Fabio Rochemback dan Aktivitas Kriminal Pasca-Sepak Bola

11 Oktober 2017 23:09 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fabio Rochemback kala memperkuat Sporting. (Foto: AFP/Francisco Leong)
zoom-in-whitePerbesar
Fabio Rochemback kala memperkuat Sporting. (Foto: AFP/Francisco Leong)
ADVERTISEMENT
Ketika seorang pesepak bola berhenti bermain secara profesional, proses transisi menjadi seorang "warga sipil" memang tidak selalu mudah. Lapangan pekerjaan yang masih satu napas memang ada, tetapi jumlahnya tidaklah banyak.
ADVERTISEMENT
Menjadi pelatih, misalnya, memang salah satu jalan paling logis yang bisa ditempuh seorang mantan pemain. Akan tetapi, untuk menjadi seperti Josep Guardiola, Antonio Conte, atau Mauricio Pochettino tentu bukan perkara mudah. Selain butuh keahlian yang lebih dan lain dari yang lain, terkadang ada unsur keberuntungan juga di sana.
Pun demikian dengan menjadi analis di televisi. Meski terlihat lebih mudah dibanding menjadi pelatih, tidak semua mantan pemain bisa menjadi sehebat Gary Neville dalam memberikan insight seputar pertandingan. Dengan makin meningkatnya kecerdasan para penikmat sepak bola, mereka yang sekelas Neville-lah yang pada akhirnya bakal bisa bertahan lama.
Dari sini, tak mengherankan jika banyak dari para mantan pesepak bola itu yang kemudian banting setir ke profesi lain. Ada dari mereka yang masih berkutat di bidang olahraga, seperti Jose Santiago Canizares dan Fabien Barthez yang kini menekuni dunia balap mobil. Atau ada pula Rio Ferdinand yang belum lama ini mengumumkan bakal menjadi petinju profesional.
ADVERTISEMENT
Lalu, ada pula dari mereka yang memutuskan untuk betul-betul angkat kaki dari dunia olahraga. Gabriel Batistuta, misalnya, kini memiliki perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Lalu, mantan bek kiri Roma dan Tim Nasional Prancis, Vincent Candela, kini punya perusahaan yang memproduksi anggur.
Itu contoh dari mereka yang berhasil. Akan tetapi, tidak semua dari mereka cukup beruntung untuk bisa memiliki mata pencaharian yang stabil dan bermartabat.
Bagi Anda yang sudah cukup lama mengikuti Manchester United, rasanya tidak asing dengan nama Ronnie Wallwork. Pria yang dulu bermain sebagai bek tengah itu adalah alumnus akademi United dan sempat digadang-gadang bakal menjadi penerus Class of '92 bersama Danny Higginbotham serta Luke Chadwick.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2011 lalu, Wallwork yang akhirnya sempat cukup lama berkostum West Bromwich Albion itu sempat dijebloskan ke penjara. Alasannya, sosok yang kadang-kadang juga dimainkan sebagai gelandang bertahan itu dianggap terlibat dalam jaringan pencurian mobil. Ketika itu, hakim menjatuhkan hukuman 15 bulan penjara kepadanya.
Nah, bicara soal pesepak bola dan penjara, baru-baru ini ada satu nama cukup tenar lain yang mencuri perhatian (dan ingatan) publik karena aktivitas kriminalnya. Pemain yang dimaksud di sini adalah Fabio Rochemback.
Rochemback (8) saat memperkuat Timnas Brasil. (Foto: AFP/Vanderlei Almeida)
zoom-in-whitePerbesar
Rochemback (8) saat memperkuat Timnas Brasil. (Foto: AFP/Vanderlei Almeida)
Bagi para pembaca yang belum cukup tua untuk mendengar nama Rochemback, di sini kami beri tahu sedikit. Dulu, pemain asal Brasil ini namanya mencuat bersama Barcelona pada awal 2000-an. Ketika itu, bersama dirinya muncul pula Thiago Motta yang sampai kini masih menjadi salah satu andalan Paris Saint-Germain.
ADVERTISEMENT
Meski namanya mencuat bersama Barcelona, Rochemback baru benar-benar bisa menunjukkan kapabilitasnya kala bermain untuk Sporting CP dan Middlesbrough. Dengan kemampuan teknikalnya yang berada di atas rata-rata, Rochemback menjadi kreator utama serangan kedua kesebelasan itu.
Puncaknya adalah ketika dia membawa Sporting ke final Piala UEFA 2004/05 dan Middlesbrough, juga ke final Piala UEFA, setahun setelahnya. Tak hanya itu, tujuh caps bersama Tim Nasional Brasil pun berhasil didapatkannya kala itu.
Namun, nama Rochemback perlahan-lahan menghilang, terutama ketika dia memutuskan kembali ke Brasil pada 2009 lalu untuk memperkuat Gremio. Akhirnya, meski sempat berpetualang ke China bersama Dalian Aerbin selama tiga musim, pria kelahiran 10 Desember 1981 ini gantung sepatu tahun 2014 lalu tatkala memperkuat klub amatir Ipiranga.
ADVERTISEMENT
Rochemback (kiri) saat di Middlesbrough. (Foto: AFP/Paul Ellis)
zoom-in-whitePerbesar
Rochemback (kiri) saat di Middlesbrough. (Foto: AFP/Paul Ellis)
Lama tak terdengar kabarnya, nama Rochemback akhirnya kembali ke kuping publik. Sayang, hal ini terjadi karena alasan yang salah.
Pada Selasa (10/10/2017) waktu setempat, Fabio Rochemback dikabarkan ditangkap kepolisian negara bagian Rio Grand do Sul, Brasil, dalam sebuah operasi besar-besaran untuk membongkar sindikat sabung ayam. Menurut laporan Globo, dalam operasi itu, disita sejumlah barang bukti berupa 89 ekor ayam jantan dan uang senilai 100 ribu dolar AS. 57 orang ditangkap dalam penggrebekan itu.
Namun, kabar ditangkapnya Rochemback itu sedikit dibantah oleh sang ayah, Juarez. Menurutnya, saat terjadi operasi tersebut, Fabio Rochemback sedang tidak berada di lokasi. Namun, kata Juarez lagi, saat ini anaknya sudah bertolak menuju Porto Alegre yang merupakan ibu kota Rio Grande do Sul.
ADVERTISEMENT
Di Brasil, sabung ayam memang merupakan aktivitas ilegal dan berdasarkan lansiran Bleacher Report, Rochemback sudah terlibat di sana sejak tahun 2011 lalu. Jika dilacak berdasarkan rekam jejak kariernya, berarti Rochemback sudah "menekuni" hal ini semenjak masih berkostum Gremio.
Duh, ada-ada saja memang para pesepak bola ini.