ASEAN School Games: Misi Timnas Basket Putra Putus Puasa Medali

10 Juli 2019 17:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas Basket Putra Indonesia untuk ASEAN School Games 2019. Foto: Aditia Rizki Nugraha/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Basket Putra Indonesia untuk ASEAN School Games 2019. Foto: Aditia Rizki Nugraha/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidak ada medali yang disumbangkan oleh Timnas Basket Putra pada dua edisi terakhir ASEAN School Games. Mereka terhenti di babak grup ketika mentas pada 2017 di Singapura dan 2018 di Malaysia.
ADVERTISEMENT
Kali terakhir nomor basket putra bisa menyumbangkan medali untuk Indonesia adalah pada 2016 di Thailand. Saat itu, Indonesia menempati posisi tiga di bawah tuan rumah (emas) dan Singapura (perak).
Ambisi untuk mengakhiri puasa medali itu melambung di gelaran tahun ini. Beberapa faktor diyakini bisa mengangkat morel para atlet, salah satunya status rumah. Ya, ASEAN School Games 2019 bakal dihelat di Semarang, Jawa Tengah, pada 17-25 Juli.
Meski bukan emas yang menjadi target utamanya, Rifki Antolyon selaku pelatih kepala basket putra Indonesia, menjelaskan para pemainnya termotivasi untuk meraih medali apa pun. Tujuannya sudah pasti untuk mengakhiri seretnya prestasi di cabang ini.
Maskot ASEAN School Games 2019 diambil dari Warak Ngendhog yang mencerminkan nilai persatuan dalam keberagaman. Foto: Karina N. Shabrina/kumparan
“Sementara (target) meraih medali, sudah dua kali ASEAN School Games tidak pernah dapat. Tapi, kalo mikirnya cuma medali, nanti fokus kami ke sana terus. Tentu kami ingin main di final. Minimal medali apa pun, insya Allah, apa pun yang terbaik,” kata Rifki disela-sela latihan di GOR Sahabat, Semarang, Selasa (9/7/2019), malam WIB.
ADVERTISEMENT
Selain faktor tuan rumah, waktu pelatihan nasional (pelatnas) yang lebih panjang disebut Rifki membantunya untuk mempersiapkan tim sebaik mungkin. Program pelatnas dimulai sejak Juni dan untuk mematangkan persiapan, pemerintah menggelar pelatnas semua cabor di Semarang pada akhir Juni.
Rifki pun menyebut 10 hari jelang bergulirnya kejuaraan, kondisi para pemain sudah menyentuh angka 80%. Hanya, beberapa aspek teknis seperti pemahaman strategi dan cara bertahan, diakuinya masih harus dibenahi.
“Berbeda dengan (ajang) sebelumnya. Sekarang, kami dikasih waktu 3 minggu lebih, sebelumnya dua minggu. Sebetulnya itu pun tidak proporsional, tapi selama 3 minggu itu kami manfaatkan untuk membangun chemistry. Untuk program fisik, kami juga difasilitasi,” jelasnya.
“Adaptasi yang masih terus dikejar adalah defense mereka harus bagus karena lawan kami keras-keras. Kami juga sudah memasuki latihan untuk offense. Persiapan sejauh ini sudah 80%,” jelas Rifki.
ADVERTISEMENT
“Semua lawan nanti berat, tapi biasanya penguasa bola basket di Asia Tenggara itu Filipina dan Thailand. Yang jelas pembinaan mereka luar biasa bagusnya, kompetisi cukup, program latihan baik, (pembenahan) teknik dipersiapkan jauh-jauh hari,” pungkasnya.