Candreva dan Perisic: Dua Sayap Beda Rupa

4 Desember 2017 18:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Candreva & Perisic di laga kontra Fiorentina. (Foto: AFP/Andreas Solaro)
zoom-in-whitePerbesar
Candreva & Perisic di laga kontra Fiorentina. (Foto: AFP/Andreas Solaro)
ADVERTISEMENT
Akhirnya, Internazionale kembali juga ke puncak klasemen Serie A. Meski cuma untuk sementara, keberhasilan ini layak untuk dirayakan dengan pesta kecil-kecilan. Pasalnya, ini adalah momen di mana Inter menunjukkan kepada khalayak bahwa mereka sudah kembali seperti dulu.
ADVERTISEMENT
Sehari setelah Juventus mengalahkan Napoli di San Paolo, Inter sanggup mengapitalisasinya dengan kemenangan telak 5-0 atas Chievo di San Siro. Dengan begitu, Nerazzurri pun sukses melangkahi poin milik Napoli yang sebelum-sebelumnya seperti tak tergoyahkan di puncak klasemen.
Pada laga menghadapi Chievo itu, Mauro Icardi mencetak satu gol dan menambah koleksi golnya menjadi 16. Mantan pemain Sampdoria itu unggul satu gol atas Ciro Immobile dan kini menjadi pemuncak daftar topskorer Serie A.
Akan tetapi, bukan aksi Icardi-lah yang menjadi sorotan utama pada laga melawan Chievo itu, melainkan Ivan Perisic. Sebabnya, di situ pemain asal Kroasia ini mampu mencatatkan hat-trick. Bagi Perisic, itu adalah hat-trick pertama sepanjang kariernya.
"Aku sudah pernah mencetak empat gol tetapi belum pernah tiga gol," ujar Perisic kepada Inter TV selepas laga.
ADVERTISEMENT
Perisic sendiri, sepanjang musim ini, memang tampil kesetanan. Sebelumnya, dia sempat kencang diisukan akan bergabung dengan Manchester United. Namun, transfer ini urung terjadi dan bahkan, Perisic justru menandatangani kontrak baru selama lima tahun dengan Inter. Hipotesis yang bisa ditarik dari sini adalah bahwa kini, mantan pemain Wolfsburg itu tengah bahagia dan tak ada yang bisa mengambil itu darinya.
Sejauh ini, sampai 15 giornata, Perisic sudah berkontribusi untuk 13 gol yang diciptakan Inter. Rinciannya: tujuh gol dan enam assist. Namun, tentu saja, kontribusi pria kelahiran Split itu tidak bisa diukur saja dengan gol dan assist.
Menurut catatan WhoScored, Inter adalah tim yang doyan sekali menyerang lewat sayap. Tak mengherankan, memang, mengingat di sana, selain Perisic juga ada Antonio Candreva. Pada laga menghadapi Chievo, 75% serangan Inter pun bersumber dari sayap; 40% dari kiri, 35% dari kanan. Artinya, di sini kontribusi Perisic serta Candreva sangatlah besar untuk keberhasilan yang diraih La Beneamata sampai sejauh ini.
ADVERTISEMENT
Perisic sendiri adalah pemain sayap yang sangat komplet. Selain memiliki kemampuan dribel menawan--terutama saat memimpin serangan balik Inter--, pemain 28 tahun ini juga punya dua kualitas unggulan lain, yakni kemampuan melepas umpan kunci (2,5 kali per laga) serta duel udara (4,4 kali per laga).
Kemampuan mengumpan Perisic itu sendiri, selain terejawantahkan dengan catatan umpan kunci per laganya, juga tercermin lewat jumlah assist-nya tadi. Lalu, kemampuan duel udaranya itu, tentu saja, tidak bisa dipisahkan dari postur tubuhnya yang mencapai 187 cm. Dengan kemampuan duel udara ini, Perisic pun bisa berkontribusi apik dalam urusan pertahanan, sesuai dengan permintaan Luciano Spalletti kepadanya, serta jadi alternatif dalam serangan.
