(Belum) Habis Jepang, Terbitlah Korea Selatan bagi Greysia/Apriyani

11 November 2018 12:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebulu tangkis ganda putri Indonesia Greysia Polii (kiri) dan Apriyani Rahayu pada Kejuaraan French Open 2018 di Paris, Prancis. (Foto: ANTARA FOTO/HO/Humas PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Pebulu tangkis ganda putri Indonesia Greysia Polii (kiri) dan Apriyani Rahayu pada Kejuaraan French Open 2018 di Paris, Prancis. (Foto: ANTARA FOTO/HO/Humas PBSI)
ADVERTISEMENT
Menjadi satu-satunya wakil ganda putri di Fuzhou China Terbuka 2018, Greysia Polii/Apriyani Rahayu datang dengan ambisi menggebu-gebu. Barangkali, predikat 'seorang diri' di sana melecut semangat Greysia/Apriyani untuk buktikan diri. Membuktikan bahwa mereka bisa mendobrak dominasi sektor ganda putri yang saat ini dikuasi para pemain Negeri Sakura Jepang. Ya, lima nama di Top 10 ganda putri dunia sudah cukup jadi bukti kehebatan Jepang.
ADVERTISEMENT
"Untuk lewati mereka (pasangan Jepang) mau tidak mau harus capek," kata Greysia kepada PBSI sebelum melakoni pertandingan Fuzhou China Terbuka 2018.
Namun, belum juga bersua dengan wakil-wakil Jepang, Greysia/Apriyani keok di tangan wakil Korea Selatan, Lee So Hee/Shin Seung Chan, di perempat final pada Jumat (9/11/2018).
Meski kalah, Greysia/Apriyani telah berjuang tiga gim dengan skor akhir 17-21, 21-17, dan 18-21. Di gim ketiga sebagai laga penentuan, Greysia/Apriyani yang tertinggal 6-11 bisa mengurangi jarak skor hingga 18-19.
Sayangnya, di momen itu skor tidak bisa disamakan dan malah terhenti, membuat Lee/Shin menyegel keunggulan 21-18. Kekalahan itu, sekaligus menjadi cela pertama Greysia/Apriyani dalam catatan pertemuan dengan Lee/Shin.
Sebelumnya, kemenangan dari tiga kali pertemuan kedua ganda putri andal itu selalu disegel Greysia/Apriyani. Teranyar, ganda putri terbaik Indonesia ini unggul dua gim langsung 21-18 dan 21-17 di nomor beregu Asian Games 2018.
ADVERTISEMENT
Menemani di Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, asisten pelatih ganda putri PBSI, Chafidz Yusuf, mengatakan bahwa saat bertanding di perempat final lawan Lee/Shin itu, Greysia/Apriyani tidak bisa keluar dari tekanan lawan.
"Yang jelas mereka tidak bisa keluar dari tekanan lawan, khususnya di gim pertama dan ketiga. Lawan mempunyai power dan lebih cepet reaksinya," kata Chafidz dikutip dari laman resmi PBSI, Minggu (11/11).
"Di gim kedua sudah bisa temukan permainan, tapi kemudian lawan kembali ke pola pertama mereka untuk terus menekan. Kebutuhan pola main di sini 'kan disesuaikan dengan lajunya bola yang agak kencang, jadi siapa yang pertahanannya rapat saat adu bola datar dan unggul di permainan depan, mereka yang lebih berpeluang mendapatkan poin," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kekalahan dari Lee/Shin sendiri memang cukup mengejutkan. Dari enam turnamen yang diikuti sebelum Fuzhou China Terbuka, Greysia/Apriyani selalu kalah di semifinal dari musuh bebuyutannya, para wakil Jepang. Enam kekalahan beruntun itu didapat setelah meraih gelar di Thailand Terbuka Juli lalu. Di Kejuaraan Dunia BWF akhir Juli, Greysia/Apriyani kalah dari Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara.
Penampilan Greysia Polii/Apriyani Rahayu di semifinal China Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan Greysia Polii/Apriyani Rahayu di semifinal China Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
Di nomor perorangan Asian Games pada Agustus, giliran Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi yang menyingkirkan mereka. Di Jepang Terbuka, tuan rumah sekaligus ganda terbaik, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, yang menjadi penghalang Greysia/Apriyani ke final. Di China Terbuka Super 1000 September lalu, kembali Matsutomo/Takahashi yang menang. Pun di Denmark, Fukushima/Hirota masih sulit dikalahkan.
Teranyar di Prancis Terbuka 2018 akhir Oktober, Greysia/Apriyani kalah dari Matsumoto/Nagahara. Jadi, jangan salahkan jika pemain Jepang selalu 'mencuri fokus' Greysia/Apriyani selama persiapan, meski Lee/Shin yang tiba-tiba menjadi sandungan. Untuk itu, tim pelatih memberikan evaluasi dari penampilan Greysia/Apriyani di perempat final. Utamanya, lanjut Chafidz, menyoal antisipasi pukulan lawan, servis, serta peningkatan power pukulan.
ADVERTISEMENT
"Greysia/Apri harus bisa membaca arah pukulan lawan, sehingga mereka bisa antisipasi. Kemudian Greysia juga harus terus memperbaiki servisnya meskipun sekarang sudah jauh lebih baik. Mereka juga harus menambah power pukulan untuk bisa mematikan lawan," kata Chafidz mengakhiri.
Adapun, berikutnya Greysia/Apriyani akan menjajal Hong Kong Terbuka 2018 BWF World Tour Super 500 mulai 13 November mendatang. Di babak pertama, Tang Jinhua/Yu Xiachan (China) akan menjadi lawan mereka.
Tak ada jadwal setelah Hong Kong Terbuka, Greysia/Apriyani tinggal menunggu jadwal menuju BWF World Tour Finals di Guangzhou, China. Di klasemen poin, Greysia/Apriyani cukup aman di posisi lima untuk memenuhi syarat Top 8.
Tenang, publik tak akan melihat nama serba Jepang di Guangzhou. Hanya dua wakil dengan poin terbanyaklah yang akan ikut merujuk syarat maksimal dua wakil di setiap sektor dari satu negara.
ADVERTISEMENT