Asian Para Games 2018 Dinilai Sukses meski Waktu Persiapan Mepet

13 Oktober 2018 18:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cabor balap sepeda Asian Para Games 2018. (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww/18.)
zoom-in-whitePerbesar
Cabor balap sepeda Asian Para Games 2018. (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww/18.)
ADVERTISEMENT
Di hari kedelapan Asian Para Games 2018 Jakarta, Sabtu (13/10/2018), multiajang atlet penyandang disabilitas terbesar se-Asia ini juga resmi ditutup. Di edisi ketiga kali ini, rapor biru diterima Indonesia Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC) selaku penyelenggara.
ADVERTISEMENT
Komentar positif diberikan Presiden Asian Paralympic Committee (APC), Majid Rashed, saat jumpa pers di Gelora Bung Karno (GBK) Arena, Sabtu (13/10) sebelum closing ceremony (upacara penutupan) dimulai. Bagi Majid, Asian Para Games kali ini memecahkan berbagai rekor.
Sebut saja 1.000 media peliput, yang menjadi jumlah terbanyak dalam sejarah. Termasuk, sapu bersih total 43 National Paralympic Committee (NPC) yang bertanding hingga banyak rekor Asia yang dipecahkan di Jakarta, salah satunya oleh Sapto Yogo Purnomo di para atletik nomor 100 meter putra T37.
"Saya sudah bilang sebelumnya, rekor terpecahkan sebelum event dimulai (jumlah negara peserta dan media, red). APC bangga atas apa yang terjadi di Jakarta pada Asian Para Games 2018. INAPGOC bekerja dalam waktu singkat, mereka bisa menghadirkan event yang hebat," kata Majid.
ADVERTISEMENT
"Di field of play (area pertandingan) juga sukses. 17% negara yang ikut menaruh wakil atletnya di podium. Indonesia sendiri melebihi target emas. Jadi INAPGOC sukses menjadi penyeleggara bagi 43 peserta," imbuhnya.
Rekor jumlah penonton terbanyak juga tercipta di Asian Para Games yang baru pertama dihelat di Tanah Air. Hadir dalam acara yang sama, Ketua INAPGOC, Raja Sapta Oktohari, mengatakan hingga hari terakhir tercatat hampir 500 ribu penonton hadir.
"Grafik sejak hari pertama pada 6 Oktober, venue di luar GBK naiknya sedikit. Tapi, di kawasan GBK signifikan naik. Meski tangal Senin 8 Oktober sempat turun. Mulai Selasa (9/10) naik dan per tadi malam (12/10) tercatat 432.832 penonton. Mungkin sekarang sudah 500 ribu," ujar Okto kepada wartawan.
ADVERTISEMENT
"Venue teramai susah dijawab, yang jelas yang populer itu para renang, basket kursi roda, bulu tangkis, dan para atletik. Ini diluar dugaan saya karena INAPGOC sadar waktu (promosi) terbatas," katanya menambahkan.
Raja Sapta Oktohari, ketua INAPGOC. (Foto: Sandi Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Raja Sapta Oktohari, ketua INAPGOC. (Foto: Sandi Firdaus/kumparan)
Di hari-hari pertama, INAPGOC sendiri yang bergerilya mengerahkan penonton ke venue-venue tidak populer. Namun, lanjut Okto, mulai hari ketiga, yakni pada Senin (8/10), pihaknya sudah sibuk memenuhi permintaan menonton dari sekolah-sekolah.
"Semua perjuangan terbantu dengan dukungan dan support semua pihak. Terima kasih kepada rekan media yang bantu promosi. Kami bekera 15 bulan, efektifnya 11 bulan, untuk menyiapkan dan melaksanakan event ini dan terus berusaha menjadikan Asian Para Games 2018 sebagai yang terbaik yang pernah ada," ujarnya.
Terakhir, Okto mengatakan ada bonus legacy (warisan) yang didapat bangsa Indonesia sebagai tuan rumah pesta olahraga disabilitas Asia. Tak lain tak bukan ialah awareness atau kesadaran untuk merangkul penyandang disabilitas, tak hanya atlet, agar menyatu dan merasakan kesetaraan dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
"Olahraga disabilitas belum banyak dikenal, tapi sekarang banyak yang mau tahu. Jadi, mau tahu saja sudah penting banget," pungkas Okto.