Perisic rayakan gol ke gawang Chievo. (Foto: REUTERS/Alessandro Garofalo)
zoom-in-whitePerbesar
Perisic rayakan gol ke gawang Chievo. (Foto: REUTERS/Alessandro Garofalo)
Atribut-atribut itu, dikombinasikan denga gaya bermainnya yang doyan melakukan tusukan ke dalam, semakin membuat Perisic jadi sosok berbahaya di depan gawang lawan. Tak heran jika Inter ketika itu berkeras bahwa pemain satu ini banderolnya takkan kurang dari 55 juta euro.
ADVERTISEMENT
Kemudian, di sisi yang berseberangan, ada Antonio Candreva. Pemain satu ini memang kalah telak dari segi produktivitas dibandingkan dengan Perisic. Saat ini, mantan andalan Lazio itu sama sekali belum mencetak gol. Namun, untuk urusan assist dan kontribusi general untuk tim, Candreva unggul.
Saat ini, Candreva adalah pencatat assist terbanyak di Serie A dengan tujuh assist-nya. Umpan Candreva yang berhasil diteruskan Milan Skriniar menjadi gol di laga melawan Chievo adalah assist yang membuat pria 30 tahun itu kini mengungguli Luis Alberto dan Ciro Immobile (Lazio) serta Perisic.
Secara umum, Candreva memang punya karakter yang sedikit berbeda dengan Perisic. Apabila Perisic adalah pemain sayap yang doyan melakukan tusukan ke dalam, Candreva lebih doyan berkelana di dekat garis tepi lapangan. Selain itu, alih-alih menembak, dirinya lebih suka mendribel dan mengumpan. Jika dibandingkan dengan catatan statistik milik Perisic, akan terlihat betul bagaimana berbedanya karakter Candreva.
ADVERTISEMENT
Sampai sejauh ini, Perisic punya catatan 3,3 tembakan per laga. Sementara itu, catatan Candreva tidak sampai separuhnya (1,6 per laga). Namun, Candreva unggul dalam hal dribel (1,7 kali per laga berbanding 0,9 milik Perisic), serta umpan, apa pun itu jenisnya.
Candreva andalan Inter dari sisi kanan. (Foto: AFP/Miguel Medina)
zoom-in-whitePerbesar
Candreva andalan Inter dari sisi kanan. (Foto: AFP/Miguel Medina)
Untuk urusan umpan ini, Candreva bisa menciptakan 2,5 umpan silang per laga, sementara Perisic "hanya" 0,7 kali. Selain itu, jumlah umpan Candreva (3,1 per laga) pun unggul atas Perisic (2,5 kali). Dari sini, bisa ditarik kesimpulan sementara bahwa Candreva lebih terlibat dalam bangun serangan tim, sementara Perisic lebih aktif dalam eksekusinya.
Namun, tentu saja perbedaan karakter antara Perisic dan Candreva ini tidak kemudian membuat sayap Inter timpang. Justru, dengan adanya perbedaan ini, Inter punya dua opsi sekaligus dari sisi sayapnya. Jika mau bermain dengan build-up yang terstruktur, gunakanlah Candreva, tetapi jika Inter sedang butuh blitzkrieg (serangan kilat), maka Perisic adalah sosok yang pas.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, itu semua sudah terbukti pada apa yang kini telah diraih Inter. Hanya saja, kemudian hal ini bisa menjadi semacam ketergantungan yang tidak menyehatkan. Pasalnya, bersama Icardi serta Skriniar, Candreva dan Perisic adalah pemain-pemain yang selalu tampil penuh di semua laga Inter musim ini. Hal itu, selain karena kebijakan Spalletti, juga karena Inter tidak memiliki pelapis sepadan untuk para pemain ini.
Saat ini, satu-satunya pemain sayap murni yang dimiliki Inter adalah Yann Karamoh dan pemain Prancis berusia 19 tahun ini baru dua kali tampil--itu pun sebagai pengganti--di Serie A. Sementara itu, pemain-pemain sayap lainnya adalah para full-back yang sekiranya punya atribut ofensif lumayan seperti Joao Cancelo di kanan dan Dalbert di kiri. Seandainya nanti salah satu dari Candreva atau Perisic (juga Icardi serta Skriniar) harus absen, di situlah ujian akan datang untuk Nerazzurri.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, setidaknya untuk saat ini, tak perlu dululah berandai-andai. Kini, yang perlu dilakukan Spalletti dan para pemain andalannya ini adalah mempertahankan agar laju mereka tetap di gigi lima karena pada giornata ke-16, lawan berat bernama Juventus sudah menanti.