Denmark Open: Sengit, Pusarla Sindhu Kalahkan Gregoria Tunjung

15 Oktober 2019 17:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gregoria Mariska vs Goh Jin Wei Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gregoria Mariska vs Goh Jin Wei Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Lawan berat sudah harus dihadapi Gregoria Mariska Tunjung di babak pertama Denmark Open 2019. Bagaimana tidak berat kalau yang menjadi lawan adalah juara dunia 2019, Pusarla Sindhu?
ADVERTISEMENT
Modal mentereng yang dibawa Sindhu tak membuat Gregoria turun arena dengan mental kerdil. Perlawanan sengit ia berikan di sepanjang laga.
Sayangnya, tiket babak kedua tidak berhasil diamankan. Pertandingan yang dihelat di Court 1 Odense Sportspark pada Selasa (15/10/2019) itu selesai dengan kekalahan 20-22 dan 18-21 untuk Gregoria.
Kekalahan Gregoria diikuti dengan kekalahan di sektor ganda campuran. Langkah Tontowi Ahmad/Winny Oktavina di Denmark Open 2019 selesai di babak pertama.
Berlaga di Court 3 Odense Sportspark, Takuro Hoki/Wakana Nagahara menang 21-17, 20-22, dan 21-17 atas Tontowi/Winny. Kekalahan ini memastikan Indonesia sudah kehilangan dua wakil di sektor ganda campuran.
Pemain tunggal putri asal India, Pusarla Sindhu. Foto: REUTERS/Vincent Kessler
Sindhu membuka gim pertama dengan keunggulan. Namun, keunggulan itu bukan keunggulan yang didapat lewat laga yang berat sebelah.
ADVERTISEMENT
Ketika memimpin 10-8, Sindhu melihat sendiri bahwa pebulu tangkis 20 tahun yang ada di hadapannya itu petarung tangguh. Gregoria merespons bola-bola tinggi Sindhu dengan pukulan tanggung.
Namun, bukan berarti Gregoria tak berani menyerang balik. Dengan cepat, Gregoria memutar badan di depan net sebelum menghentak dengan dropshot. Sindhu yang tidak menyangka model serangan seperti ini terlambat merespons dan kehilangan angka.
Keunggulan interval tidak sama dengan kemenangan gim. Sindhu memang memimpin 9-11, tetapi Gregoria masih dapat mengumpulkan angka. Lajunya memang tak kencang, tetapi cukup meyakinkan.
Ia bahkan bisa mengejar jadi 12-12. Tiga angka itu didapat Gregoria dengan memanfaatkan eror Sindhu, mulai dari shuttlecock yang menyangkut net hingga kesalahan membaca arah bola.
ADVERTISEMENT
Gregoria malah berbalik memimpin jadi 16-13. Dua dari empat angka tambahan itu didapat berkat keberhasilannya memancing Sindhu melakukan kesalahan lewat pukulan tanggung.
Konsisten menjaga keunggulan adalah persoalan serius yang mesti diselesaikan Gregoria. Bagaimana tidak? Sindhu berhasil menyamakan kedudukan jadi 16-16. Begitu pula saat Gregoria memimpin tipis 17-16. Sindhu berbalik unggul 18-17 karena dua pengembalian Gregoria membentur net.
Gregoria punya kesempatan emas untuk unggul 19-18 saat imbang 18-18. Ia berhasil mengecoh Sindhu dengan rangkaian pukulan menyilang. Namun, smash jauhnya justru memberi lawan angka karena terlalu berenergi sehingga jatuh di belakang garis.
Catat baik-baik. Gregoria belum tamat. Ia membukukan game point 20-19 berkat jumping smash yang membikin Sindhu mati langkah. Sayangnya, Sindhu memaksa laga ke deuce 20-20 karena Gregoria salah membaca shuttlecock. Dikira keluar, shuttlecock malah dinyatakan masuk.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, Sindhu berhasil menutup gim pembuka dengan kemenangan 22-20. Setelah pukulan jauh Gregoria out, Sindhu merengkuh poin akibat kegagalan Gregoria menyeberangkan shuttlecock dari bidang permainan sendiri.
Perlawanan sengit di gim pertama mengisyaratkan bahwa mengalahkan juara dunia bukan perkara mustahil bagi Gregoria.
Sindhu juga merasakan sendiri gebrakan Gregoria saat membuka gim kedua. Keunggulan 4-1 berhasil ditancapkan Gregoria. Sayangnya, keunggulan itu tidak menancap dalam. Sindhu memangkas jarak hingga 3-4.
Situasi mirip muncul lagi dalam keunggulan selanjutnya. Gregoria memimpin 6-3, tetapi Sindhu memperkecil ketertinggalan jadi 5-6.
Saat sudah unggul, Gregoria berulang kali direpotkan dengan kesalahan sendiri. Sindhu yang bermain lebih rapi dapat memetik keuntungan, padahal Gregoria cukup cerdik mematikan langkah lawan. Ambil contoh ketika ia memastikan keunggulan 9-6.
ADVERTISEMENT
Footwork Gregoria yang lincah betul-betul membantunya untuk meladeni perlawanan Sindhu dengan pukulan menyilang. Begitu mendapat ruang, Gregoria menyentak. Ia melepaskan sergapan dari depan net yang menyasar tubuh Sindhu.
Sayangnya, performa keren seperti itu langsung disambung dengan eror. Pengembalian Gregoria dari area tengah gagal membuat shuttlecock keluar dari bidang permainan sendiri, padahal ia sedang tidak dalam tekanan intens.
Tunggal putri Indonesia, Gregoria Tunjung. Foto: ANTARA/INASGOC/Puspa Perwitasari
Sindhu jelas punya peluang untuk memastikan laga selesai di gim kedua dengan kemenangan. Toh, ia unggul 11-9 di interval.
Yang mesti digarisbawahi oleh Sindhu, Gregoria belum menyerah. Pengembalian jauhnya membuat Sindhu salah langkah dan terjatuh.
Imbasnya, pukulan tanggungnya kehilangan akurasi sehingga membentur net. Gregoria merengkuh poin penyama kedudukan 12-12 lewat cara seperti itu.
ADVERTISEMENT
Duel sengit belum berhenti mewarnai laga. Laga berjalan imbang yang ditandai dengan ketatnya kedudukan hingga 17-17.
Yang disayangkan, match point 20-17 jatuh ke tangan Sindhu. Dua dari tiga poin yang mengantarkannya ke kedudukan itu didapat akibat pukulan tanggung Gregoria membuat shuttlecock terjatuh di kanan luar lapangan Sindhu.
Akhir yang menggembirakan berkawan dengan Sindhu. Gregoria memang masih bisa mengamankan satu poin lagi. Namun, kesalahan sedikit di situasi genting bisa mengubah arah angin.
Kasus dalam pertandingan ini muncul saat Sindhu memimpin 20-18. Pengembalian Gregoria yang tak sempurna membuat shuttlecock tak sanggup berpindah ke bidang permainan lawan. Eror itu memastikan Gregoria kalah 18-21 di gim kedua.