Chou Tien Chen Kalahkan Tommy Sugiarto di Final Korea Terbuka

30 September 2018 10:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tommy Sugiarto (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tommy Sugiarto (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Laga final tunggal putra di gelaran Korea Terbuka 2018 ditutup oleh Tommy Sugiarto dengan kekalahan. Berlaga di SK Olympic Handball Gymnasium, Seoul, pada Minggu (30/9/2018), Tommy menutup turnamen dengan status runner up setelah dikalahkan oleh Chou Tien Chen di partai final dengan skor 13-21, 16-21.
ADVERTISEMENT
Gim pertama memang dibuka dengan keunggulan 8-6 untuk Tommy. Sayangnya, keunggulan ini lepas dari genggaman Tommy karena Chou justru meraih dua angka berturut-turut setelahnya. Yang pertama karena pengembalian servis Tommy kehilangan kontrol sehingga shuttlecock terjatuh di luar lapangan. Yang kedua karena pukulan Tommy membuat shuttlecock membentur net.
Begitu berhasil menyalip raihan angka Tommy, Chou mulai menancapkan dominasinya. Smes-smes agresif dilancarkan dan tunggal putra Taiwan ini pada keunggulan 9-8. Dominasi Chou pun semakin menjadi-jadi karena interval pertama ia tutup dengan keunggulan 11-8.
Prosesnya bermula dari permainan reli yang sebenarnya sempat diwarnai oleh permainan ofensif Tommy. Sayangnya, kendali itu tak berhasil dipertahankan Tommy begitu Chou mengalihkan reli pada permainan net yang cepat. Tommy memang berusaha mengancam lewat pukulan-pukulan menyilangnya. Sayangnya, ancaman itu kurang menggigit sehingga mampu diamankan Chou dengan mudah. Puncaknya, Chou melepaskan smes menyilang yang terlampat diantisipasi oleh Tommy.
ADVERTISEMENT
Walau beberapa kali kehilangan angka dalam permainan net, Tommy bukannya tak berhasil memenangi permainan net sama sekali. Keberhasilannya mengubah skor dari 9-12 ke 10-12 muncul dari kesuksesannya mengecoh Chou dengan permainan net. Caranya, ia menjawab pukulan halus depan net yang dilepaskan oleh Chou dengan satu dorongan yang membuat shuttlecock terarah ke tubuh lawannya itu.
Sayangnya, kontrol pukulan menjadi permasalahan yang kerap muncul di laga gim pertama ini. Berkali-kali Tommy kehilangan kendali dalam smesnya sehingga shuttlecock justru terjatuh di luar lapangan. Begitu pula saat menghadapi pukulan-pukulan tanggung tapi cepat dari Chou. Kecenderungannya, manuver defensif Tommy justru menjadi senjata makan tuan. Kalau tidak menjadi amunisi bagi lawan untuk melepaskan serangan kedua, manuver itu justru membuat shuttlecock membentur net.
ADVERTISEMENT
Kesalahan-kesalahan macam itulah yang membuat Chou mampu merengkuh game point 20-10. Namun, hanya karena Chou sudah merebut game point, bukan berarti Tommy langsung menyerah. Tiga poin justru berhasil ia dapatkan dan menghambat kemenangan Chou di gim pertama. Dua poin diraih Tommy berkat dua jumping smash yang tak berhasil diantisipasi Chou. Poin ketiga datang berkat pukulan Chou yang membuat shuttlecock terpental di luar lapangan.
Sayangnya, kemenangan 21-13 di gim pertama tetap menjadi milik Chou. Smes menyilangnya yang menyasar sudut depan net justru gagal dikembalikan oleh Tommy walau di sepanjang reli, Tommy melepaskan perlawanan yang cukup meyakinkan.
Di gim kedua, Chou langsung tancap gas dengan membukukan keunggulan 4-1. Tommy memang membuka gim dengan jumping smash lurus yang tidak dapat digapai oleh Chou, tapi setelahnya, permainan Tommy justru mati. Tiga dari empat angka yang direbut Chou itu berasal dari keterlambatan Tommy menerima pukulan Chou. Sementara, satu angka berasal dari kesalahan sendiri.
