footwork yang dinamis. Akibatnya, pukulan-pukulan yang menyasar sudut sulit itu berhasil diamakan dan berbuah angka penyama kedudukan untuk Anggia/Ni Ketut.
Tersentak dengan permainan Anggia/Ni Ketut, Aratama/Watanabe bermain lebih rapi. Ketimbang menyerang secara sporadis, pukulan-pukulan mereka lebih taktis dan menyasar celah yang muncul di antara Anggia/Ni Ketut. Taktik ini bekerja dengan baik saat mereka mengamankan poin 15-13 dan 16-13.
ADVERTISEMENT
Unggul 16-14, Aratama memutuskan untuk tak terjebak dalam permainan reli Anggia/Ni Ketut yang cenderung membuat timnya melakukan kesalahan. Saat reli baru berjalan tak lebih dari 5 pukulan, smes panjang Aratama memutus reli dan menggeser kedudukan menjadi 17-14.
Anggia/Ni Ketut tak menyerah. Dua poin berturut-turut mereka rebut dengan permainan yang lebih berani. Reli-reli panjang kembali muncul, termasuk di kedudukan 18-16. Di situasi ini, padunya permainan Anggia/Ni Ketut patut diberikan kredit.
Walau jatuh-bangun menghadapi gempuran lawan, keduanya tetap berhasil menahan bahkan menyerang balik. Sayangnya, saat kendali serangan sudah jatuh ke tangan mereka, kegagalan memindahkan shuttlecock ke area lawan kembali dibuat. Alhasil, lawan kembali unggul cukup jauh, 19-16.
Dua poin berturut-turut pada akhirnya berhasil dimenangi oleh Aratama/Watanabe. Dengan hasil ini, kemenangan gim pertama dengan skor 21-16 menjadi milik ganda Jepang.
ADVERTISEMENT
Di gim kedua, keunggulan 0-2 dengan cepat direngkuh oleh Aratama/Watanabe. Serangan-serangan menusuk yang dilesakkan Watanabe menjadi senjata mematikan di awal-awal gim kedua ini. Pasalnya, tanpa membiarkan permainan beralih ke reli yang kelewat panjang, ia cenderung melepaskan smes panjang yang menyasar tengah lapangan yang sebenarnya bisa terjangkau oleh Anggia/Ni Ketut.
Yang menjadi pembeda, pola serangan seperti ini tidak tertebak. Menyangka lawannya itu masih akan melanjutkan reli, keduanya malah terlambat mengantisipasi serangan. Akibatnya, skor berubah menjadi 2-4 hingga ke 2-5.
Beruntung, kedua lawan yang begitu agresif ini tak kebal kesalahan. Pengembalian Aratama yang membuat shuttlecock mencium net mengubah kedudukan menjadi 5-8. Setelahnya, kesalahan Aratama/Watanabe mewujud dalam kesalahan manuver defensif. Alih-alh menghalau serangan shuttlecock malah terpental ke luar lapangan mereka.
ADVERTISEMENT
Itu menjadi angka terakhir yang diraih Anggia/Ketut sebelum interval gim kedua. Tiga angka beruntun jatuh ke tangan Aratama/Watanabe sehingga menggeser skor menjadi 11-5.
Anggia/Ni Ketut (Foto: Dokumentasi PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Anggia/Ni Ketut (Foto: Dokumentasi PBSI)
Unggul cukup jauh, permainan Aratama/Watanabe seusai interval cenderung lebih berisiko. Keduanya berani mengincar sudut-sudut sulit yang bukannya tak mungkin memberikan efek bumerang. Namun, pada kenyataannya strategi ini berhasil. Anggia/Ni Ketut tak cukup tanggap untuk mengamankan shuttlecock, terutama yang mengarah di dekat net. Alhasil, Aratama/Watanabe mampu merawat jarak keunggulan, mulai dari 12-5 hingga 13-5.
Anggia/Ni Ketut tetap berhasil merebut angka dan memperkecil ketertinggalan menjadi 8-15. Yang mengkhawatirkan, poin-poin itu direbut karena kesalahan lawan. Artinya, kendali permainan masih ada di tangan Aratama/Watanabe.
Baru di kedudukan 8-16, Anggia/Ni Ketut mulai memunculkan agresivitas permainannya. Keduanya berani melesakkan dropshot-dropshot yang bergantian menyasar masing-masing lawan. Cara ini efektif karena tak diprediksi lawan. Dua angka beruntun direbut dan mengubah kedudukan menjadi 10-16. Sementara, satu angka yang mengubah skor menjadi 11-16 diraih karena reli panjang ditutup dengan kegagalan Watanabe memindahkan shuttlecock ke area lawan.
ADVERTISEMENT
Di situasi ini, Anggia bertugas untuk mengamankan pertahanan di area belakang. Kecepatan footwork Anggia cukup menjanjikan. Ini terbukti dari kesanggupannya membendung serangan yang mengarah ke kanan dan kiri lapangan sendirian. Sayangnya, akurasi kembali menjadi masalah sehingga shuttlecock hanya membentur net dan mengubah kedudukan menjadi 12-17.
Satu smes menukik yang dilepaskan Ni Ketut dari depan net datang menyelamatkan dan mengubah kedudukan menjadi 13-17. Walau lawan kembali mengambil satu angka, Anggia/Ni Ketut tetap mengejar. Pukulan menyamping Anggia yang gagal diamankan lawan mengubah kedudukan menjadi 15-18 dan satu pengembalian depan net yang tidak bisa digapai lawan mengubah angka menjadi 16-18.
Dalam situasi kritis pun, Anggia/Ni Ketut kembali terjegal masalah akurasi. Saat mereka menempel ketat 17-18, pukulan Anggia dari area belakang malah membentur net. Setelah unggul 19-17, match point dalam kedudukan 20-17 berhasil direbut ganda Jepang karena dropshot depan yang mereka lancarkan dari depan net gagal dibendung.
ADVERTISEMENT
Hanya karena lawan sudah ada di situasi match point, bukan berarti Anggia/Ni Ketut menyerah. Permainan cepat lawan tetap ditangkis dengan bangunan pertahanan. Alhasil, kekokohan pertahanan ini memancing lawan melakukan kesalahan sendiri. Lesakan pukulan Watanabe yang seperti bermaksud mengincar sudut sulit malah berbuah angka untuk Anggia/Ni Ketut, skor menjadi 18-20.
Namun, smes panjang yang mengarah area belakang lapangan mengakhiri perlawanan Anggia/Ni Ketut di laga ini. Kemenangan lawan 21-18 di gim kedua memastikan tiket 16 besar tak berpihak pada Anggia/Ni Ketut.