Di Asian Para Games, Korsel-Korut Kembali Bersatu

23 September 2018 15:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendera Unifikasi Korea. (Foto: Jung Yeon-je / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Unifikasi Korea. (Foto: Jung Yeon-je / AFP)
ADVERTISEMENT
Olahraga kembali menyatukan Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut). Dua negara yang sudah berpisah sejak 1945 ini kembali bertanding di bawah naungan satu bendera untuk Asian Para Games 2018.
ADVERTISEMENT
Persatuan Korsel dan Korut sudah sempat terjadi di Asian Games 2018. Melalui bendera Unifikasi Korea, kedua negara bekerja sama dalam nomor basket, perahu naga, dan dayung dengan total enam nomor event, yakni basket putri (5x5), perahu naga putra dan putri, dayung LM4- putra, LM8+ putra, serta LW2X putri.
Hebatnya lagi, kerja sama dua negara turut menghasilkan medali. Di antaranya cabor kano yang menghasilkan satu emas dan dua perunggu serta basket yang menyumbangkan sekeping perak.
Spirit persatuan kembali diusung Korsel dan Korut di Asian Para Games. Di ajang ini, kedua negara bakal mengirimkan tim gabungan untuk cabor renang dan tenis meja. Total ada tiga nomor yang menyatukan mereka, yaitu men’s 4x100m relay (34p) untuk renang dan men’s TT6-7 team dan men’s TT8 team buat tenis meja. Adapun untuk cabor sisanya, mereka bertanding terpisah.
ADVERTISEMENT
Nantinya, 100 atlet Korsel dan 20 dari Korut bakal berjalan beriringan di acara pembukaan. Mereka dinaungi bendera Unifikasi Korea dan lagu kebangsaan "Arirang" --lagu tradisional pada 1920-an-- untuk tiga
"Marching bersama bagi kedua negara sebetulnya telah terjadi lewat Olimpiade musim mingin di Pyeongchang dan di Asian Games Jakarta-Palembang baru-baru ini. Namun, ini adalah pertama kalinya kedua negara berparade beriringan dan berkompetisi bersama di ajang paralimpik," ucap Presiden Komite Paralimpik Asia (APC) Majid Rashed dalam keterangan resmi yang diterima kumparanSPORT.
"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada IPC (International Paralympic Committee), federasi-federasi olahraga internasional, dan INAPGOC yang telah mendukung inisiatif ini. Kami sangat bangga bahwa Asian Para Games akan menjadi ajang penyebaran pesan perdamaian ke seluruh dunia," katanya menambahkan.
ADVERTISEMENT
Ri Son Gwon, ketua Komite Penyatuan Perdamaian Negara, dan Menteri Unifikasi Korea Selatan Cho Myoung-gyon menyaksikan pertandingan persahabatan antara tim Basket Korea Utara VS Korea Selatan. (Foto: Korea Pool / Yonhap)
zoom-in-whitePerbesar
Ri Son Gwon, ketua Komite Penyatuan Perdamaian Negara, dan Menteri Unifikasi Korea Selatan Cho Myoung-gyon menyaksikan pertandingan persahabatan antara tim Basket Korea Utara VS Korea Selatan. (Foto: Korea Pool / Yonhap)
Sementara itu, CEO Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF), Steve Dainton, mengaku bangga karena telah mendorong persatuan Korea melalui olahraga. Terlebih lagi, tenis meja sudah menjadi panggung perdamaian kedua negara sebelumnya.
Dalam Kejuaraan Tenis Meja di Halmstad, Swedia, 29 April sampai 6 Mei lalu, kedua negara juga mengirimkan tim gabungan. Korea akhirnya mengakhiri kejuaraan dengan raihan satu perunggu.
"ITTF dengan bangga mendukung pembentukan tim tenis meja Unifikasi Korea di Asian Para Games. Tenis meja mendorong perdamaian dunia melalui diplomasi ping pong sejak lama dan kami senang dapat berkontribusi untuk kembali mempromosikan perdamaian di Semenanjung Korea," ucap Dainton.
"Setelah reunifikasi bersejarah di Halmstad, tim Korut dan Korsel juga bertanding dalam satu bendera di Korea Terbuka tahun ini, yang akhirnya mereka memenangi medali emas di nomor ganda campuran. Kami sangat gembira bahwa momentum terus berlanjut dan tumbuh semakin kuat, dengan bertandingnya Korut dan Korsel sebagai satu tim di Asian Para Games," pungkasnya.
ADVERTISEMENT