Australia Terbuka: Masalah Kebugaran Jadi Sebab Utama Kekalahan Konta

19 Januari 2018 6:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konta di babak kedua AT 2018. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
zoom-in-whitePerbesar
Konta di babak kedua AT 2018. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
ADVERTISEMENT
Untuk petenis sekelas Johanna Konta, keluar dari turnamen karena di babak kedua Australia Terbuka bukan perkara yang membanggakan. Unggulan 10 besar seharusnya, paling tidak, sampai ke babak perempat final.
ADVERTISEMENT
Berhadapan dengan petenis asal Amerika Serikat yang mencatat Australia Terbuka 2018 sebagai turnamen Grand Slam pertama seumur hidupnya, Bernarda Pera, Johanna Konta kalah dalam dua set langsung. Padahal bila dibandingkan capaiannya tahun lalu, Johanna Konta berhasil sampai ke partai semifinal Wimbledon. Namun bedanya, di Wimbledon tahun lalu lawan yang mengalahkannya adalah Venus Williams. Sepadan.
Catatan buruk Johanna Konta di Melbourne tahun ini menambah catatan buruk turnamen Grand Slamnya. Yang terbaik untuk tahun lalu memang Wimbledon. Setelahnya, Konta selalu mendapatkan hasil yang buruk. Di Prancis Terbuka tahun lalu, ia keluar di babak pertama akibat kalah dari Su-Wei Hsieh, yang waktu itu ada di peringkat 109 dunia. Di AS Terbuka pun capaiannya serupa. Ia hengkang dari kompetisi karena kalah dari petenis peringkat 78, Aleksandra Krunic.
ADVERTISEMENT
Bernarda Pera yang jadi lawannya memasuki turnamen sebagai peringkat 123. Petenis usia 23 tahun ini seharusnya tidak masuk ke babak pertama Australia Terbuka. Petenis Rusia yang jadi lawannya di final babak kualifikasi, Margarita Gasparyan, mengalami cedera. Tak bisa melanjutkan pertandingan, Pera yang masuk ke babak pertama. Lantas, Bernarda Pera menambah kehadiran petenis bergelar “the lucky loser” di ranah tenis.
Anehnya, Johanna Konta tampil ibarat pemain yang tak siap bertanding melawan Bernarda Pera. Servisnya beberapa kali dipatahkan. Kecepatan servisnya pun kalah bila dibandingkan Pera. Sesuai statistik situs resmi Australia Terbuka, kecepatan servis Konta hanya 160kmh, sedangkan Pera 168kmh.
Musim kompetisi 2017 tidak berpihak pada Johanna Konta. Di tahun itu, ia mengalami cedera pinggul, sehingga mengharuskannya untuk menepi sejenak dari kompetisi mana pun. Kembalinya Konta tahun ini seharusnya menjadi awalan dengan raihan memuaskan. Tapi apa daya, ia justru takluk di tangan pemain kidal yang jadi lawannya.
ADVERTISEMENT
“Saya pikir bila Anda menjalani pertandingan dengan fisik yang prima, Anda akan sanggup untuk mengatasi semua kesulitan di setiap pertandingan,” jelas Johanna Konta seperti dilansir The Independent.
“Saya tidak bermain dengan baik. Saya pikir ini adalah bagian dari tenis, bagian dari karier seorang petenis. Anda tahu, akan selalu ada hari seperti ini bagi para petenis mana pun.” tegas petenis Inggris berusia 26 tahun ini.
Johanna Konta juga menjelaskan bahwa kepercayaan diri bagi para petenis sebagai hal yang begitu penting. Terlalu penting sampai-sampai tidak ada yang bisa menggantikannya.
“Saat bertanding, Anda mungkin bisa meningkatkan permainan dan skill Anda. Namun, peningkatan itu pun harus disertai dengan keyakinan Anda. Kalau Anda memukul bola, Anda harus yakin bahwa apa yang Anda lakukan itu bakal menambah poin.”
ADVERTISEMENT
Dalam wawancaranya, Johanna Konta juga mengakui bahwa untuk melakukan servis pun ia tidak banyak membikin kesalahan. "Saat saya melakukan servis yang buruk, saya pikir saya juga gagal memberi tekanan kepada lawan saya. Sementara, apa yang dia (Bernarda Pera) lakukan berkebalikan dengan saya. Ia tampil hebat dan berhasil mengatasi saat-saat sulit. Permainannya itu menginspirasi saya," pungkasnya.
Pera di babak kedua AT 2018. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
zoom-in-whitePerbesar
Pera di babak kedua AT 2018. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
Berkebalikan dari Johanna Konta, Bernarda Pera justru mengaku bahwa ia tidak memberikan banyak tekanan kepada diri sendiri. Itu membuatnya tampil lepas, percaya diri, dan punya fokus untuk mengendalikan pertandingan.
"Saya tidak menuntut banyak hal dari diri sendiri di pertandingan ini. Ternyata hal ini membuahkan kemenangan. Saya bisa bermain dengan baik tanpa bebas yang tak perlu," jelas Bernarda Pera seusai pertandingan. Katanya, tekanan terbesar yang dihadapinya justru muncul saat kedudukan 5-3 untuk keunggulannya di set kedua.
ADVERTISEMENT
"Saat kedudukan 5-3 di set kedua saya langsung berpikir: 'Saya akan memenangi pertandingan!' Dan tiba-tiba, saya merasa sedikit gugup dalam bertanding."
Kemenangan dua set langsung ini membuat Pera diganjar tiket ke babak ketiga, di mana ia bakal berhadapan dengan petenis asal Republik Ceko, Barbora Strycova, yang sebelumnya menang melawan Lara Arruabarrena di babak kedua.