Charles Leclerc dan Sauber Membangun Momentum di GP Azerbaijan

1 Mei 2018 11:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebalap Tim Sauber, Charles Leclerc. (Foto: Andrej ISAKOVIC / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pebalap Tim Sauber, Charles Leclerc. (Foto: Andrej ISAKOVIC / AFP)
ADVERTISEMENT
GP Azerbaijan 2018 tak hanya bercerita tentang kemenangan dramatis Lewis Hamilton ataupun crash yang melibatkan dua pebalap Red Bull Racing, Max Verstappen dan Daniel Ricciardo. Seri keempat gelaran Formula 1 2018 itu juga bertutur tentang Charles Leclerc, yang kini tercatat sebagai pebalap Tim Sauber.
ADVERTISEMENT
Di balapan kali ini, Leclerc berhasil membawa mobil Sauber C37-nya finis di posisi enam sekaligus mendulang poin pertamanya di F1. Pebalap asal Monako itu bahkan sempat menduduki posisi lima, sebelum disalip oleh Carlos Sainz.
Di tiga seri sebelumnya, Leclerc gagal mengamankan posisi 10 besar. Di GP Australia yang jadi seri perdana, ia finis di posisi 13. Sementara di Bahrain dan China, finish di posisi 12 dan 19 menutup performanya di dua seri tersebut.
"Rasanya begitu luar biasa. Pekan ini menjadi waktu yang luar biasa buat tim. Raihan ini akan menjadi dorongan positif untuk ke depannya," ungkap Leclerc dalam wawancara usai balapan kepada Motorsport.
"Kami harus membangun momentum ini supaya bisa tampil lebih baik lagi di balapan selanjutnya. Sekarang (tepat seusai balapan -red) kami ingin menikmati momen ini. Namun, besoknya kami harus kembali bekerja keras untuk mempersiapkan diri menghadapi balapan di Barcelona."
ADVERTISEMENT
Hasil finis keenam yang ditorehkan Leclerc di Baku ikut mengangkat raihan poin Sauber di klasemen. Seusai balapan Azerbaijan, Sauber menempati peringkat sembilan dan mengantongi 10 poin.
10 poin yang dikumpulkan Sauber di musim ini mengungguli jumlah poin yang direbut tim asal Swiss itu pada musim 2016 (2 poin) dan 2017 (5 poin). Sementara, untuk klasemen pebalap, Leclerc saat ini menempati posisi 13 dengan koleksi delapan poin.
Menyoal penampilan impresifnya di GP Azerbaijan, Leclerc mengaku bahwa set-up dan karakteristik Sauber C37 yang ia gunakan menjadi faktor penting yang membuatnya sanggup mengakhiri balapan di posisi enam.
"Kami sengaja membuat mobil menjadi lebih understeer di tikungan. Sebelumnya, mobil kami sulit diprediksi dan saya kesulitan menyelesaikan lap. Understeer memberi keseimbangan kepada kami."
ADVERTISEMENT
"Inilah yang membedakan balapan di Azerbaijan dengan balapan-balapan sebelumnya. Set-up yang seperti ini membuat mobil kami memiliki karakter yang tepat untuk menghadapi sirkuit Baku," ungkap Leclerc.
"Trek ini benar-benar menarik. Saya menyukainya. Namun, kalau ditanya faktor utama yang mengubah penampilan saya di GP ini, maka jawabannya adalah keperayaan diri. Harus saya akui, semakin hari saya semakin nyaman mengemudikan mobil ini. Saya pikir, ini yang jadi alasan utama mengapa kami bisa membukukan raihan seperti ini di Azerbaijan."
Juara bertahan F2, Leclerc. (Foto: ANDREJ ISAKOVIC / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Juara bertahan F2, Leclerc. (Foto: ANDREJ ISAKOVIC / AFP)
Yang berbahagia atas capaian Leclerc ini tak cuma Tim Sauber, tetapi juga Tim Ferrari. Pasalnya, sebelum melakoni karier sebagai pebalap F1, Leclerc merupakan didikan akademi Ferrari. Itulah sebabnya, sejumlah petinggi tim asal Italia itu juga memberikan selamat kepada Leclerc.
ADVERTISEMENT
"Jock Clear (Direktur Teknis Ferrari -red) langsung datang dan mengucapkan selamat. Saya juga bakal bertemu dengan Maurizio Arrivabene (Kepala Tim Ferrari). Walaupun sekarang saya membalap bersama Sauber, saya memiliki hubungan yang dekat dengan Ferrari. Makanya, saya jadi semakin berbahagia dengan hasil ini," ungkap juara bertahan Formula 2 itu.
Leclerc memang pantas berbahagia, begitu pula dengan timnya. Menyelesaikan balapan dengan catatan mayor di Baku City Circuit layak buat disebut sebagai raihan impresif. Melihat rentetan insiden dan crash yang menimpa pebalap-pebalap kawakan macam Valtteri Bottas ataupun Duo Red Bull Racing, maka keberhasilan pebalap berusia 20 tahun menyelesaikan race di posisi enam layak buat diapresiasi.
Namun, catatan positif Sauber seharusnya tak hanya sampai di Azerbaijan. Dua pekan lagi, Minggu (13/5/2018), GP Spanyol sudah menanti. Musim lalu, raihan terbaik Tim Sauber ditorehkan oleh Pascal Wehrlein yang menyelesaikan balapan di posisi delapan. Sementara, penggawa Sauber lainnya, Marcus Ericsson, hanya sanggup menyelesaikan balapan di peringkat 11.
ADVERTISEMENT
Musim ini rasanya terlalu berharga bagi Sauber untuk menyelesaikan balapan di posisi yang sama. Dan sebagai bagian dari skuat, Leclerc seharusnya ikut menanggung asa yang tak ringan ini.