news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dari Protes Pebalap, FIA Cari Solusi untuk Lampu Start di GP Bahrain

25 Maret 2019 20:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pebalap memulai GP Australia 2019. Foto: Dok. Formula 1
zoom-in-whitePerbesar
Para pebalap memulai GP Australia 2019. Foto: Dok. Formula 1
ADVERTISEMENT
Tidak semua aturan bisa menyenangkan semua pihak dan memberikan dampak yang positif.
ADVERTISEMENT
Kali ini, aturan baru soal sayap belakang mobil Formula 1 (F1) merugikan sejumlah pebalap di Grand Prix (GP) Australia 2019. Adalah pebalap kawakan yang musim ini debut bersama Williams, Robert Kubica, serta driver Red Bull Racing, Pierre Gasly, yang mengutarakan protesnya.
Tampil di seri pembuka musim ini, Kubica dan Gasly protes soal dampak wings yang menyebabkan mereka kesulitan melihat lampu di garis start. Kubica dan Gasly masing-masing memulai GP Australia dari posisi 20 dan 17 alias berada nun jauh di bagian belakang starting grid.
"Ketika saya berhenti (di grid), saya tidak bisa melihat lampu. Sayap belakang mobil McLaren (milik Carlos Sainz, pebalap posisi start 18, red) menutupinya," ujar Kubica seperti dilansir Motorsport.
ADVERTISEMENT
"Saya hanya bisa melihat sebagian lampu. Jadi, saya harus bergerak ke kiri (untuk melihat lampu), dan itu cukup membuat panik," imbuh pebalap asal Polandia ini.
Sementara Gasly menambahkan bahwa kendala untuk melihat lampu start membuatnya kehilangan beberapa detik saat race dimulai.
"Dengan semakin besarnya sayap belakang mobil, saya tidak bisa melihat lampu di grid. Jadi saya bereaksi menunggu mobil lainnya, dan itu membuat saya kehilangan beberapa posisi," kata Gasly.
Aturan aerodinamika baru untuk F1 musim 2019 sendiri membuat sayap belakang mobil para pebalap lebih lebar 100mm dan lebih tinggi 70mm.
Masih dilansir Motorsport, FIA selaku federasi yang menaungi balap mobil disebut telah menerima komplain keduanya. Dengan standar tinggi lampu yang sama di setiap seri balap, masalah serupa dinilai akan terus terjadi.
ADVERTISEMENT
Maka, FIA dikabarkan bakal mencari solusi yang tepat jelang seri kedua Formula 1 musim 2019 yang berlangsung di Sirkuit Internasional Bahrain mulai 29 Maret hingga 31 Maret.
Salah satu solusi yang memungkinkan adalah menempatkan lampu lain di setengah jarak grid, hal yang juga dilakukan ketika masalah yang sama muncul pada 2009. Saat itu, lampu tambahan tak lagi dibutuhkan pada 2017 saat aturan tinggi wings diubah lebih rendah.
Namun, masalah serupa kembali muncul pada 2018. Saat itu, aturan baru yang melahirkan Halo (bagian yang melindungi kokpit mobil)-lah yang membuat lampu start sulit terlihat para pebalap di baris belakang.