ADVERTISEMENT
Kesalahan pembacaan shuttlecock juga menjadi persoalan jamak bagi Tommy di sepanjang laga ini. Kecenderungannya, ia mengira pukulan Chou yang memang begitu bertenaga itu bakal jatuh di luar lapangan. Alih-alih mendapat angka karena kesalahan lawan, Tommy justru kehilangan angka karena shuttlecock jatuh tepat di garis. Skenario semacam itu yang kembali muncul saat Chou mengubah skor menjadi 5-3.
Kabar baiknya, Tommy belum berhenti mencuri angka. Asalkan dapat dikontrol, smes-smesnya kerap menjadi senjata pamungkas yang dapat mematikan permainan lawan. Seperti itulah yang terjadi saat Tommy mengejar ketertinggalan dari 5-8 ke 6-8 hingga 7-8.
Bila dirinci, permainan reli sengit kembali muncul saat Chou memimpin 8-5. Chou yang sedang ada di atas angin berupaya memborbardir Tommy dengan pukulan-pukulan lurus. Alih-alih bertahan, Tommy justru menyerang balik. Tiga jumping smash-nya memang berhasil dipatahkan lawan, tapi lesakan keempat ditutup dengan tambahan satu poin untuk Tommy.
ADVERTISEMENT
Situasi saat Tommy mengamankan poin ketujuh pun seperti itu. Kali ini, Tommy melepaskan smes menyilang yang tak bisa diantisipasi Chou karena lawannya itu salah mengambil posisi. Sementara, keberhasilan Tommy menyamakan kedudukan menjadi 8-8 lahir karena pukulan pengembalian servis oleh Chou membuat shuttlecock terlempar ke luar bidang permainan.
Tertinggal 8-11, Tommy memercayakan permainannya pada kekuatan smesnya. Dengan meyakinkan ia menutup reli dengan dropshot depan net. Tapi, Chou mengopi cara Tommy mendapatkan angka berikutnya. Dua poin yang menggeser kedudukan menjadi 13-9 direngkuhnya dengan cara yang begitu 'Tommy': memutus permainan reli secepat mungkin dengan smes bertenaga.
Tertinggal 12-15, pukulan halus depan net Tommy membuahkan angka yang sanggup memperkecil ketertinggalan. Bila melihat tayangan ulang, Chou seperti tidak menyangka bahwa Tommy akan menerima pukulan netnya dengan pukulan net juga. Alhasil, ia justru mengambil jarak lebih ke belakang. Pengambilan posisi itulah yang dimanfaatkan oleh Tommy. Pelan, tapi pasti, shuttlecock ia pindahkan ke bidang permainan lawan tanpa kawalan.
ADVERTISEMENT
Namun, permainan Chou begitu efektif. Bukannya membawa laga pada permainan reli yang panjang, ia cenderung memilih untuk memutus serangan setelah melakukan lima atau enam pukulan. Cara inilah yang sepertinya sukar ditebak oleh Tommy. Berulang kali ia mati langkah, sehingga gagal menerima pukulan Chou. Alhasil, raihan poin Chou melesat kencang. Keberhasilannya tak sekadar soal mengamankan keunggulan 19-16, tapi juga merebut match point 20-16.
Di reli dalam kedudukan 20-16, Chou memilih untuk melepaskan serangan dari tengah lapangan. Setelah reli berjalan sekitar tujuh pukulan, pukulan lurus Tommy dikembalikannya dengan jumping smash dengan jarak pukulan yang sebenarnya bisa dijangkau oleh Tommy. Yang perlu digarisbawahi, pukulan ini ia arahkan sedikit ke kanan Tommy.
Sialnya, pukulan-pukulan sebelumnya di reli ini diarahkan Chou ke posisi Tommy berdiri. Ketidaksiapan perubahan arah serangan inilah yang pada akhirnya membuat Tommy kehilangan angka. Sebaliknya, Chou merayakan kemenangan dengan berteriak kencang di atas lapangan menunjuk kedua telunjuknya ke atas -sebelum akhirnya berdiri di podium puncak yang menjadi penanda bahwa ia menutup pertandingan sebagai juara.
ADVERTISEMENT