Doa Ibunda di Tiap Raihan Medali Gayuh Satrio, Atlet Catur Disabilitas

2 Oktober 2018 11:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atlet Asian Para Games 2018, Gayuh Satrio. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Atlet Asian Para Games 2018, Gayuh Satrio. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tercatat 3 medali emas dan 1 medali perak berhasil diraih oleh Gayuh Satrio di ajang ASEAN Para Games 2017 di Malaysia. Pecatur yang menyandang disabilitas itu sukses membuka debut internasionalnya dengan manis.
ADVERTISEMENT
Kini dia diandalkan untuk meraih emas di Asian Para Games 2018. Gayuh pun terus berlatih mempersiapkan dirinya selama 9 bulan di Solo, Jawa Tengah. Dia meninggalkan keluarganya di Yogyakarta demi memberikan yang terbaik bagi Merah Putih.
Di balik prestasinya yang mentereng ada perjuangan ibunda yang selalu diingat oleh Gayuh. Semenjak turun di ajang catur kategori penyandang disabilitas, ibu Gayuh rajin mendampingi anaknya. Bahkan ibu Gayuh turut berada di sisinya saat sedang berlaga di ASEAN Para Games Malaysia.
Gayuh satrio dan ibunya Herni Miji Astuti. (Foto: Dok. Herni Miji Astuti)
zoom-in-whitePerbesar
Gayuh satrio dan ibunya Herni Miji Astuti. (Foto: Dok. Herni Miji Astuti)
Kehadiran ibundanya itu membuat dirinya semakin bersemangat mendapat medali bagi Indonesia.
“Nah Mama kan kemarin bilang, Gayuh bilang untuk ulang tahun kadonya apa Ma, minta dikasih medali emas. Maka dari itu berusaha main yang bagus. Bisa dapat emas gitu, ya itu alhamdulillah ya suatu kebetulan bisa mewujudkan keinginannya Mama,” cerita Gayuh saat berbincang dengan kumparan di Hotel Alana Solo, Rabu (12/9).
ADVERTISEMENT
Sementara, sang Mama Herni Miji Astuti mengungkap, baru sering menemani Gayuh bertanding kala anaknya bermain di nomor disabilitas. Dulu, saat Gayuh masih bermain di nomor umum, Herni tidak pernah mendampingi sang anak.
Atlet catur, Gayuh Satrio. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Atlet catur, Gayuh Satrio. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Namun, panggilan hati itu datang saat sang anak beralih ke disabilitas. Ya, Gayuh berpindah karena mengalami keterbatasan pandangan. Oleh sebab itu, dia akhirnya memutuskan bermain di kelas disabilitas dengan menggunakan papan catur braille.
“Ya memang gimana ya penginlah saat dia berjuang saya ingin selalu ada di sampingnya. Ingin memberikan motivasi dan semangat ke dia,” Herni mengungkap.
Herni pun kadang dilanda haru kala duduk di arena pertandingan. Air matanya jatuh menyaksikan perjuangan para atlet disabilitas menembus batas.
ADVERTISEMENT
“Saya nangis kalau sudah menyangkut itu, Saya rasanya haru. Dia punya kekurangan tapi bisa memberikan sesuatu untuk bangsa ini,” tambah dia.
Al Fatihah yang tak pernah terlupa
Saat mendampingi Gayuh, Herni selalu memberikan wejangan kepada sang anak. Wejangan itu diberikan supaya Gayuh tak terlampau tegang saat pertandingan.
"Dek jangan lupa nanti baca Al Fatihah, mohon petunjuk supaya kamu nanti menghadapi lawan bisa diberi kemudahan ketenangan melangkahkan permainan itu dengan mudah," tutur Herni mengenang.
Gayuh Satrio dengan papan catur brailenya (Foto: Nesia Qurrota Ayuni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gayuh Satrio dengan papan catur brailenya (Foto: Nesia Qurrota Ayuni/kumparan)
Meski sering menyaksikan pertandingan catur, Herni tak mengerti peraturan pertandingan. Kadang dia juga tegang saat menyaksikan langkah Gayuh. Hal tersebut berbanding terbalik dengan apa yang ditampilkan Gayuh. Sang anak justru tenang dan tak gelisah. Herni mengungkap, Gayuh hanya fokus menampilkan yang terbaik bagi Indonesia terlepas apa pun hasil akhirnya.
Gayuh Satrio (Foto: Nesia Qurrota Ayuni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gayuh Satrio (Foto: Nesia Qurrota Ayuni/kumparan)
Menjadi atlet memang tak melulu menang. Kadang kala kekalahan datang mendera. Menurut Herni, Gayuh cukup dewasa menghadapi kekalahan. Apa pun yang terjadi, Herni selalu berpatokan semua telah digariskan oleh Yang di Atas.
ADVERTISEMENT
“Sempat Gayuh ada kalah juga, dia kok bisa saya seperti ini langkahnya. Dia seketika bangkit, tidak pernah menyesali apa yang dia lakukan. Saya bangga punya anak Gayuh, cara berpikirnya itu lebih dewasa, lebih siap,” tutup Herni yang pada Asian Para Games nanti juga akan datang mendampingi Gayuh.
kumparan akan menyajikan story soal atlet-atlet penyandang disabilitas kebanggaan Indonesia dan hal-hal terkait Asian Para Games 2018 selama 10 hari penuh, dari Kamis (27/9) hingga Sabtu (6/10). Saksikan selengkapnya konten spesial dalam topik ‘Para Penembus Batas’.