Casey Stoner: Sebaiknya Jorge Lorenzo Memang Pergi dari Ducati

6 Juni 2018 16:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jorge Loenzo di paddock Ducati. (Foto: JAVIER SORIANO / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Jorge Loenzo di paddock Ducati. (Foto: JAVIER SORIANO / AFP)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kabar ini tidak terlalu mengejutkan jika menilik rumor yang berkembang seusai Lorenzo meraih kemenangan perdanannya bersama Ducati di GP Italia, Minggu (3/6/2018). Lorenzo menyebut perbaikan yang dilakukan Ducati terhadap motornya terlambat dan tak akan mengubah apa pun soal masa depannya.
Lorenzo memang harus menanti lama untuk mendapat kemenangan ini. Dalam 23 balapan sebelumnya, pebalap berjuluk X-Fuera tersebut menunjukkan performa naik-turun dan hanya tiga kali naik podium tanpa pernah menjadi yang tercepat.
Oleh karena itu, legenda MotoGP dan juga eks pebalap Ducati, Casey Stoner, mendukung Lorenzo untuk hengkang. Pria asal Australia itu menilai kebersamaan tidak akan memberikan efek positif jika Lorenzo sudah tidak kerasan berada di paddock pabrikan asal Italia tersebut.
ADVERTISEMENT
Stoner sendiri tidak asing dengan motor Honda. Sebagai pebalap yang pernah membela Honda selama dua musim (2011-2012), Stoner hafal betul bagaimana rasanya membalap dengan motor Ducati dan Honda. Menurut Stoner, Honda jauh lebih mudah dikendarai.
"Hal itu (masa depan) tergantung sikapnya. Jika dia benar-benar ingin bertahan di Ducati, tentu itu adalah pilihan bagus. Di lain sisi, jika dia tidak berkomitmen dengan Ducati karena tidak ada alasan baginya untuk bertahan, ada baiknya melihat dirinya di tim lain. Kembali bersaing di barisan depan untuk bersaing meraih juara dan memberi kesempatan pada pebalap lain untuk masuk ke Ducati," kata Stoner seperti dilansir oleh Crash.
"Di satu titik, Ducati lebih sulit dikendarai, tetapi di beberapa area lebih stabil dan memberi Anda kepercayaan diri. Jelas motor Ducati tidak buruk untuk dipakai balapan. Anda lihat Jack Miller datang dari Honda. Dovizioso pernah jadi pebalap Honda serta Yamaha dan sekarang salah satu yang kompetitif."
ADVERTISEMENT
"Selalu ada kelebihan dan kekurangan di antara semua motor. Anda harus meminimalkan kelemahan dan memaksimalkan kelebihan setiap motor tersebut," ujarnya.
Selain memberikan dukungannya, Stoner juga menilai beberapa hal yang jadi penyebab sering tidak konsistennya penampilan Lorenzo selama berseragam Ducati.
"Lorenzo ada di jalur kemenangan. Dia cukup dekat untuk ada di sana. Dia hanya kehilangan sepersepuluh dalam balapan yang biasanya dia baik-baik saja. Dan menurut saya, dia biasa di depan dan kemudian ketika seseorang menyusul, dia kehilangan kepercayaan diri. Jelas ini bukan situasi yang seutuhnya memengaruhi. Saya rasa dia hanya mencari kepercayaan diri di motornya, di mana dia kemudian bisa mulai melakukan apa yang dia inginkan," ucapnya menambahkan.
Stoner juga tidak menampik kemampuan Lorenzo yang punya kapabiltas untuk bersaing memperebutkan kemenangan. Namun, Stoner menilai kemampuan Lorenzo untuk beradaptasi dengan motor Ducati menjadi salah satu faktor lain yang memengaruhi prestasinya.
ADVERTISEMENT
"Motor Ducati lebih berat daripada Yamaha karena setiap pebalap yang datang dari Yamaha ke tim lain selalu komplain bahwa tidak mudah mengendarai motor seperti di Yamaha. Namun, jika kondisi ini menuntut fisik lebih banyak, maka Anda harus berlatih lebih keras. Itulah yang harus dilakukan. Jika ingin menang, Anda harus berlatih lebih keras daripada lawan Anda," ucap Stoner.
"Permasalahan paling besar bagi saya adalah Anda tidak bisa berbuat banyak terhadap motor. Karena itu hanyalah benda yang terdiri dari logam dan karet di mana pebalap bekerja. Lebih mudah untuk mengadaptasikan diri Anda sendiri. Jadi, terkadang Anda hanya perlu mengubah sedikit gaya membalap," pungkasnya.
Well, kemenangan perdana dan perbaikan yang dimiliki Lorenzo tidak membuatnya bertahan. Kondisi positif ini bisa dilanjutkan Lorenzo untuk membuktikan bahwa dirinya belum habis di MotoGP bersama RC213V.
ADVERTISEMENT