Bursa Ketua Umum KONI Mulai Ramai

18 Juni 2019 21:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muddai Madang, salah satu calon ketua umum KONI. Foto: Alan Kusuma/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Muddai Madang, salah satu calon ketua umum KONI. Foto: Alan Kusuma/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masa jabatan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Tono Suratman, usai pada 2019 ini. Pada 2 Juli mendatang induk pengurus pusat cabang olahraga itu akan menggelar Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa (Musornaslub) untuk memilih ketua umum anyar di Hotel Sultan, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, ada tiga nama yang mendeklarasikan diri sebagai bakal calon Ketum KONI periode 2019-2023. Mereka ialah Hendardji Soepandji, Muddai Madang, dan Marciano Norman.
Hendardji menjadi sosok pertama yang mengutarakan niat menjadi Ketum KONI. Mantan Ketua PB Forki (Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate Do Indonesia) itu ingin kembali mengabdi untuk olahraga Indonesia.
Sementara itu, Muddai punya banyak konsep yang ditawarkan. Langkah pertama yang akan dilakukan mantan Ketua KONI Provinsi Sumatra Barat itu ialah menyelesaikan masalah tunggakan gaji karyawan KONI Pusat.
Ia menegaskan KONI tidak bisa mengandalkan anggaran pemerintah saja. Muddai berjanji akan mencari dana dari sponsor untuk operasional kesekretariatan dan gaji karyawan.
Tak cuma itu, Muddai akan meminta Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) agar pegawai dua kementerian itu diperbantukan ke KONI.
ADVERTISEMENT
Teranyar, bursa bakal caketum KONI diramaikan Marciano Norman yang tak ingin kalah membeberkan visi dan misinya. Mantan Ketua PB Taekwondo Indonesia itu menawarkan sinergi antara KOI, KONI, pengurus pusat cabang olahraga, serta Kemenpora.
“Sekarang terjadi pemisahan KONI dan KOI. Saya ingin mengembalikan KONI sebagai pusat pembinaan olahraga nasional. Saya ingin menjadikan KONI sebagai lembaga olahraga yang profesional, modern, dan independen,” kata Marciano.
“Jika saya bisa melakukan itu, maka saya bisa mengangkat harkat dan martabat Indonesia di mata dunia internasional lewat olahraga. Saya sadar untuk memajukan olahraga Indonesia KONI, KONI, pengurus pusat cabor, dan Kemenpora tidak bisa jalan sendiri-sendiri,” lanjutnya.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu lebih lanjut menuturkan sinergi apik itu akan memunculkan tata kelola olahraga yang baik pula. Setelah tata kelola baik, menurut Marciano, pembangunan karakter atlet juga harus menjadi fokus.
ADVERTISEMENT
“Hubungan baik haris terjalin. Semua pemangku kepentingan harus duduk bersama untuk tata kelola olahraga lebih baik. Jika ingin prestasi, maka stakeholder (pemangku kepentingan, red) harus bersatu demi bangsa. Setelah itu, prioritas saya ialah membina karakter atlet yang kuat untuk Indonesia,” tuturnya.
Panitia Musornaslub KONI masih membuka pendaftaran bakal calon ketua umum sampai 21 Juni mendatang. Untuk menjadi calon Ketum KONI, para kandidat mesti mendapat dukungan dari 10 KONI Provinsi, 20 pengurus pusat cabor (ada sekitar 67 cabor), serta persyaratan lain semisal manajemen olahraga.