news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Babak Baru Ricky Karanda: Kejar Prestasi sebagai Atlet Profesional

15 Februari 2019 14:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ricky Karanda Suwardi bela PB Berkat Abadi jelang Djarum Superliga Badminton 2019. Foto: Dok. PB Berkat Abadi
zoom-in-whitePerbesar
Ricky Karanda Suwardi bela PB Berkat Abadi jelang Djarum Superliga Badminton 2019. Foto: Dok. PB Berkat Abadi
ADVERTISEMENT
Lewat Surat Keputusan SKEP/001/0.3/I/2019, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengumumkan daftar 98 atlet pemusatan latihan nasional (pelatnas) 2019. Dalam daftar itu, tak ada nama Ricky Karanda Suwardi.
ADVERTISEMENT
Pemain ganda putra dan ganda campuran ini terdegradasi sehingga harus angkat kaki dari pelatnas PBSI di Cipayung mulai 2019. Ricky sendiri sebelumnya berpasangan dengan Angga Pratama di sektor ganda putra sejak 2014, lantas menjadi pemain ganda campuran bersama Debby Susanto mulai 2018.
Setelah terdepak dari skuat nasional Indonesia di PBSI, Ricky masih aktif bermain bulu tangkis dengan statusnya sebagai pemain profesional. Pun pada akhir Januari, atlet asal Cirebon ini bermain di Malaysia SS Purple League membela Kepong Badminton Club.
Di final lawan sesama klub Malaysia, Puchong United BC, Ricky dipasangkan dengan Yee See Cheah sebagai ganda campuran. Pada akhirnya, Kepong menutup kompetisi sebagai runner up.
Aktivitas bermain di liga maupun turnamen BWF sebagai pemain non-pelatnas adalah rutinitas baru yang coba dijalani Ricky. Di India Terbuka 2019 BWF Super 500 pada 26-31 Maret, Ricky bakal kembali berpasangan dengan Angga, yang juga didegradasi oleh PBSI.
ADVERTISEMENT
Serupa saat berstatus sebagai atlet pelatnas, Ricky juga mencoba peruntungan di sektor ganda campuran. Kali ini ia berpasangan dengan mantan atlet nasional, Pia Zebadiah Bernadet.
"Saya kembali bersama Angga karena pernah bisa mencapai prestasi, jadi ingin mencobanya lagi. Tahun kemarin di (China Terbuka) Level 1000 juga saya tembus delapan besar. Kebetulan juga sama-sama keluar dari PBSI," ujar Ricky kepada kumparanSPORT.
"Kalau di ganda campuran, karena perempuannya tidak banyak di luar PBSI, Pia juga mengajak saya dan dia punya teknik untuk bermain mix. Tidak (segan), karena saya juga (sebelumnya) sama Cik Debby, senior, jadi sudah biasa," imbuhnya.
Pebulu tangkis Indonesia Ricky Karandasuwardi dan Angga Pratama pada Turnamen Bulu Tangkis Blibli Indonesian Open 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (4/7). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Berpasangan bersama Angga dan Pia yang merupakan atlet asal PB Jaya Raya membuat Ricky akan berlatih bersama klub asal Ibu Kota itu. "Di Mutiara Cardinal (klub asal Ricky, red) sparing juga kurang. Tapi saya tidak keluar dari Mutiara," tutur Ricky.
ADVERTISEMENT
Di Jaya Raya, Ricky dipastikan akan bertemu dengan seniornya di ganda putra, Hendra Setiawan, yang juga bersama Mohammad Ahsan berstatus profesional sejak 2019. "Saya banyak minta bantuan (ke Hendra)," tambah Ricky.
Ricky pun tak memungkiri harus mengatasi kesulitan sebagai pemain profesional. Selain tidak didampingi pelatih nasional, Ricky harus menyiapkan akomodasi seorang diri untuk keperluan tanding di luar negeri.
"Hotel harus pesan sendiri, tiket juga. Sponsor dalam proses, saya sebetulnya tidak terlalu memikirkan karena harus membuktikan diri dulu. Kalau sudah berhasil, sponsor juga pasti mengejar. Saya ingin memaksimalkan penampilan dulu," ujarnya.
Ricky Karanda Suwardi berpose di The Springs Club, Serpong. Foto: Dok. PB Berkat Abadi
Namun, hal tersebut tidak dijadikan sebagai halangan oleh juara Singapura Terbuka 2015 ini untuk membuktikan kepada PBSI dan publik bahwa dia dan Angga masih mampu berkompetisi di level dunia.
ADVERTISEMENT
"Liga dapat fee, selain itu saya juga masih ingin buktikan bisa berpestasi. Uang nanti mengikuti. Intinya ingin berprestasi dulu. Sekarang saya enjoy, tidak ada tekanan. Semoga dengan enjoy ini bisa lebih berprestasi."
"Mau banget terus bertanding, degradasi itu motivasi saya untuk membuktikan diri. Karena degradasi kurang enak didengar, kalau saya pakai amarah, pasti saya tidak mau main lagi. Tapi tidak, justru itu motivasi. Semua jadi pembelajaran," ucap Ricky mengakhiri.