Australia Terbuka 2019 Punya Kebijakan Baru untuk Sikapi Suhu Ekstrem

2 Januari 2019 17:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Djokovic sempat dikabarkan mengusulkan boikot. (Foto: Reuters/Issei Kato)
zoom-in-whitePerbesar
Djokovic sempat dikabarkan mengusulkan boikot. (Foto: Reuters/Issei Kato)
ADVERTISEMENT
Australia Terbuka 2018 seharusnya merupakan ajang comeback yang krusial bagi seorang Novak Djokovic. Namun, yang terjadi justru di luar perkiraan. Alih-alih mendulang prestasi, Djokovic justru jadi 'pemberontak'.
ADVERTISEMENT
Di awal-awal turnamen sempat muncul kabar bahwa Djokovic merencanakan boikot terhadap turnamen ini karena dia menilai gap hadiah uang antara petenis pria dan wanita masih terlalu besar. Akan tetapi, kabar tersebut kemudian dibantah, baik oleh Djokovic sendiri maupun wakilnya di dewan pemain, Kevin Anderson.
Bukan cuma ketidakadilan uang hadiah yang menjadi perhatian utama Djokovic kala itu. Usai menundukkan Gael Monfils pada babak kedua Djokovic mengeluhkan soal panas ekstrem yang harus dilewatinya. "Kondisi bermain kami tadi benar-benar brutal. Itu sudah pasti," katanya seperti dilansir New York Times.
Djokovic tak mengada-ada. Australia Terbuka memang digelar pada musim panas di mana suhu rata-rata bisa mencapai 39° celcius. Ketika dia bertanding melawan Monfils itu, menurut televisi Australia, suhu permukaan lapangan Rod Laver Arena bahkan mencapai 68° celcius.
ADVERTISEMENT
Ketika itu Djokovic memang 'diuntungkan' dengan suhu ekstrem tersebut karena Monfils-lah yang akhirnya terlihat kelelahan dan kalah. Akan tetapi, itu tak serta merta membuat petenis asal Serbia itu puas.
Lawan Djokovic di babak kedua, Monfils. (Foto: Reuters/Thomas Peter)
zoom-in-whitePerbesar
Lawan Djokovic di babak kedua, Monfils. (Foto: Reuters/Thomas Peter)
"Situasi tadi persis ada di garis batas kemampuan kami. Olahraga ini telah menjadi industri, seperti halnya olahraga global lainnya. Di sini semangat bisnis lebih terasa dibanding semangat olahraga. Kadang-kadang, aku keberatan akan hal itu," lanjut pria berjuluk The Joker itu.
Suhu ekstrem di Australia Terbuka memang bukan urusan main-main. Sebelum Djokovic, tepatnya pada 2014 silam, petenis Kanada Frank Dancevic bahkan sampai mengalami halusinasi. Dancevic melihat tokoh kartun Snoopy sebelum akhirnya jatuh tak sadarkan diri. Setelah sadar, dia berkata, "Sampai ada yang mati, ini tak akan berhenti."
ADVERTISEMENT
Kritikan demi kritikan berdatangan dan akhirnya penyelenggara Australia Terbuka berhenti bergeming. Mulai Australia Terbuka 2019 yang dihelat mulai 14 Januari nanti mereka bakal menggunakan kebijakan baru untuk menghadapi suhu ekstrem. Kebijakan baru ini ditandai dengan tidak digunakannya lagi wet bulb globe temperature (WBGT) untuk mengestimasi suhu udara.
WBGT sendiri merupakan sebuah rumus yang digunakan untuk mengukur berapa suhu udara yang dirasakan dengan mempertimbangkan temperatur, kelembaban, kecepatan angin, serta radiasi cahaya matahari. Rumus inilah yang sebelumnya selalu digunakan dan nyatanya tidak berhasil menghindarkan orang-orang dari efek suhu ekstrem.
Rod Laver Arena di Melbourne Park. (Foto: Reuters/Issei Kato)
zoom-in-whitePerbesar
Rod Laver Arena di Melbourne Park. (Foto: Reuters/Issei Kato)
Kini, penyelenggara Australia Terbuka telah menemukan cara baru yang disebut sebagai 'heat stress scale'. Di sini, variabel-variabel WBGT tadi masih tetap diperhitungkan. Akan tetapi, penggunaannya nanti akan disesuaikan dengan situasi terkini di Melbourne Park sehingga hasilnya bakal lebih relevan. Dalam skala ini, satu merupakan yang terendah dan lima berarti mendekati suhu ekstrem.
ADVERTISEMENT
Dalam mengembangkan kebijakan baru ini, penyelenggara Australia Terbuka bekerja sama dengan University of Sydney dan sejumlah pemain yang dimintai pendapat. Salah satu bentuk nyata kebijakan ini nantinya adalah jika skala sudah mencapai 5,0 atau lebih, maka pertandingan outdoor akan disetop dan pertandingan di arena utama akan digelar dengan atap tertutup.
Adapun, pengenalan skala panas ini bukanlah satu-satunya kebijakan baru di Australia Terbuka. Di nomor pria yang masing-masing laganya berjalan paling sedikit tiga set bakal diperkenalkan jeda sepuluh menit jika pertandingan berlanjut ke masa rubber.
Jeda itu bakal diterapkan antara set ketiga dan keempat. Dengan begitu, Australia Terbuka kini resmi mengikuti jejak Amerika Serikat Terbuka yang sebelumnya sudah menerapkan kebijakan tersebut.
ADVERTISEMENT