Eko Yuli Incar Juara di 3 Event demi Lolos Olimpiade 2020

15 November 2018 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lifter Indonesia Eko Yuli peraih emas saat berfoto bersama medalinya usai menjuarai angkat besi putra grup A nomor 62 kg Asian Games ke-18 di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (21/8/2018). (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lifter Indonesia Eko Yuli peraih emas saat berfoto bersama medalinya usai menjuarai angkat besi putra grup A nomor 62 kg Asian Games ke-18 di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (21/8/2018). (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Lewat angkatan 317 kilogram (kg), Eko Yuli Irawan lahir sebagai juara dunia cabang olahraga (cabor) angkat besi di nomor 61 kg di Ashgabat, Turkmenistan, Sabtu (3/11/2018). Dalam aturan dunia, nomor 61 kg sendiri merupakan nomor pengganti 62 kg.
ADVERTISEMENT
Dengan status barunya sebagai juara dunia 2018 juga peraih perak Olimpiade 2016, lifter asal Lampung ini tentu (masih) menjadi harapan Indonesia menggondol emas di Olimpiade 2020 Tokyo. Dan, bagi Eko Yuli, dirinya cukup diuntungkan dengan hilangnya rival lama yang berganti menjadi nama-nama baru di kelas 61 kg.
Namun, menuju Olimpiade 2020 sebagai pesta olahraga terbesar sedunia, Eko Yuli sadar tak bisa hanya mengandalkan keberuntungan. Dia terus berlatih dan berlatih, dengan harapan menyegel cukup poin untuk lolos kualifikasi Olimpiade 2020.
"Tahun ini mulai kualifikasi, tahun depan juga masih perhitungan (kualifikasi). Sudah satu event Kejuaraan Dunia, masih ada lima sampai enam event lagi yang harus saya ikuti," kata Eko Yuli kepada kumparanSPORT, saat ditemui di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Kamis (15/11/2018).
ADVERTISEMENT
"Setiap turnamen itu poinnya berbeda-beda sesuai hasilnya. Kalau bisa konsisten di peringkat satu (juara) sampai tiga, tiga event saja sudah cukup (poin) untuk lolos Olimpiade," katanya.
Presiden Joko Widodo terima juara dunia angkat besi, Eko Yuli Irawan di Istana Merdeka. (Foto: Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo terima juara dunia angkat besi, Eko Yuli Irawan di Istana Merdeka. (Foto: Biro Pers Setpres)
Selama periode kualifikasi itu, fokus Eko Yuli Irawan yang ditargetkan mendapat emas Olimpiade 2020 adalah mengejar prestasi, bukan mempertahankan. Untuk itu pun, dia harus disiplin menjaga kondisi tubuh.
"Mempertahankan (prestasi) itu susah, jadi inginnya mengejar. Pasang target lebih tinggi untuk mengejar yang lain. Latihan sama seperti di nomor 62 kg, mungkin program dietnya saja yang diperpanjang," kata Eko Yuli.
Adapun, saat ini pemerintah tengah mematangkan peraturan baru menyoal atlet elite. Nantinya, para atlet senior di pemusatan latihan nasional (pelatnas) hanya diprioritaskan mengikuti turnamen utama seperti Asian Games dan Olimpiade.
ADVERTISEMENT
Lifter Indonesia Eko Yuli melakukan angkatan 'Snatch' angkat besi putra grup A nomor 62 kg Asian Games ke-18 di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (21/8). (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lifter Indonesia Eko Yuli melakukan angkatan 'Snatch' angkat besi putra grup A nomor 62 kg Asian Games ke-18 di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (21/8). (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Eko Yuli Irawan pribadi kurang setuju. Menurutnya, saat ini atlet lapis dua (second layer) cabor-cabor di Indonesia tidak semuanya matang dan siap berkompetisi. Meskipun atlet di daerah banyak, terkadang pembinaan hanya terpusat di pelatnas induk cabor.
"Pasti berat selalu jadi andalan. Perjuangan tidak mudah untuk ke Kejuaraan Dunia atau Olimpiade, harus persiapan dan pembinaan jangka panjang. Untuk menurunkan second layer, mereka juga harus masuk pelatnas. Kalau ada latihan jangka panjang, suatu saat nanti mereka bisa lawan senior," tuturnya.
"Pekerjaan rumah pemerintah adalah membuat pelatnas untuk lapis dua dan tiga, seperti adanya pelatnas senior. Yang pasti saya akan main terus. Untuk berat badan tidak jadi masalah, sudah biasa di angkat besi dan lebih menenangkan diri saja," ucap Eko Yuli.
ADVERTISEMENT